8 Penyebab Gusi Bernanah dan Cara Mengobatinya, Catat Moms!
Pernah mengalami gusi bernanah dan bengkak, Moms? Selain rasanya nyeri tak karuan, gusi bernanah juga membuat kita jadi susah makan.
Pada beberapa kasus, gusi bernanah dapat menyebabkan komplikasi yang serius.
Oleh karenanya, tidak boleh disepelekan dan dibiarkan tanpa mengobatinya.
Mengutip Medical News Today, gusi bernanah adalah kondisi abses gusi atau dikenal juga sebagai abses periodental.
Jika mengalami abses gusi ini, akan muncul benjolan cairan berwarna putih kekuningan, kuning kecoklatan dan kehijauan pada jaringan gusi.
Cairan nanah mengandung jaringan mati, sel dan bakteri, yang kadang berbau busuk sehingga menyebabkan bau mulut.
Kemunculan benjolan nanah ini merupakan reaksi alami tubuh melawan infeksi yang terjadi pada area tertentu pada tubuh.
Karena munculnya pada gusi, berarti terdapat infeksi pada area gusi dan gigi, Moms.
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Bau Mulut pada Anak, Pastikan Jaga Kebersihan Mulutnya dengan Cermat!
Penyebab Gusi Bernanah
Di dalam mulut terdapat bakteri baik dan bakteri jahat.
Bakteri jahat yang menumpuk akan menjadi plak dan karang gigi, sehingga menyebabkan kerusakan gigi.
Apabila bakteri jahat tersebut masuk ke dalam jaringan terbuka dan berkembang biak, akan terjadi infeksi atau peradangan berupa benjolan atau kantong nanah.
Penyebab gusi bernanah atau abses gusi ada beragam.
Untuk itu, Moms perlu mengetahui apa saja penyebabnya agar bisa mencegah kondisi ini.
Yuk, simak penyebab ragam gusi bernanah berikut ini!
Baca Juga: Bisa Menyakitkan, Tengok Penyebab Sariawan di Gusi dan Cara Mencegahnya
1. Gingivitis
Gingivitis atau radang gusi merupakan peradangan yang ditandai dengan gusi kemerahan, bengkak dan terdapat nanah antara gigi dan gusi.
Biasanya kondisi ini disebabkan karena pembentukan plak akibat sisa makanan pada gigi dan gusi, yang bercampur dengan bakteri dalam mulut.
Plak yang dibiarkan dan tidak dibersikan akan mengeras menjadi karang gigi.
Siapa pun bisa mengalami gingivitis terutama mereka yang tidak menjaga kebersihan dan kesehatan mulut dengan baik, usia lanjut, merokok, dan mengonsumsi obat tertentu.
2. Penyakit Periodontitis
Gingivitis yang tidak dirawat dan diobati, berisiko berlanjut menjadi peridontitis, dimana terbentuk celah atau kantong di antara gigi dan gusi.
Kantong tersebut dapat menyebabkan bakteri menginfeksi semakin dalam dan merusak jaringan dan tulang pada gusi.
Selain terdapat benjolan nanah di antara gusi dan gigi, peridontitis juga ditandai dengan:
- Rasa nyeri saat mengunyah.
- Gigi goyang dan tanggal.
- Napas berbau tidak sedap.
3. Perubahan Hormonal
Ketika hamil, kebanyakan bumil mengalami radang gusi atau gingivitis yang ditandai dengan gusi berdarah dan kadang muncul nanah.
Hal ini disebabkan karena saat hamil terjadi perubahan hormon yang membuat tubuh memproduksi darah lebih banyak daripada biasanya.
Gingivitis tidak hanya terjadi pada kehamilan saja, namun juga karena perubahan hormon yang disebabkan pubertas, menopause dan menstruasi yang datang setiap bulan.
Baca Juga: Sakit Gigi pada Ibu Hamil, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Mengidap Penyakit Tertentu
Beberapa penyakit tertentu yang mengganggu sistem kekebalan tubuh dapat mempengaruhi radang pada gusi.
Contohnya kanker, diabetes dan HIV.
Akibat sistem kekebalan tubuh yang terganggu akan membuat tubuh lebih sulit melawan bakteri penyebab penyebab infeksi, termasuk penyakit periodontal dan gigi berlubang.
5. Mengonsumsi Obat-obatan
Seseorang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu atau sedang dalam pengobatan lebih mungkin mengalami radang gusi dan gusi bernanah.
Ini karena beberapa obat tertentu memiliki efek samping mengurangi produksi dan aliran liur.
Sehingga membuat mulut kering yang mendorong bakteri menyebar dengan lebih mudah.
6. Kekurangan Vitamin
Tidak mendapatkan vitamin, khususnya vitamin C yang cukup dapat mengakibatkan penyakit gusi.
Untuk mencegahnya, pastikan rutin mengonsumsi makanan yang kaya dengan vitamin C, minum banyak air dan hindari makanan manis yang berlebihan.
