Hukum Puasa bagi Ibu Menyusui Menurut Islam, Ini Aturannya!
Jika Moms masih menyusui bayi yang baru lahir selama bulan Ramadan, kira-kira seperti apa hukum puasa bagi ibu menyusui?
Setiap umat muslim tentunya ingin menjalankan ibadah puasa dengan baik.
Menjalani puasa tidak hanya ketika bulan Ramadan saja, melainkan banyak juga bentuk ibadah puasa yang wajib dan sunah yang umumnya dilakukan.
Di antaranya, puasa sunah yang dijalankan pada bulan Syawal, Dzulhijjah, Muharram, atau setiap hari Senin dan Kamis.
Moms bisa juga suatu waktu menjalani puasa untuk membayar utang karena terhalang datang bulan, atau menjalankan puasa ketika mau merayakan Idul Adha.
Mengingat semakin tekun berpuasa, tentu akan semakin banyak pahala yang didapatkan, seperti apa hukum puasa bagi ibu menyusui?
Hal ini mungkin memberikan kekhawatiran bagi para ibu menyusui, apakah boleh tetap berpuasa atau tidak.
Apalagi, mengingat pemberian ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil, tentunya setiap Moms ingin memberikan yang terbaik untuk Si Kecil.
Cari tahu lebih lanjut tentang penjelasan tentang hukum puasa bagi Moms menyusui berikut ini.
Baca Juga: Perhatikan Nutrisi saat Puasa untuk Ibu Menyusui
Puasa bagi Ibu yang Sedang Menyusui Secara Eksklusif
Penelitian terhadap perempuan yang puasa sambil menyusui yang diterbitkan European Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa produksi ASI selama puasa menurun.
Namun, pada penelitian lainnya yang diterbitkan IOS Press menunjukkan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena kebutuhan nutrisi makro dan mikro ibu menyusui tidak terpenuhi saat berpuasa.
Hal tersebut membuat produksi ASI mereka menurun.
Sebenarnya, puasa bagi ibu menyusui diperbolehkan, hanya saja melihat beberapa kondisi tertentu.
Bagi Moms yang sedang menjalani ASI eksklusif, sebaiknya tidak berpuasa terlebih dulu.
ASI eksklusif diberikan pada 6 bulan pertama kehidupan bayi dan merupakan momen yang penting untuk dilaksanakan.
Setiap asupan gizi yang diterima bayi berasal dari ibunya sehingga Moms sangat dianjurkan untuk mengonsumsi asupan bergizi secara rutin setiap hari.
“Bayi yang sedang masih mendapatkan ASI eksklusif sedang dalam pemantauan ketat untuk kenaikan berat badan.
Sehingga ibu tidak disarankan untuk berpuasa karena kondisi bayinya,” ujar dr. Sarah Audia Hasna, konselor laktasi di Eka Hospital BSD.
Jika itu dari sisi kesehatan, lalu seperti apa hukum puasa bagi ibu menyusui dalam Islam?
Baca Juga: Ibu Menyusui yang Berpuasa, Harus Tahu Aturan dan Tips Ini!
Hukum Puasa bagi Ibu Menyusui dalam Islam
Sementara itu, mengutip NU Online, Mahbub Ma’afi Ramdlan menjelaskan bahwa dalam hukum Islam, ibu menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Terutama bila berpuasa itu bisa berbahaya bagi kesehatan sang ibu dan anaknya atau salah satunya.
Menurut Madzhab Syafi’i, jika seorang ibu menyusui berpuasa dan dikhawatirkan akan berdampak negatif pada dirinya dan anaknya, atau dirinya, atau anaknya, maka wajib untuk membatalkan puasanya, dan nantinya berkewajiban meng-qadha' puasanya.
Jika dikhawatirkan membahayakan hanya sang anak saja, maka sang ibu menyusui tersebut tidak hanya berkewajiban meng-qadha' tetapi ada kewajiban lain yaitu membayar fidyah.
Hal ini sebagaimana dikemukakan Abdurrahman al-Juzairi:
"Madzhab syafi'i berpendapat, bahwa perempuan hamil dan menyusui ketika dengan puasa khawatir akan adanya bahaya yang tidak diragukan lagi, baik bahaya itu membahayakan dirinnya beserta anaknya, dirinya saja, atau anaknya saja.
Maka dalam ketiga kondisi ini mereka wajib meninggalkan puasa dan wajib meng-qadha'nya.
Namun dalam kondisi ketiga, yaitu ketika puasa itu dikhawatirkan memmbayahakan anaknya saja maka mereka juga diwajibkan membayar fidyah."
(Abdurrahman al-Juzairi, al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-2, h. 521)
Untuk mengetahui lebih lanjut jika puasa yang dilakukan ibu menyusui itu membahayakan atau tidak, bisa diketahui berdasarkan kebiasaan sebelum-sebelumnya, keterangan medis, atau dugaan yang kuat.
Dalam situs Islam QA, dijelaskan bahwa hukum puasa bagi ibu menyusui dan wanita hamil, ada dua kondisi:
Pertama, tidak ada pengaruh baginya bepuasa dan tidak kesulitan baginya untuk berpuasa, serta tidak dikhawatirkan dampaknya terhadap anaknya, maka wajib baginya berpuasa.
Kedua, ibu menyusui dan hamil bila merasa ada dampak yang muncul ketika berpuasa, diperbolehkan berbuka dan mengqadha hari-hari yang dia berbuka.
Diutamakan untuk berbuka puasa, sedangkan hukum berpuasanya menjadi makruh.
Bahkan, beberapa ulama menyebutkan puasa akan menjadi haram hukumnya ketika ibu hamil dan menyusui merasa khawatir akan kesehatan anaknya.
