15 Tips Hubungan Suami Istri yang Baik Agar Tetap Langgeng
Setiap orang tentu ingin punya hubungan suami istri yang baik dan langgeng sampai maut memisahkan.
Moms dan Dads juga begitu, bukan? Tentunya, hubungan itu harus dirawat setiap hari layaknya tanaman.
Hal ini diperkuat dengan ujaran psikologis klinis dari Philadelphia, Seth J. Gillihan, PhD.
Menurutnya, kebanyakan dari kita baru ‘bekerja’ ketika hubungan sudah masuk crisis mode.
Sebagian pasangan juga cenderung baru akan memberikan perhatian secara tulus hanya ketika ada masalah yang perlu diperbaiki.
"Hubungan itu seperti taman. Bahkan, saat taman terlihat baik-baik saja, hama bisa bertumbuh dan merusaknya,” kata Gillihan.
Lantas, seperti apa tips hubungan suami istri yang sehat dan langgeng? Cari tahu di bawah ini, yuk!
Baca Juga: Hindari, Ini 10 Penyebab Utama Masalah Komunikasi dalam Rumah Tangga
Menjaga Hubungan Suami Istri yang Baik
Bagaimana tips hubungan suami istri yang baik agar bisa langgeng hingga maut memisahkan?
Simak berbagai tips dan saran dari konselor Gillihan di bawah ini, yuk!
1. Selalu Asumsikan yang Terbaik
Tips hubungan suami istri yang baik adalah selalu berpikiran positif.
Tapi, terlepas dari apakah Moms seorang yang berpikiran positif atau tidak, terkadang ada saja sikap pasangan yang membuat sakit hati atau tersinggung.
Padahal, suami belum tentu punya niat untuk membuat Moms sakit hati.
“Apalagi, kalau sudah dalam keadaan jengkel, hal setipis rambut saja bisa dianggap salah dan buruk,” ucap Gillihan.
Jadi, Gillihan menyarankan, agar Moms mengatakan hal berikut ini pada diri sendiri saat bangun tidur di pagi hari:
“Hari ini, saya akan berusaha bersikap seramah mungkin terhadap apa pun yang saya hadapi.”
Menurut Gillihan, mentalitas ini akan memberikan kebebasan untuk mengendalikan diri sendiri.
Selain itu, perilaku tersebut juga bisa memberikan contoh pada pasangan untuk melakukan hal yang sama.
2. Stop Menggunakan Kata “Seharusnya”
Menurut Gillihan, kata “seharusnya” bisa jadi adalah kata terburuk dalam berhubungan.
“Itu menciptakan rasa ketidakadilan, bahwa sesuatu harus berbeda dari apa adanya,” ujar Gillihan.
Sebab, biasanya, kata “seharusnya” akan mengikuti kata-kata yang sesuai keinginan pribadi. Terkesan egois dan bukan kebenaran yang sesungguhnya.
Jadi, sebaiknya hindari melontarkan kata-kata, “Kamu seharusnya pulang lebih cepat!”
Akan lebih baik jika menggunakan kata-kata, “Aku berharap kamu bisa pulang lebih awal, supaya kita bisa berduaan lebih lama.”
Daripada melontarkan kata-kata, “Kamu seharusnya membuang sampah! Lihat, sudah menumpuk,”
Lebih baik gunakan kata-kata, “Bisakah kamu menolongku untuk membuang sampah?”
Lebih enak dan nyaman di telinga, bukan, Moms?
Baca Juga: Manfaat dan Topik Deep Talk dengan Pasangan, Biar Makin Lengket dan Harmonis!
3. Saling Mendengarkan
Hubungan suami istri yang baik bisa diwujudkan apabila Moms dan Dads sering saling 'mendengarkan.
Mendengarkan di sini bukanlah sekadar “yang satu berbicara, dan yang satu tidak.”
Mendengarkan adalah proses ketika Moms benar-benar diam dan menyimak apa kata-kata yang keluar dari mulut pasangan.
Kemudian, cobalah untuk mengerti dan tetap membuatnya nyaman.
Jangan ragu untuk mengungkapkan perasaan kepada pasangan. Berikan pertanyaan dan dengarkan jawabannya.
Kalau sedang kesal, beri tahu dengan jelas kepada pasangan. Jangan sampai pasangan malah menebak-nebak sendiri.
Berbicara mengenai masalah bertujuan untuk membangun kepercayaan dan membuat hubungan suami istri lebih erat.
