Hipoglikemia: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Masih banyak yang belum memahami bahwa rasa lemas, pusing, bahkan susah konsentrasi merupakan ciri-ciri dari seseorang mengalami hipoglikemia.
Hipoglikemia bisa terjadi pada usia berapapun, termasuk bayi baru lahir.
Apakah kondisi ini umum terjadi atau pertanda masalah kesehatan tertentu? Yuk, pelajari lebih dalam tentang hipoglikemia!
Baca Juga: Berkunjung ke Danau Cipondoh, Tempat Healing Warga Tangerang dan Sekitarnya
Apa Itu Hipoglikemia?
Melansir StatPearls Journal, hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah (glukosa) tubuh di bawah normal.
Gula darah dianggap rendah ketika turun di bawah 70 mg/dL.
Glukosa merupakan sumber energi utama tubuh.
Sumber energi ini berasal dari makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat.
Contohnya, nasi, kentang, roti, sereal, buah, sayur, atau susu.
Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa bagi tubuh.
Setelah Moms makan, glukosa akan diserap ke dalam aliran darah dan bergerak ke sel-sel tubuh.
Hormon insulin akan membantu sel-sel dalam menggunakan glukosa untuk energi.
Jika Moms mengonsumsi lebih banyak glukosa dari yang dibutuhkan, tubuh akan menyimpannya di hati.
Lalu, otot akan mengubahnya menjadi lemak sehingga dapat digunakan untuk energi saat diperlukan.
Sebaliknya, tanpa glukosa yang cukup, tubuh tidak bisa berfungsi dengan normal.
Bagi seseorang yang menggunakan insulin dalam bentuk obat, penurunan gula darah jangka pendek dapat memicu gangguan kesehatan. Contohnya pada penderita diabetes.
Mengonsumsi terlalu banyak obat, melewatkan jadwal makan, porsi makan kurang dari biasanya, atau olahraga berlebihan, bisa memicu gula darah rendah pada penderita diabetes.
Pengobatan yang cepat dan tepat dalam mengatasi hipoglikemia akan mencegah gejala serta kondisi medis yang lebih serius
Baca Juga: Danau Sunter, Tempat Wisata Murah dan Asyik di Kawasan Jakarta Utara
Tanda dan Gejala Hipoglikemia
Tanda-tanda gula darah rendah mungkin tidak terlihat jelas pada bayi yang baru lahir.
Dikutip situs Stanford Medicine, berikut tanda dan gejala seseorang mengalami hipoglikemia.
- Kegoyahan
- Warna biru pada kulit dan bibir (sianosis)
- Berhenti bernafas (apnea)
- Suhu tubuh rendah (hipotermia)
- Otot floppy (tonus otot buruk)
- Tidak tertarik untuk makan
- Kurang gerak dan energi (letargi)
- Kejang
Ketika gula darah rendah tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, gejalanya dapat semakin memburuk.
Kondisi ini menyebabkan munculnya gejala hipoglikemia berat.
Berikut adalah ciri-ciri kondisi gula darah rendah yang memburuk.
- Linglung
- Penglihatan kabur
- Kejang
- Perubahan perilaku mendadak
- Hilang kesadaran
Jika gejala gula darah rendah terjadi secara berulang dan menetap, ini bisa menyebabkan kerusakan otak
Baca Juga: Kondisi Rumah Dono Warkop di Klaten dan Villa Puri Ario Damar Satrio yang Disewakan di Bogor
Penyebab Hipoglikemia
Glukosa atau gula darah merupakan sumber energi utama bagi tubuh yang berasal dari makanan, terutama karbohidrat.
Setelah makanan dicerna, glukosa akan diserap ke dalam aliran darah untuk disalurkan ke setiap sel-sel tubuh.
Nah selama proses ini, pankreas akan memproduksi hormon insulin untuk membantu sel-sel tubuh menggunakan glukosa sebagai bahan bakar.
Hormon insulin alaminya menurun ketika glukosa darah meningkat.
Namun, asupan insulin yang berlebihan justru dapat menyebabkan kadar gula darah Moms turun terlalu rendah sehingga menimbulkan gejala hipoglikemia.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kondisi ini terjadi sehingga kadar gula darah turun secara drastis.
Menurut National Institute of Diabetes penyebab hipoglikemia contohnya seperti di bawah ini.
