Mengenal Penyakit Herpes, Berikut Gejala dan Pengobatannya!
Herpes merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes. Infeksi virus tersebut terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu herpes zoster dan herpes simplex.
Keduanya merupakan jenis virus yang berbeda. Untuk itu, Moms perlu memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasi penyakit kulit ini.
Hal ini karena herpes bisa menyebabkan gejala yang tidak nyaman di kulit sehingga mengganggu aktivitas.
Baca Juga: 9 Infeksi dan Penyakit Kulit pada Anak yang Umum Terjadi, Wajib Tahu!
Herpes Zoster
Menurut dr. Suksmagita Pratidina, Sp.KK, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di RS Pondok Indah - Pondok Indah, RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, infeksi herpes zoster biasanya disebabkan oleh virus Varicella zoster.
Virus ini adalah virus yang sama yang menyebabkan penyakit cacar air.
"Jadi awalnya, saat kita kena cacar air, setelah sudah sembuh lesi kulitnya, virusnya kemudian tetap tinggal di dalam tubuh manusia (dorman) di saraf tulang belakang kita dan akan reaktifasi puluhan tahun setelah itu di saat imunitas kita sedang turun," jelasnya.
1. Gejala Herpes Zoster
Meski penyakit ini disebabkan oleh virus yang sama dengan cacar air, gejalanya tidak sama.
"Khas untuk herpes zoster biasanya keluhan yang dialami di satu sisi, jadi tidak pernah kiri dan kanan," kata dr. Suksmagita.
Ia melanjutkan, biasanya gejalanya meliputi:
- Ruam merah, yang kemudian ada rasa lebih sensitif di area tersebut.
- Nyeri dan panas.
- Gatal.
- Timbul lenting-lenting.
Menurutnya, penyakit kulit ini bisa terjadi di area mana pun. Hal ini tergantung dari mana dormannya di saraf tulang belakang.
"Jadi, areanya bisa di wajah atau di kepala, di dada, di perut, atau bisa juga di tangan dan di tungkai, bisa di mana saja," jelasnya.
Baca Juga: Moms Perlu Tahu, Ini 9 Makanan Penghilang Alergi Kulit
2. Faktor Risiko Herpes Zoster
Mengutip WebMD, faktor risiko utama yang menyebabkan terjadinya herpes zoster adalah sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan tubuh lemahlah yang dapat membangunkan virus tersebut. Jadi, setelah Moms menderita cacar air, tubuh lebih mungkin terkena penyakit ini.
Para dokter tidak tahu pasti alasan virus dapat diaktifkan kembali, tetapi hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang dalam keadaan stres.
Beberapa faktor lain juga mungkin dapat meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan kulit ini, berikut di antaranya:
- Berusia 50 tahun ke atas.
- Berada di bawah banyak tekanan atau stres.
- Menderita kanker, HIV, atau penyakit lain yang menurunkan sistem kekebalan tubuh.
- Pernah mengalami cedera fisik yang serius.
- Minum steroid jangka panjang atau obat lain yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Meskipun demikian, banyak juga orang yang terkena penyakit ini tidak termasuk dalam faktor risiko di atas.
Jadi, yang jelas penyakit ini bisa terjadi pada siapa pun.
Baca Juga: 7+ Penyakit yang Akan Timbul Bila Pola Makan Tidak Teratur, Bisa Stres!
3. Diagnosis dan Pengobatan Herpes Zoster
Dokter dapat mendiagnosis virus penyakit kulit dengan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala, serta dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Mereka juga dapat menguji sejumlah kecil sample dari luka melepuh yang terdapat dalam beberapa bagian tubuh.
Setelah diagnosis, biasanya dokter akan memberikan obat antivirus yang dapat membantu Moms sembuh lebih cepat dan mengurangi risiko komplikasi.
Antivirus akan efektif jika Moms meminumnya dalam waktu 3 hari sejak awal ruam. Jadi, temui dokter sesegera mungkin saat mengalami gejalanya.
Moms mungkin akan mendapatkan salah satu dari tiga obat ini untuk melawan virus virus masalah kulit tersebut:
- Asiklovir (Zovirax).
- Famsiklovir (Famvir).
- Valasiklovir (Valtrex).
Sementara itu, perawatan untuk nyeri penyakit ini dapat meliputi:
- Obat antikonvulsan, seperti gabapentin (Neurontin) untuk mencegah kejang.
- Antidepresan, seperti amitriptyline.
- Mandi oatmeal, koloid di dalam oatmeal akan mengurangi rasa gatal dan iritasi di kulit pasien.
- Kompres dingin.
- Obat oles dalam bentuk losion.
- Obat mati rasa, seperti lidokain untuk mengurangi nyeri.
- Obat-obatan yang dijual bebas, seperti acetaminophen atau ibuprofen.
- Obat penghilang rasa sakit berdasarkan resep, seperti kodein.
Baca Juga: 15+ Obat Alami untuk Mengatasi Selangkangan Gatal, Salah Satunya Aloe Vera!
Herpes Simplex
Selain itu, ada jenis penyakit kulit lainnya, yakni herpes simplex.