Tidak melulu berkomunikasi mengenai masalah, lho. Moms atau Dads juga bisa menyampaikan hal-hal yang bisa dilakukan pasangan untuk membuat bahagia.
4. Menjadi Partner dalam Kehidupan Sehari-hari
Hubungan suami istri yang baik dapat diwujudkan dengan menjadi partner pasangan dalam kehidupan sehari-hari
Tidak dimungkir, terkadang, karena banyak sekali kegiatan, Moms dan Dads sering lupa peran utama suami dan istri.
Misalnya saja, karena Dads kelelahan dan lupa mengecup Moms saat pulang.
Atau, saat Moms kewalahan karena mengurus anak-anak, sehingga lupa menyiapkan makan siang untuk Dads.
Nah, hal-hal tersebut bisa menyebabkan kesalahpahaman apabila tidak ada komunikasi yang baik.
Jadi, saat Moms dan Dads tahu keadaan akan menjadi sangat sibuk, sebaiknya beri tahu satu sama lain.
Misalnya, saat sedang banyak pekerjaan di kantor, Dads bisa memberi tahu Moms sebelumnya.
“Aku akan sangat sibuk di kantor dalam seminggu ini. Kira-kira, apa yang bisa aku bantu saat ini?”
Dengan memberi tahu terlebih dahulu, Moms dan Dads bisa mengatur ulang jadwal untuk menghabiskan waktu bersama.
Contohnya, dengan sarapan bersama untuk 'menggantikan' momen makan malam yang tak bisa dilakukan berdua.
Tips ini membuat hubungan suami istri yang baik, dan akan menjadi lebih hangat serta penuh pengertian.
5. Selalu Mengecek Keadaan Pasangan
Percayalah, sebaik apa pun Moms atau Dads mengenal pasangan, tidak akan pernah ada yang tahu apa isi hati seseorang.
Jadi, jangan berharap kalau pasangan tahu segalanya tentang isi hati diri sendiri, ya.
"Suami istri tidak akan melewati banyak drama apabila bisa menyuarakan pikiran kepada pasangan,” ucap dr. Chloe Carmichael, PhD, psikolog klinis di New York City.
Artinya, untuk mewujudkan hubungan suami istri yang baik, Moms dan Dads mesti saling memeriksa kondisi pasangan secara berkala.
6. Saling Menghormati Satu Sama Lain
Saling menghormati adalah pilar pernikahan yang bahagia. Bahkan saat Moms marah, ekspresikan diri kita melalui rasa hormat.
Rasa hormat memungkinkan kita untuk menghindari situasi di mana salah satu pasangan merasa bahwa separuh lainnya memanipulasi dan menekan mereka.
Berkompromi satu sama lain juga merupakan hal yang esensial dalam hubungan.
Karena hubungan akan berjalan dengan baik ketika “give and take” berjalan dengan beriringan.
Moms atau Dads tidak perlu menyerah untuk menggapai mimpi ketika sudah menikah.
Meski pernikahan membuat tujuan hidup berubah, hubungan yang baik pasti memiliki kompromi yang baik.
Pasangan yang baik akan mendukung pasangannya untuk meraih mimpinya.
Jadi, pastikan komunikasi lancar selalu terjalin agar tidak ada kesalahpahaman yang terjadi di kemudian hari.
Baca Juga: Kisah Romantis Nabi Muhammad dan Siti Aisyah: Panutan Keluarga Harmonis
7. Jangan Membanding-bandingkan Pasangan
Jangan membandingkan pasangan kita dengan suami dan istri orang lain, terutama seseorang di situs jejaring sosial seperti Instagram atau Facebook.
Ini berlaku dalam pikiran kita dan dengan lantang.
Ingatlah bahwa orang sering kali memilih untuk tidak menunjukkan realitas mereka tetapi gambaran kehidupan dan hubungan yang mereka inginkan.
Jadi, ketika suami lain menghujani wanita mereka dengan karangan bunga, membawa mereka ke restoran mahal, atau membelikan mereka hadiah, kemungkinan besar itu salah.
Sekali pun demikian, itu tidak berarti bahwa pasangan tersebut bahagia.
8. Tetap Bugar dan Jaga Diri Kita
Jagalah selalu diri Moms sendiri. Pernikahan yang bahagia adalah tentang seks yang baik.
