Gara-Gara Memegang dan Tercakar Kelelawar Rabies, Bocah 6 Tahun Meninggal Dunia
Menyayangi hewan memang harus ditanamkan pada anak sejak kecil. Namun, bukan berarti Moms tidak mengawasi anak saat bermain dengan hewan, apalagi hewan liar. Jangan sampai kisah yang terjadi pada bocah berusia 6 tahun di Florida, Amerika Serikat ini menimpa buah hati Moms!
Bocah malang tersebut bernama Ryker Roque, yang meninggal karena tercakar kelelawar yang terinfeksi virus rabies. Ironisnya, kelelawar yang sakit tersebut ditemukan oleh ayah Ryker, Henry.
Dikutip dari dailymail.cp.uk, sang ayah yang menemukan kelelawar sakit di taman rumah mereka segera menaruh hewan liar tersebut didalam sebuah ember. Sang ayah telah melarang Ryker untuk tidak mendekati dan menyentuh kelelawar tersebut, tapi Ryker malah memegangnya dan terkena cakar.
Sebenarnya, Ryker bisa saja tertolong jika sesaat setelah tercakar dan terinfeksi rabies, ia segera mendapatkan vaksin. Namun orang tua Ryker lebih memilih untuk membersihkan lukanya saja dengan air karena sang anak menangis begitu mendengar jika ia akan di suntik.
Seminggu setelah tercakar, jari-jari Ryker mulai mati rasa. Ia pun mulai berhalusinasi dan tidak bisa berjalan. Saat diperiksa di rumah sakit, ternyata virus rabies telah menginfeksi otak Ryker dan satu-satunya jalan adalah memasukkan bocah tersebut ke perawatan eksperimental yang disebut Milwaukee Protocol.
Baca Juga : Bahaya! Jauhkan 5 Benda Ini dari Si Kecil
Di saat koma, maka aktivitas otak pasien akan melambat, sehingga diharapkan kerusakan otak lebih minimal sementara sistem kekebalan pasien menyerap obat yang diberikan untuk membunuh virus. Namun akhirnya, nyawa Ryker tak tertolong, dan ia menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Perlu Moms ketahui bahwa virus rabies dapat menyebar ke manusia melalui gigitan, cakaran, maupun goresan dari hewan yang terinfeksi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kebanyakan kasus rabies pada manusia ditularkan oleh hewan liar, seperti rakun, sigung, kelelawar, dan rubah.
Gejala awal meliputi demam, sakit kepala dan lemas. Seiring perkembangan penyakit ke otak, pasien mengalami halusinasi, peningkatan air liur, kebingungan, kelumpuhan dan biasanya meninggal dalam beberapa hari.
Kebanyakan, saat gejala rabies terdeteksi, biasanya terlambat untuk menyelamatkan pasien karena menginfeksi sistem saraf pusat dan menyebar ke otak. Menurut CDC, rabies telah membunuh lebih dari 60.000 orang setiap tahun di seluruh dunia, kebanyakan anak-anak di Afrika dan Asia.
Foto : dailymail.co.uk
(CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.