Mengenal Henti Jantung, Penyebabnya Bisa Karena Stres Lho!
Apa sebenarnya kondisi henti jantung? Seperti apa penyebabnya dan adakah langkah pencegahan yang bisa dilakukan?
Jantung memang merupakan organ vital yang perlu dijaga kesehatannya. Ada banyak penyakit dan kondisi mematikan yang bisa dialami jantung Moms.
Salah satunya, kondisi henti jantung.
Sesuai dengan namanya, henti jantung secara umum adalah kondisi jantung berhenti berfungsi.
Henti jantung jadi momok yang menakutkan bagi setiap orang ya Moms. Fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran secara tiba-tiba akan berhenti ketika seseorang mengalami henti jantung.
Seperti apa henti jantung yang sebenarnya? Apa penyebab dan gejalanya? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Mengenal Kondisi Henti Jantung
Kondisi henti jantung biasanya disebabkan oleh masalah pada sistem kelistrikan jantung, yang mengganggu tindakan pemompaan jantung dan menghentikan aliran darah ke tubuh.
Henti jantung atau dikenal dengan sudden cardiac arrest (SCA) adalah suatu kondisi di mana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba dan tidak terduga.
Jika ini terjadi, darah berhenti mengalir ke otak dan organ vital lainnya.
Melansir National Heart, Lung, and Blood Institute, jika tidak segera diobati, henti jantung dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit setelah serangan terjadi.
Namun, dengan perawatan medis yang cepat dan tepat memungkinkan pasien untuk bertahan hidup.
Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung, yang disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah ke bagian jantung.
Serangan jantung terkadang dapat memicu gangguan listrik yang menyebabkan henti jantung. Dan bagaimanapun, serangan ini dapat terjadi setelah atau selama pemulihan dari serangan jantung.
Untuk memahami sudden cardiac arrest atau henti jantung, ada baiknya Moms memahami cara kerja jantung. Jantung memiliki sistem kelistrikan yang mengontrol kecepatan dan irama detak jantung.
Jika ada yang tidak beres, jantung Moms bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur (aritmia).
Seringkali aritmia ini singkat dan tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis dapat menyebabkan serangan henti jantung.
Baca Juga: Penyebab Nyeri Dada dan Gejalanya, Ternyata Tidak Melulu karena Sakit Jantung
Penyebab Henti Jantung
Penyebab umum serangan jantung atau henti jantung mendadak adalah irama jantung yang tidak normal (aritmia). Kondisi ini terjadi ketika sistem kelistrikan jantung tidak bekerja dengan benar.
Kondisi jantunglah yang dapat menyebabkan henti jantung. Hal itulah yang membuat orang dengan penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi mendapat serangan henti jantung.
Meski begitu, serangan henti jantung juga dapat terjadi pada orangyang tampak sehat dan tidak diketahui memiliki penyakit jantung atau faktor risiko lain untuk serangan henti jantung.
Namun, aritmia yang mengancam jiwa biasanya berkembang pada seseorang dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya, mungkin tidak terdiagnosis.
Berikut adalah penyebab serangan henti jantung seperti dilansir Mayo Clinic dan National Heart, Lung, and Blood Institute.
Baca Juga: 8 Penyebab Tulang Rusuk Sakit Sebelah Kiri, Salah Satunya Tanda Gangguan Jantung!
1. Penyakit Anti Koroner
Sebagian besar kasus henti jantung terjadi pada orang yang memiliki penyakit arteri koroner, di mana arteri menjadi tersumbat oleh kolesterol dan endapan lainnya, sehingga mengurangi aliran darah ke jantung.
2. Serangan Jantung
Jika henti jantung terjadi, seringkali sebagai akibat dari penyakit arteri koroner yang parah, dapat memicu fibrilasi ventrikel dan henti jantung.
Juga, serangan jantung dapat meninggalkan jaringan parut di jantung. Arus pendek listrik di sekitar jaringan parut dapat menyebabkan kelainan pada irama jantung.
3. Pembesaran Jantung (Kardiomiopati)
Penyebab henti jantung ini terjadi terutama ketika dinding otot jantung meregang dan membesar atau menebal. Kemudian otot jantung tidak normal, suatu kondisi yang sering menyebabkan aritmia.
4. Penyakit Jantung Katup
Kebocoran atau penyempitan katup jantung dapat menyebabkan peregangan atau penebalan otot jantung.
Ketika bilik menjadi membesar atau melemah karena tekanan yang disebabkan oleh katup yang kencang atau bocor, ada peningkatan risiko terkena aritmia.
5. Cacat Jantung Sejak Lahir
Bila serangan henti jantung terjadi pada anak-anak atau remaja, bisa jadi karena penyakit jantung bawaan.
Orang dewasa yang telah menjalani operasi korektif untuk cacat jantung bawaan masih memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung mendadak.
6. Masalah Listrik di Jantung
Pada beberapa orang, masalahnya ada pada sistem kelistrikan jantung itu sendiri, bukan masalah pada otot atau katup jantung.
Ini disebut kelainan irama jantung primer dan termasuk kondisi seperti sindrom Brugada dan sindrom QT panjang.
7. Stres Fisik
Jenis stres fisik tertentu dapat menyebabkan sistem kelistrikan jantung Moms gagal hingga menyebabkan henti jantung. Contohnya meliputi aktifitas fisik yang intens.
Hormon adrenalin dilepaskan selama aktivitas fisik yang intens. Hormon ini dapat memicu henti jantung pada orang yang memiliki masalah jantung.
Kadar kalium atau magnesium dalam darah sangat rendah. Mineral ini memainkan peran penting dalam sinyal listrik jantung.