Orang suka melihat apa yang menarik, termasuk suami. Jadi, Moms harus tetap bugar dan sehat.
Pikirkan tentang penampilan kita saat berada di depan pasangan, bahkan di rumah.
Maka, penting bagi suami atau istri untuk selalu memerhatikan dan menjaga penampilan.
9. Maaf Bisa Buat Langgeng Hubungan Suami Istri
Tidak ada manusia yang sempurna. Kita semua pasti membuat kesalahan.
Hubungan apa pun pasti akan membawa kesalahpahaman dan luka di antara pasangan.
Oleh sebab itu, coba untuk saling memaafkan. Pengampunan adalah kebajikan yang cukup rumit, tetapi penting dalam pernikahan.
Apabila pasangan belum melakukannya, mulailah dari diri sendiri, Moms. Jadi, jangan gengsi, ya!
Ketika membuat kesalahan, usahakan selalu minta maaf dan perbaiki atau segera temukan solusinya.
Jika pasangan tidak bisa saling memaafkan satu sama lain, seiring waktu, hubungan itu akan runtuh di bawah beban keluhan yang menumpuk.
10. Kata Kasar dan Perceraian Melonggarkan Hubungan Suami Istri
Cobalah untuk menghindari frasa, seperti, "Jika ini terus terjadi, lebih baik kita berpisah."
Jangan pernah mengucapkan kata "perceraian".
Jika Moms akan mengatakannya, bersiaplah pergi dan menemui pengacara.
Jangan menarik kembali kata-kata yang sudah dikeluarkan sebelumnya dengan kata-kata,
"Saya tidak serius." Mengapa? Karena bisa jadi karena emosi, suami pun mengiyakan kata-kata yang kita keluarkan.
Ungkapan seperti itu, yang sering diucapkan dalam kemarahan, tidak dilupakan.
Bahkan setelah Moms berbaikan, itu hanya akan meningkatkan kemungkinan perceraian yang sebenarnya.
11. Kontrol Emosi Masing-masing
Untuk membuat hubungan suami istri yang baik, Moms bisa mencoba katakan pada diri sendiri "Berhenti!" kapan pun kita ingin menghina orang yang kita cintai.
Kalau Moms merasa tidak bisa mengendalikan diri, diamlah sebentar, tarik napas dalam-dalam, dan coba pergi jalan-jalan.
Hanya saja, jangan menggunakannya untuk menghukum pasangan kita dengan isolasi.
Beri tahu mereka bahwa kita butuh waktu dan akan kembali membicarakan semuanya setelah kita sudah tenang.
Saran yang sedikit tua namun efektif adalah “jangan pernah tidur dalam keadaan marah”.
Jadi, ketika Moms atau Dads bertengkar, cobalah untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum tidur.
Ketika Moms dan Dads bisa memecahkan masalah sebelum tidur, rasa sakit yang terasa biasanya akan langsung hilang.
Bahkan pasangan atau keduanya akan sama-sama minta maaf.
Jadi, kenapa tidak mencoba untuk menerapkan hal tersebut sebagai “aturan” dalam pernikahan?
Ketika Moms dan Dads bertengkar, cobalah untuk meminta maaf sebelum tidur.
Maka, keduanya bisa tidur nyenyak sehingga bisa bangun pagi dengan nyaman.
Ketika seseorang tidak bisa tidur dikarenakan overthinking, hal tersebut mungkin memengaruhi mood untuk menjalani aktivitas esok hari bukan?
12. Jangan Membicarakan tentang Masalah Rumah Tangga pada Orang Lain
Jangan pernah mengatakan hal-hal buruk tentang pasangan kita kepada orang lain jika menginginkan hubungan suami istri yang baik.
Bahkan pada orang tua sendiri, tidak juga pada teman dekat kita.
Setelah pertengkaran, Moms akan melupakan segalanya dan saling memaafkan, tetapi ibu dan pacar mungkin merasa lain.
Saat itulah, pasangan akan tetap berada dalam pandangan negatif untuk mereka, dan mereka akan memperlakukannya dengan buruk.
Ketika segala sesuatunya benar-benar sulit, pertama-tama bicarakan dari hati ke hati dengan pasangan.
Jika benar-benar harus berbagi dengan orang lain, hubungi psikolog keluarga.