Jenis penyakit kulit ini terbagi menjadi dua sub tipe, antara lain:
- Herpes simplex virus tipe satu (HSV-1).
- Herpes simpleks virus tipe dua (HSV-2).
"Tipe satu biasanya berhubungan dengan lokasi infeksi yang di area oral atau di daerah mulut, bibir, hingga tenggorokan."
"Sedangkan tipe dua berada infeksi di area genital (vulva, vagina, leher rahim, anus, penis, skrotum, pantat, paha bagian dalam)," jelas dr. Suksmagita.
Menurutnya, cara orang terinfeksi penyakit ini adalah dari skin to skin contact.
Ketika ada luka kecil atau mikro lesi pada penderitanya, kemudian terjadi kontak dengan kulit orang lain sehingga terjadilah transfer virus tersebut.
Lalu, dalam beberapa hari hingga seminggu, orang yang tertular kemudian akan mengalami gejala yang sama.
Baca Juga: 11 Cara Mengobati Luka di Sudut Bibir Secara Alami, Ampuh!
1. Gejala Herpes Simplex
Gejala virus herpes simpleks biasanya muncul sebagai lepuh atau beberapa lepuh pada atau di sekitar area yang terkena.
Biasanya pada mulut, alat kelamin, atau rektum. Lepuh kemudian bisa saja pecah dan meninggalkan luka yang lembut.
Penyebaran atau penularan penyakit kulit ini sering kali terjadi selama hubungan seks vaginal, seks oral, seks anal, dan ciuman.
Penggunaan kondom yang konsisten dan benar dapat membantu mencegah penyebaran herpes genital.
Namun, kondom hanya dapat mengurangi risiko infeksi, karena wabah herpes genital dapat terjadi di area yang tidak terlindungi oleh kondom.
Jenis masalah kesehatan kulit ini menyebabkan gatal, lepuh yang menyakitkan atau luka yang datang dan pergi (kekambuhan).
Beberapa orang mengalami gejala herpes genital yang sangat ringan atau tanpa gejala sama sekali.
Sering kali, orang yang terinfeksi virus bahkan tidak tahu bahwa mereka memilikinya.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Sabun untuk Biang Keringat pada Bayi yang Aman
Namun, ketika mengalami gejala, penyakit yang menyerang kulit ini bisa digambarkan sebagai sesuatu yang sangat menyakitkan.
Hal ini terutama berlaku untuk wabah pertama dan sering kali merupakan kondisi yang terburuk.
Wabah digambarkan sebagai sakit atau nyeri di atau sekitar area genital atau terbakar, nyeri, atau kesulitan buang air kecil.
Beberapa orang mengalami keluarnya cairan dari vagina atau penis.
Lesi herpes oral biasanya menyebabkan kesemutan dan terbakar sesaat sebelum pecahnya lepuh. Lepuh itu sendiri juga bisa menyakitkan.
Masalah kulit jenis ini bisa terjadi pada siapa pun, termasuk ibu hamil.
Wanita hamil dengan gejala herpes genital harus memberi tahu penyedia layanan kesehatan mereka untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Karena bayinya dapat berisiko mengalami herpes neonatus saat lahir.
Jenis penyakit kulit ini menyebabkan munculnya luka yang melepuh pada mulut dan sekitar bibir bayi atau di bagian tubuhnya yang lain.
Kondisi ini tentunya akan terasa menyakitkan bagi Si Kecil sehingga mereka pun mudah rewel.
Baca Juga: Serba-serbi Herpes pada Anak, Moms Wajib Tahu!
2. Diagnosis dan Pengobatan Herpes Simplex
Sering kali, munculnya virus herpes simplex adalah tipikal yang tidak diperlukan pengujian untuk memastikan diagnosis.
Namun, jika dokter tidak yakin, virus ini dapat didiagnosis dengan tes laboratorium, seperti tes DNA atau PCR dan kultur virus.
Meskipun tidak ada obat untuk herpes, masih ada cara perawatan yang dapat meredakan gejalanya.
Misalnya, penggunaan obat yang dapat mengurangi rasa sakit dan dapat mempersingkat waktu penyembuhan.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati gejalanya, yakni:
- Famvir
- Zovirax
- Valtrex
Mandi air hangat juga dapat meredakan rasa sakit yang terkait dengan luka genital.
"Kedua jenis herpes (oral dan genital) ini tidak berbahaya, namun tentunya mengganggu kualitas hidup karena ada episode nyeri dan episode tidak nyaman pada penderitanya," ungkap dr. Suksmagita.
Namun yang jelas, setelah seseorang memiliki virus herpes ini, virusnya akan tetap berada di dalam tubuh.
Virus dapat tidak aktif di sel saraf sampai ada sesuatu yang memicunya untuk aktif kembali, sehingga memicu kekambuhan.
Itulah informasi penting terkait herpes yang perlu Moms pahami. Semoga bermanfaat, ya!
- https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/shingles/shingles-skin
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11036-shingles
- https://www.webmd.com/genital-herpes/pain-management-herpes#1
- https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/herpes
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/herpes-simplex-virus
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.