Vitamin C banyak ditemukan dalam buah-buahan seperti jeruk, nanas, mangga dan semangka.
7. Merokok
Merokok dapat mengganggu fungsi normal pada sel-sel jaringan gusi sehingga menyebabkan mulut lebih rentan mengalami penyakit gusi.
Oleh karenanya, hilangkan kebiasaan merokok karena dapat membahayakan kesehatan, termasuk infeksi gusi.
8. Riwayat Keluarga
Apabila orang tua atau anggota keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit gingivitis dan periodontitis, Moms kemungkinan akan lebih mudah mengalami radang gusi dan gusi bengkak bernanah.
Untuk itu, penting bagi Moms selalu menjaga kebersihan dan kesehatan gigi agar tidak mengalami kondisi ini, ya!
Baca Juga: 5 Cara Mudah Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut Anak
Merawat dan Mengobati Gusi Bernanah
Moms, jangan menunda konjungan ke dokter gigi jika mengalami gejala abses gusi atau gusi bernanah.
Kondisi ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya.
Oleh karenanya, segera melakukan pemeriksaan ke dokter gigi agar kondisi abses gusi dapat tertangani dengan baik dan cepat.
Biasanya dokter gigi akan mengidentifikasi masalah gusi bernanah dan bengkak terlebih dahulu sebelum melakukan prosedur perawatan dan pengobatan.
Berikut adalah beberapa prosedur yang dilakukan dokter gigi dalam mengobati peradangan pada gusi.
1. Membersihkan Karang Gigi (Scaling)
Seperti dijelaskan sebelumnya, abses gusi atau gusi bernanah disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk.
Salah satunya, adanya pembentukan plak akibat sisa makanan pada gigi dan gusi, yang bercampur dengan bakteri dalam mulut.
Untuk membersihkan plak yang mengeras menjadi karang gigi, dokter gigi akan menyarakan melakukan scaling dan root planning.
Ini merupakan prosedur menghilangkan plak dan karang gigi dari atas dan bawah garis gusi
Baca Juga: Anak Punya Kebiasaan Menggigit Kuku? Ini Penyebab dan Cara Menghentikannya
2. Pembersihan Kantong Nanah
Nanah pada gusi juga dapat diobati dengan memecahkan dan menguras cairan nanah pada gusi hingga kering.
Biasanya dokter akan melakukan prosedur memecahkan nanah dengan membuat lubang kecil agar cairan nanah bisa keluar dan kempes.
Ingat Moms, prosedur ini hanya bisa dilakukan dokter gigi dan hindari melakukannya sendiri di rumah, ya!
3. Mencabut Gigi
Pada kasus tertentu, dokter akan menyarankan pencabutan gigi.
Sebelumnya, dokter akan melakukan rontgen gigi untuk melihat apakah abses memengaruhi jaringan gusi dan pengeroposan tulang.
Apabila tingkat pengeroposan tulang pada gusi tergolong parah dan gigi tidak bisa dipertahankan lagi, maka dokter akan melakukan pencabutan gigi.
Baca Juga: Ini Dia 9 Obat Gusi Bengkak Ampuh yang Juga Bisa Hilangkan Nyeri
4. Pengobatan Antibiotik
Selain melakukan prosedur untuk menghilangkan dan mengobati infeksi pada gusi, dokter gigi juga akan meresepkan antibiotik.
Antibiotik dapat membantu meredakan pembengkakan dan menghentikan penyebaran infeksi ke area lain dari tubuh.
Apabila area peradangan terasa rasa sakit, dokter gigi juga akan meresepkan obat pereda nyeri.
Perlu Moms ketahui, kalau tidak ada cara untuk mengobati abses gusi atau gusi bernanah di rumah.
Semua pengobatan dan penanganan wajib dilakukan oleh ahlinya yaitu dokter gigi.
Moms bisa meminimalisir rasa nyeri dengan mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen.
Hindari juga mengonsumsi makanan panas atau dingin, juga pedas dan asam yang dapat memperparah radang pada gusi.
Baca Juga: 7 Penyebab Gusi Bengkak dan Cara Mengatasinya, Moms Wajib Tahu!
Selain itu, ingat prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati ya, Moms!
Agar tidak mengalami abses gusi, sebaiknya sedari sekarang selalu menjaga kesehatan dan kebersihan mulut dengan rajin menggosok gigi 2-3 kali sehari.
Ini dapat mencegah sisa makanan menumpuk pada gigi dan gusi, dan lakukan flossing setidaknya satu kali dalam sehari.
Pastikan juga untuk memeriksakan gigi ke dokter minimal 6 bulan sekali agar dokter dapat mendiagnosis masalah mulut untuk mencegah penyakit dan infeksi.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560625/
- https://www.healthline.com/health/gum-abscess#prevention
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/gum-abscess#causes
- https://www.listerine.com/gum-disease-healthy-gums/common-causes-gum-disease
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.