Baca Juga: 40 Kata-kata Maaf untuk Pacar, Orang Tua, Suami, dan Istri
13. Cari Tahu Love Language yang Dimiliki Pasangan
Setiap orang memiliki bahasa cinta (love language) mereka sendiri. Bahasa cinta kita mungkin berbeda dari bahasa cinta pasangan.
Untuk berbicara tentang cinta, dia dapat mewujudkan dengan kata-kata dukungan dan pujian.
Mungkin dengan sentuhan dan perhatian, atau bahkan dengan hal-hal materi seperti hadiah. Masing-masing dari kita memiliki bahasa cinta.
Apa pun bahasa cinta pasangan kita, pelajari dan gunakan untuk menciptakan hubungan suami istri yang baik.
Dengan memahami bahasa cinta pasangan, Moms bisa bersikap untuk tidak egois dan menciptakan empati.
Selain itu, bahasa cinta bisa menjaga keintiman dalam hubungan suami istri.
Hal ini karena bahasa cinta membuat setiap pasangan suami istri untuk belajar lebih banyak tentang satu sama lain.
Sehingga, lebih terhubung dengan cara yang lebih dalam dan lebih bermakna.
Ketika hal ini terjadi, hubungan Moms dan Dads mulai terasa lebih intim.
14. Sediakan Waktu untuk Berkencan
Habiskan waktu berduaan untuk menyalakan kembali keintiman dan romantisme dalam hubungan pernikahan.
Ini akan membantu Moms mengingat apa hal yang menyatukan dengan pasangan sejak awal.
Penting untuk "menyediakan" waktu menyendiri bersama, karena kita tidak mungkin, terutama dengan tuntutan unik gaya hidup militer, hanya untuk "menemukannya".
Sekali seminggu atau sebulan sekali, jadwalkan jenis kencan yang kita jalani ketika masih lajang.
Tak hanya itu, coba sepakati untuk tidak membahas anak, mertua, atau keuangan.
Berdandan dan pergi makan malam layaknya orang berpacaran, menonton film, atau menghabiskan malam yang "berkualitas" di rumah dengan telepon dimatikan.
15. Sempatkan Makan Malam Romantis
Rencanakan aktivitas yang akan kita lakukan bersama secara bergiliran.
Jika Moms ingin mempertahankan gairah dan hubungan, romansa harus menjadi bagian yang berkelanjutan dari hubungan.
Bukan sesuatu yang terbatas pada ulang tahun dan hari jadi saja, lho.
Atau untuk membuat hubungan suami istri terasa lebih dekat, cobalah menikmati santapan makan malam sesering mungkin.
Mungkin bagi Moms dan Dads aktivitas makan malam adalah momen yang biasa saja.
Namun, tahukah aktivitas ini malah bisa berubah menjadi sesuatu yang bermakna.
Dilansir dari jurnal yang berjudul Well-Being and Romantic Relationship, mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk pasangan adalah hal yang perlu.
Seperti berusaha untuk meluangkan waktu berdua dan memberikan prioritas pada pasangan bisa menjadi cara efektif membuat hubungan tetap langgeng dan romantis.
Ketika komunikasi berjalan dengan lancar, maka hubungan suami istri pun bisa terjaga.
Moms dan Dads mudah mengatakan hal-hal yang mengganggu dalam hubungan.
Sebab, rasa nyaman dan percaya sudah terbentuk akibat komunikasi yang baik.
Baca Juga: 11+ Manfaat dan Posisi Cuddling dengan Pasangan, Biar Makin Mesra dan Lengket Terus!
Agar pernikahan menjadi langgeng, cobalah untuk selalu menghargai janji yang sudah diucapkan sebelumnya.
Karena, dalam membina hubungan apa pun, janji adalah sesuatu yang harus ditepati guna menghargai komitmen yang sedang terjalin.
Selalu ingat, Moms dan Dads harus sama-sama berjuang dalam mempertahankan hubungan suami istri.
Dengan demikian, masing-masing pihak bisa saling menguatkan dan meyakinkan di saat kondisi rumah tangga sedang tidak kondusif.
Diharapkan, hubungan Moms dan Dads yang sudah terjalin sekian tahun bisa terus berlanjut hingga ajal memisahkan, ya!
- https://www.verywellmind.com/7-surprising-ways-to-make-your-relationship-better-5094212
- https://www.wespath.org/health-well-being/health-well-being-resources/social-well-being/10-tips-for-a-healthy-marriage
- https://www.huffpost.com/entry/marriage-tips-advice-_n_4870389
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6650954/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.