Berbagai Gejala Diare Pada Bayi yang Tak Boleh Diremehkan
Pencernaan bayi masih cukup sensitif. Maka itu, bayi yang baru lahir hingga berusia 6 bulan sebaiknya diberikan ASI karena mudah dicerna dan tidak menimbulkan alergi.
Meski terkadang sudah memberikannya ASI atau makanan pendamping yang sesuai ketika bayi berusia 6 bulan, Si Kecil masih mungkin terkena diare.
Diare alias buang-buang air besar tidak boleh diremehkan, apalagi jika terjadi pada bayi yang baru lahir. Pasalnya sang bayi akan berisiko alami dehidrasi.
Lantas sebenarnya gejala diare pada bayi yang seperti apa yang harus dicemaskan para orang tua? Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi diare pada bayi?
Baca Juga: Yuk Cari Tahu 10 Manfaat Baby Yoga untuk Perkembangan Bayi
Gejala Diare Pada Bayi
Diare yang umumnya terjadi akibat infeksi bakteri, alergi makanan, dan keracunan makanan ini tidak boleh disepelekan.
Bayi yang setidaknya sudah mengalami diare selama dua hari, sangat rentan terkena dehidrasi.
Jika hal ini dibiarkan, sang buah hati akan kekurangan cairan dan berdampak buruk bagi kesehatannya.
Berikut beberapa gejala diare pada bayi yang harus dikhawatirkan:
- Jarang buang air kecil
- Terus-terusan rewel dan nangis
- Mulut kering
- Menangis tapi tidak mengeluarkan air mata
- Kulit terlihat lebih kering
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Diare pada Bayi
Bila sang buah hati masih kurang dari 6 bulan, Moms juga harus segera meminta pertolongan darurat:
- Demam di atas 39 derajat celcius
- Perut sakit
- Muntah
- BAB berdarah, berubah kemerahan atau kehitaman
Mengatasi Diare Pada Bayi
Selain membawa sang buah hati ke dokter, Moms juga bisa melakukan beberapa hal agar diare pada bayi bisa segera pulih:
1. Berikan bayi banyak cairan
Dilansir dari American Academy of Pediatrics, salah satu cara untuk mencegah dehidrasi pada bayi akibat diare adalah dengan memberikannya banyak minum. Bila Si Kecil masih dalam masa ASI eksklusif, Moms bisa menyusuinya lebih sering lagi.
Tetap jangan berikan air selain ASI bila sang buah hati masih di bawah usia 6 bulan ya, Moms. Ini karena bisa menggagalkan ASI eksklusif. Sebaiknya konsultasikan dulu pada dokter sebelum memberikan air selain ASI.
Nah, kalau sang bayi berusia di atas 6 bulan, Moms bisa membuat makanan pendamping ASI yang mengandung cairan cukup banyak. Moms juga bisa memberikan si bayi buah-buahan yang mengandung banyak air.
2. Berikan MPASI yang tepat
Selain penuh dengan cairan, Moms bisa memilih MPASI yang mengandung serat larut air.
Jenis serat ini dapat mengikat cairan dalam tubuh si bayi, sehingga diare pun berkurang.
Sumber serat larut air yang bisa diberikan misalnya pisang. Jangan memberikan makanan yang bisa memicu diare pada bayi lebih parah seperti makanan yang digoreng dan jus kemasan.
Baca Juga: 4 Cara Menghindari Kepala Bayi Peyang
3. Mencegah lecet pada area pantat bayi
Jika bayi sedang diare, sangat mungkin ia juga mengalami iritasi di area pantat. Supaya kulit si bayi tidak kian iritasi, Moms bisa melakukan hal berikut:
- Mengganti popok sesering mungkin
- Bilas dengan air bagian pantat dan anus Si Kecil setiap ia diare.
- Keringkan bagian pantatnya dulu sebelum ia dipakaikan popok.
- Gunakan krim pelembap di area tersebut.
(IA/ERW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.