Hati-hati, Darah Tinggi Bisa Sebabkan Komplikasi Kehamilan!
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan yang paling umum ditemui selama kehamilan, dengan komplikasi 2-3 persen dari kehamilan. Tekanan darah tinggi selama kehamilan tidak selalu berbahaya. Bahkan kebanyakan ibu hamil darah tinggi dapat memiliki kehamilan normal.
Namun tekanan darah tinggi selama kehamilan, entah kondisi itu berkembang sebelum atau setelah pembuahan tentu membutuhkan perawatan serius. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini lebih memungkinkan ibu dan si bayi mengalami komplikasi kehamilan.
Lalu, apakah sebenarnya tekanan darah tinggi?
Tekanan darah terjadi ketika darah mendorong dinding arteri saat jantung berdetak. Sejumlah tekanan tertentu diperlukan agar darah dapat bergerak ke seluruh tubuh, tapi terlalu banyak tekanan dapat menyebabkan masalah serius.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan ditentukan dengan pembacaan hasil 140/90 atau lebih tinggi, bahkan jika hanya satu nomor lebih tinggi. Tekanan darah tinggi akut adalah 160/110 atau lebih tinggi.
Penyebab Darah Tinggi
Lantas apakah sebenarnya penyebab darah tinggi? Inilah yang perlu Moms ketahui tentang tekanan darah tinggi dan kehamilan. Menurut National Heart, Lung, dan Blood Institute (NHLBI), ada beberapa kemungkinan penyebab darah tinggi selama kehamilan. Diantaranya adalah:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Gaya hidup tidak sehat atau kurang aktif
- Merokok
- Minum alkohol
- Kehamilan pertama, namun untungnya risiko hipertensi dapat berkurang pada kehamilan berikutnya dengan pasangan yang sama
- Riwayat keluarga hipertensi terkait dengan kehamilan
- Hamil kembar, disebabkan tingkat stres yang meningkat karena kehamilan lebih dari 1 bayi
- Usia (lebih dari 40), semakin tua Moms, maka risiko akan semakin tinggi
- Teknologi bantuan (seperti bayi tabung atau IVF)
- Memiliki penyakit diabetes atau ginjal
- Pernah mengalami preeclampsia pada kehamilan sebelumnya
- Gizi buruk
Tipe Kondisi Hipertensi Selama Kehamilan
Gangguan hipertensi selama kehamilan diklasifikasikan menjadi 4 kategori, seperti yang direkomendasikan oleh the National High Blood Pressure Education Program Working Group mengenai Tekanan Darah Tinggi dalam Kehamilan:
1. Hipertensi kronis. Yaitu tekanan darah tinggi yang muncul sebelum kehamilan atau yang terjadi sebelum 20 minggu kehamilan. Tetapi karena biasanya tidak memiliki gejala, akan sulit untuk menentukan kapan mulai muncul.
2. Preeklamsia-eklamsia. Hipertensi kronis atau hipertensi gestasional bisa menyebabkan preeklamsia, komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, biasanya timbul setelah 20 minggu kehamilan. Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi yang serius bahkan fatal bagi ibu dan bayi.
3. Hipertensi kronis dengan superimposed preeklamsia. Kondisi ini terjadi pada wanita dengan hipertensi kronis sebelum kehamilan yang kemudian memperparah tekanan darah tinggi dan protein dalam urine atau komplikasi kehamilan lainnya.
4. Hipertensi gestasional (hipertensi kronis yang diidentifikasi di paruh kedua kehamilan atau hipertensi yang terpicu selama hamil). Wanita dengan hipertensi gestasional memiliki tekanan darah tinggi yang meningkat setelah 20 minggu kehamilan. Tidak ada kelebihan protein dalam urine atau tanda-tanda lain dari kerusakan organ. Beberapa wanita dengan hipertensi gestasional akhirnya mengarah pada preeklamsia.
Komplikasi Tekanan Darah Tinggi
Berikut adalah beberapa komplikasi kehamilan karena tekanan darah tinggi:
1. Preeklamsia. Jika tekanan darah tinggi berkembang setelah 20 minggu kehamilan dan ada protein dalam urine Moms, atau jika ada tanda-tanda organ tertentu tidak bekerja dengan benar, ini bisa menandakan kondisi serius yang disebut preeklamsia. Preeklamsia yang berkembang karena Moms sudah memiliki tekanan darah tinggi disebut 'superimposed preeklamsia'.
2. Menghambat pertumbuhan janin. Tekanan darah tinggi dapat berarti bahwa bayi tidak mendapatkan oksigen, lahir prematur, atau bahkan dalam beberapa kasus tertentu, meninggal dalam kandungan.
3. Kelahiran prematur. Jika komplikasi berkembang, atau sepertinya bayi tidak tumbuh dengan baik, mungkin perlu dilahirkan lebih awal. Semakin parah tekanan darah tinggi, maka semakin besar kemungkinan kelahiran prematur.
4. Kelahiran caesar. Ibu hamil darah tinggi berisiko melahirkan dengan operasi caesar (c-section), yang merupakan operasi yang dapat menyebabkan komplikasi lain.
5. Abrupsio plasenta. Dalam kondisi ini, plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum proses melahirkan. Ada beberapa tingkat abrusio plasenta yang berbeda, dan pada kasus yang berat, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen dan perlu segera dilahirkan. Namun jika kondisi ini terjadi, plasenta akan rusak dan Moms juga kemungkinan akan mengalami pendarahan yang hebat. Kedua hal ini bisa membahayakan nyawa Moms dan si Kecil.
6. Berkembangnya penyakit kardiovaskular. Apabila Moms sudah sampai pada tahap preeklamsia, maka mulailah waspada pada risiko terkena penyakit kardiovaskular setelah persalinan, khususnya pada kelahiran prematur.
Pencegahan Hipertensi Dalam Kehamilan
Apa yang dapat Moms lakukan untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan? Merawat diri sendiri adalah cara terbaik untuk merawat bayi dalam kandungan Moms. Sebagai contoh:
- Kunjungi dokter atau bidan secara teratur selama masa kehamilan.
- Rutin mengonsumsi obat tekanan darah tinggi seperti yang telah disarankan. Dokter akan meresepkan obat yang paling aman pada dosis yang paling tepat.
- Tetap jalani hidup aktif. Ikuti anjuran dokter atau bidan untuk aktivitas fisik yang aman selama kehamilan.
- Konsumsi makanan yang sehat. Pilihlah makanan rendah sodium (garam) dan berlemak.
- Mengetahui pantangan dalam kehamilan. Hindari merokok, alkohol dan obat-obatan terlarang. Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum konsumsi obat apa pun.
Ibu hamil darah tinggi memang sangat berisiko. Menurut Moms, bagaimanakah cara mencegah hal itu?
(ROS)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.