8. Perubahan Struktural di Jantung
Perubahan ukuran atau struktur normal jantung dapat mempengaruhi sistem kelistrikannya yang menyebabkan henti jantung.
Contoh perubahan tersebut termasuk pembesaran jantung karena tekanan darah tinggi atau penyakit jantung lanjut. Infeksi jantung juga dapat menyebabkan perubahan struktural pada jantung.
Baca Juga: Fakta Dibalik 3 Mitos Penyakit Jantung yang Sering Dipercaya
9. Risiko Henti Jantung dan Hubungan Seks
Serangan henti jantung sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner, tetapi beberapa faktor juga menempatkan Moms pada risiko penyakit arteri koroner yang menyebabkan serangan henti jantung.
Beberapa faktor risiko tesebut di antaranya, riwayat keluarga penyakit arteri koroner, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol darah tinggi, kegemukan, diabetes, dan gaya hidup tidak aktif.
Namun yang mungkin menjadi pertanyaan tambahan Moms tentang serangan jantung mendadak ini adalah apakah berhubungan seks berisiko terkena serangan henti jantung?
Melansir Live Science, kemungkinan serangan henti jantung saat berhubungan seks memang ada.
Namun, sebuah studi baru menunjukkan faktor tersebut jarang terjadi. Studi ini adalah studi pertama yang meneliti aktivitas seksual sebagai pemicu potensial serangan jantung mendadak di antara populasi umum.
Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology itu, peneliti menganalisis informasi dari lebih dari 4.500 orang yang mengalami serangan henti jantung.
Hasil studi menemukan, di antara kasus tersebut, kurang dari 1% serangan jantung terjadi selama atau segera setelah aktivitas seksual.
Serangan jantung saat melakukan hubungan seks menjadi kasus langka. Studi itu menemukan, 94% dari kasus tersebut terjadi para pria. Sementara 1 kasus dalam 1.000 kasus serangan henti jantung saat melakukan hubungan seks terjadi pada wanita.
Orang yang mengalami serangan jantung mendadak saat berhubungan seks cenderung sedikit lebih muda, rata-rata berusia sekitar 60 tahun, dibandingkan mereka yang mengalami serangan jantung mendadak di waktu lain, yang rata-rata berusia sekitar 65 tahun.
Baca Juga: Sakit Flu Bisa Memicu Penyakit Jantung, Kok Bisa?
Gejala Henti Jantung
Meski serangan henti jantung sering terjadi tanpa peringatan, tetapi para penderitanya juga memiliki gejala yang mungkin terjadi saat serangan. Bahkan mungkin terlihat sebelum serangan terjadi.
Moms bisa mengenalinya dengan tanda-tanda seperti kolaps tiba-tiba, tidak ada denyut, tidak bernafas, hilang kesadaran.
Selain itu, terkadang tanda dan gejala lain terjadi sebelum serangan henti jantung terjadi, seperti dada terasa tidak nyaman, sesak nafas, lemas, jantung berdebar cepat (palpitasi), sakit kepala ringan, pingsan atau hampir pingsan.
Ketika jantung berhenti, kekurangan darah yang kaya oksigen dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen dalam beberapa menit.
Waktu sangat penting ketika Moms membantu orang yang tidak sadar yang tidak bernapas.
Baca Juga: Pekerjaan Rumah Bantu Jantung Jadi Sehat
Mengatasi Henti Jantung
Saat menghadapi situasi atau mengalami salah satu dari gejala henti jantung tersebut, Moms bisa langsung menguhubungi bantuan medis darurat sebelum memulai Cardiopulmonary Resuscitation atau resusitasi jantung paru yang biasa dikenal dengan sebutan CPR.
Periksa pernapasan orang tersebut dengan cepat. Jika orang tersebut tidak bernapas secara normal, mulailah CPR.
Dorong dengan keras dan cepat di dada orang tersebut dengan kecepatan 100 hingga 120 kompresi per menit.
Jika Moms telah dilatih dalam CPR, periksa jalan napas orang tersebut dan berikan napas bantuan setelah setiap 30 kompresi. Jika Moms belum terlatih, lanjutkan saja kompresi dada.
Biarkan dada naik sepenuhnya di antara kompresi. Terus lakukan ini sampai defibrilator portabel tersedia atau pekerja darurat tiba.
Jika tersedia, Moms bisa menggunakan defibrilator portabel. Lanjutkan kompresi dada saat defibrilator sedang diisi.
Saat diisi, defibrillator akan memeriksa irama jantung orang tersebut dan merekomendasikan kejutan jika diperlukan.
Baca Juga: 4 Aktivitas yang Akan Membuat Jantung Si Kecil Semakin Sehat
Berikan satu kejutan jika disarankan oleh perangkat dan kemudian segera lanjutkan CPR, dimulai dengan kompresi dada, atau berikan kompresi dada saja, selama sekitar dua menit.
Dengan menggunakan defibrillator, periksa irama jantung orang tersebut.
Jika perlu, defibrilator akan memberikan kejutan lain. Ulangi siklus ini sampai orang tersebut sadar kembali atau pekerja darurat mengambil alih.
Defibrillator eksternal otomatis portabel (AED) tersedia di banyak tempat, termasuk bandara, kasino, dan pusat perbelanjaan. Moms juga dapat membeli satu untuk rumah.
AED dilengkapi dengan instruksi bawaan untuk penggunaannya. Mereka diprogram untuk memungkinkan kejutan hanya jika diperlukan.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang henti jantung. Semoga bermanfaat ya Moms!
- https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/sudden-cardiac-arrest
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sudden-cardiac-arrest/symptoms-causes/syc-20350634
- https://www.livescience.com/60903-sex-cardiac-arrest.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.