- Efek samping suntik insulin
- Pola makan tidak teratur
- Olahraga berat
- Obat-obatan yang menurunkan gula darah
- Minum alkohol berlebihan
- Kondisi medis tertentu, seperti penyakit hati dan ginjal, serta anoreksia nervosa
- Produksi insulin yang berlebih oleh pankreas, akibat tumor pankreas, obesitas, atau terlalu banyak makan karbohidrat
- Gangguan hormon
- Puasa
Baca Juga: 8 Rekomendasi Essence untuk Kulit Berminyak, Wajah Bebas Kilau Seharian
Faktor Risiko Hipoglikemia
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia, yaitu:
1. Meningkatnya Usia
Risiko hipoglikemia berat meningkat drastis ketika usia sudah memasuki 60 tahun.
Menurut ahli, kemungkinan penyebabnya karena orang lanjut usia lebih sensitif terhadap pengobatan.
2. Melewatkan Waktu Makan
Penderita diabetes dilarang melewatkan waktu makan karena bisa merusak kestabilan gula darah, khususnya bisa menurunkan kadar gula darah hingga titik rendah.
Inilah mengapa melewatkan waktu makan merupakan salah satu faktor risiko hipoglikemia.
Tidak makan setelah suntik insulin bisa meningkatkan risiko hipoglikemia.
Melewatkan waktu makan juga bisa mendorong Diabestfriends mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat.
Baca Juga: Ketahui Rekomendasi Obat Batuk Ibu Menyusui yang Bisa Dikonsumsi
3. Olahraga Berat
Ketika olahraga, simpanan gula darah di dalam pembuluh darah dipakai tubuh sebagai sumber energi.
Peningkatan aktivitas fisik juga bisa meningkatkan sensitivitas insulin.
Olahraga terlalu berat tanpa mengamati kadar gula darah bisa menjadi berbahaya dan menyebabkan hipoglikemia.
Inilah mengapa olahraga terlalu berlebihan merupakan salah satu faktor risiko hipoglikemia.
4. Memiliki Pola Makan Berantakan
Memiliki pola makan berantakan bisa merusak kestabilan kadar gula darah.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki pola makan rutin memiliki risiko hipoglikemia yang lebih rendah.
5. Berat Badan Turun Drastis
Karena obesitas meningkatkan risiko diabetes, menjaga berat badan itu penting untuk penderita diabetes.
Namun, penurunan berat badan terlalu cepat juga berisiko, khususnya jika Moms aktif menjalani pengobatan.
Penurunan berat badan berlebihan bisa menyebabkan sensitivitas insulin.
Inilah kenapa berat badan turun terlalu cepat juga menjadi salah satu faktor risiko hipoglikemia.
Baca Juga: Profil Randy Pangalila dan Perjalanan Kariernya dari Dunia Akting hingga Terjun ke Musik
6. Memiliki Masalah Ginjal
Melansir Journal of Nutrition and Metabolism, ginjal memiliki peran penting dalam mengatur insulin, penyerapan kembali gula darah, dan mengeluarkan obat dari dalam tubuh.
Karena alasan-alasan tersebut, penderita diabetes yang mengalami masalah atau kerusakan ginjal bisa memiliki risiko tinggi terkena hipoglikemia (UH).
7. Mengonsumsi Antidepresan
Penelitian terhadap 1200 penderita diabetes menemukan bahwa antidepresan merupakan salah satu faktor risiko hipoglikemia.
Antidepresan trisiklik khususnya yang paling berhubungan dengan meningkatkan risiko hipoglikemia.
8. Minum Alkohol
Minum alkohol berlebihan bisa memengaruhi kadar gula darah.
Alkohol menghalangi produksi gula darah di hati.
Jadi, jika terlalu banyak alkohol bercampur dengan obat diabetes di dalam sistem tubuh, bisa menyebabkan kadar gula darah turun dengan cepat, sehingga menyebabkan hipoglikemia.
Baca Juga: Tubektomi, Kontrasepsi Permanen untuk Wanita: Prosedur, Keuntungan, hingga Efek Sampingnya
Diagnosis Hipoglikemia
Cara utama untuk memeriksa apakah Moms hipoglikemia adalah dengan melakukan cek gula darah dengan mandiri menggunakan alat pengukur gula darah.
Normalnya, kadar gula gula darah puasa (GDP) di bawah 100 mg/dL dan gula darah 2 jam setelah makan di bawah 140 mg/dL.
Sementara kadar gula dikatakan rendah apabila menunjukkan angka di bawah 70 mg/dL saat pemeriksaan.
Penting untuk mencatat tanggal, waktu, hasil tes, obat dan dosis, informasi makanan yang dikonsumsi dan olahraga setiap kali melakukan cek darah.
Selain itu, selalu perhatikan gejala gula darah rendah yang Moms alami.
Pastikan bahwa Moms telah mengerti cara menggunakan alat tersebut dan bagaimana mengambil sampel darah yang benar.
Sebaiknya konsultasikan dulu pada dokter untuk cara penggunaan alat cek gula darah yang benar.
Untuk pemeriksaan medis, dokter mungkin akan melakukan tes darah lanjutan untuk menentukan penyebab gula darah rendah yang Moms alami sekaligus memeriksa fungsi hati, ginjal, dan pankreas.
Baca Juga: Mengenal Palung Laut, Lekukan Panjang, Sempit, dan Sangat Dalam
Komplikasi Hipoglikemia
Hipoglikemia yang tidak ditangani, dapat menyebabkan:
- Kejang
- Hilang kesadaran
- Kematian
Akibat lain karena kadar gula darah terlalu rendah juga dapat membuat Moms mengalami kecelakaan, seperti:
- Terjatuh
- Cedera
- Kecelakaan saat berkendara
Moms juga mungkin mengalami kondisi yang disebut koma akibat hipoglikemia ekstrem.
Glukosa adalah satu-satunya makanan bagi otak manusia.
Jika kadar gula darah terlalu rendah, otak menjadi tidak memiliki energi untuk menjalankan fungsinya dengan baik.
Kondisi ini merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera.
Sangat penting untuk memahami gejala-gejala hipoglikemia yang muncul agar Moms terhindar dari komplikasi yang membahayakan nyawa.
Baca Juga: Rhinos Junior Obat Pilek Anak, Ketahui Dosis dan Risiko Efek Sampingnya
Pengobatan Hipoglikemia
Penanganan hipoglikemia adalah berdasarkan kondisi pengidap:
- Pada pengidap sadar
Diberikan makanan yang mengandung karbohidrat atau minuman yang mengandung gula berkalori sebanyak 15–20 gram glukosa.
Misalnya satu sendok makan gula atau madu, permen, dan sebagainya.
- Pada pengidap tidak sadar
Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar dapat diberikan larutan glukosa melalui infus.
Baca Juga: Penyebab Jerawat Meradang di Wajah dan Cara Mengatasinya, Pastikan Rajin Bersihkan Wajah
Pertolongan Darurat untuk Hipoglikemia
Pertolongan untuk penderita hipoglikemia bisa dilakukan pada keadaan sadar atau tidak sadar.
Perlu diingat, bila menemukan seseorang yang diduga mengalami gula darah rendah dan tidak sadarkan diri, jangan memberikan makanan dan minuman apa pun.
Hal ini karena berisiko masuk ke paru-paru.
Bila penderita tidak sadar, maka lakukan hal berikut:
- Bawa penderita ke tempat yang aman.
- Segera hubungi ambulans atau cari pertolongan medis.
- Baringkan penderita dalam posisi yang nyaman.
- Periksa pernapasan penderita, bila bernapas, miringkan tubuhnya.
- Lakukan CPR bila penderita tidak bernapas.
Bagi penderita hipoglikemia yang sadar, segera berikan permen atau minuman manis, kemudian periksa kadar gula darahnya 15 menit setelahnya.
Bila masih di bawah 70 mg/dL, berikan lagi makanan atau minuman manis dan periksa kembali kadar gula darahnya 15 menit kemudian.
Jika gejala tidak membaik dan kadar gula darah masih berada di bawah 70 mg/dL, segera bawa pasien ke rumah sakit.
Baca Juga: Bolivia dan Paraguay, 2 Negara Tanpa Laut di Amerika Selatan
Cara Mencegah Hipoglikemia
Salah satu cara mencegah hipoglikemia adalah dengan mengontrol kadar gula darah tetap dalam batas normal.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan.
- Batasi konsumsi minuman keras atau hindari sama sekali jika bisa.
- Berhati-hati saat mengendarai kendaraan.
- Hindari aktivitas yang berlebihan, hingga kelelahan
- Kenali gejala-gejala hipoglikemia yang muncul.
- Makan sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan.
- Pantau kadar gula darah secara berkala.
- Pengobatan diabetes harus disesuaikan dengan konsumsi makanan sehari-hari.
- Siapkan makanan atau obat-obatan pereda gejala di mana pun berada.
Baca Juga: 10 Manfaat Sabun Bidara untuk Wajah, Bisa Atasi Jerawat hingga Alergi!
Itu dia Moms penjelasan mengenai hipoglikemia.
Segeralah cari pertolongan medis jika Moms mulai merasakan tanda-tanda di atas.
Penangan hipoglikemia yang cepat dapat menurunkan risiko Moms terkena komplikasi serius.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534841/
- https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0026049514001954
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/preventing-problems/low-blood-glucose-hypoglycemia
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypoglycemia/symptoms-causes/syc-20373685
- https://www.healthline.com/health/hypoglycemia
- https://www.webmd.com/diabetes/guide/diabetes-hypoglycemia#1
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.