Baca Juga: 5 Tips Lancar Menyusui Saat Puasa
Puasa Sambil Menyusui, Sebaiknya Dilakukan Ketika Bayi Sudah MPASI
Bagi Moms yang masih menyusui dan ingin berpuasa, bisa Moms pertimbangkan untuk melakukannya ketika usia Si Kecil sudah lewat 6 bulan dan bayi sudah memulai MPASI.
Namun, tetap ada hal yang harus diperhatikan yaitu asupan saat berbuka puasa dan sahur. Hal ini untuk menjaga agar produksi ASI tetap berkualitas bagi Si Kecil.
"Puasa sambil menyusui boleh saja, jika bayi sudah memulai MPASI.
Pastikan asupan nutrisi saat sahur, berbuka puasa, dan sebelum tidur tetap terjaga dengan baik," ungkap dr. Sarah, saat berbincang-bincang pada Kulwap Orami Community.
"Makan besar harus tetap tiga kali yang dilengkapi dengan karbohidrat, protein hewani, sedikit lemak, sayur, dan buah,” tambahnya.
Moms bisa mengonsumsi suplemen ASI untuk mempertahankan kualitas produksi ASI. Jangan lupa untuk selalu pumping setiap malam dan menjelang subuh ya, Moms!
Tidak hanya bayi yang sedang menjalani ASI eksklusif, kondisi kesehatan bayi lainnya tetap harus menjadi perhatian ketika Moms ingin memulai puasa.
Jika bayi sedang sakit atau sedang menjalani program kenaikan berat badan, maka sebaiknya tunda dulu untuk berpuasa.
Asupan Nutrisi saat Berpuasa Bagi Ibu Menyusui
Sesuai dengan hukum puasa bagi ibu menyusui, ibu menyusui yang ingin berpuasa harus menjaga dengan baik asupan nutrisi yang dikonsumsi baik waktu sahur, buka puasa, dan sebelum tidur.
Asupan nutrisi yang baik dapat menjadi ASI booster bagi Moms. ASI booster bisa berupa makanan kesukaan Moms yang membuat Moms lebih bahagia dan relaks.
Hal tersebut berpengaruh pada naiknya jumlah ASI.
ASI dapat lancar ketika bayi menyusu langsung atau dikosongkan payudara secara sempurna, yang memperlancar hormon oksitosin.
“Konsumsi vitamin dan biji-bijian juga penting agar menjaga tubuh tetap berenergi dan meningkatkan metabolisme. Untuk waktu berbuka puasa dan sahur, Moms bisa dikonsumsi kurma menjadi menu pilihan.
Salah satunya adalah kurma yang terbukti mampu menjadi ASI booster,” ungkap dr. Sarah, yang sudah menjadi konselor laktasi sejak tahun 2011 ini.
Jika Moms merasa kuat dan ingin berpuasa, maka coba konsumsi beberapa makanan berikut agar tubuh tetap prima dan produksi ASI lancar.
1. Oatmeal, Sebagai Menu Sahur Bernutrisi
Oatmeal menjadi daftar teratas sebagai menu sahur bagi ibu menyusui yang hendak berpuasa.
Oat, dikemas dengan serat gandum dan protein, membuat Moms merasa kenyang untuk waktu yang lama.
Selain itu, oatmeal juga mencerna secara perlahan dan menjaga gula darah stabil, sehingga berpengaruh pada pasokan ASI.
Baca Juga: 5 Tips untuk Mengatur Jadwal MPASI dan Menyusui Bayi
2. Telur, untuk Asupan Protein
"Telur adalah protein lengkap, dengan semua asam amino yang dibutuhkan Anda dan bayi, dan dapat meningkatkan asupan kolin harian Anda, nutrisi penting yang membantu kesehatan serta perkembangan bayi," kata Elizabeth Shaw, MS, RDN, CLT, penulis buku Fertility Foods: 100+ Recipes to Nourish Your Body While Trying to Conceive (2017).
Mengutip Mayo Clinic, Moms bisa memilih makanan kaya protein alternatif lain, seperti daging tanpa lemak, susu, kacang-kacangan, lentil, dan makanan laut yang rendah merkuri.
3. Alpukat, Sumber Lemak Nabati
Jika ingin mengonsumsi buah, maka coba makan alpukat. Buah ini bisa menjadi sumber lemak nabati yang sehat untuk jantung.
Hal in karena alpukat mengandung 75 persen lemak tak jenuh.
"Ini pilihan kaya nutrisi yang mengandung serat, folat, dan protein. Alpukat bertindak sebagai 'penambah nutrisi' dengan membantu meningkatkan penyerapan nutrisi yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, K, dan E," jelas Shaw.
Pada jurnal Nutrients, selama periode menyusui Moms harus mendapatkan beberapa nutrisi utama, seperti vitamin dan asam lemak.
Tentunya kandungan ini dapat memengaruhi nutrisi ASI yang dikonsumsi Si Kecil.
Baca Juga: Ketika Ibu Sakit, Dapatkah Tetap Memberi ASI pada Bayi?
4. Yoghurt, Makanan Penutup yang Nikmat
Semangkuk yoghurt sangat cocok untuk sahur, atau sebagai makanan berbuka puasa.
"Dipenuhi dengan probiotik. Bakteri ramah usus yang membantu memperkuat kekebalan ibu dan bayi, protein, kalsium, dan vitamin B-12, itu akan membuat bakteri baik mendukung kesehatan dan pencernaan," kata Shaw.
Tips agar Sehat dan Nyaman untuk Ibu Menyusui yang Berpuasa
Setelah tahu hukum puasa bagi ibu menyusui, Moms juga perlu tahu tips menyusui selama puasa agar puasa dan menyusui sama-sama lancar.
Meskipun hukum puasa bagi ibu menyusui tidak wajib, berikut adalah beberapa panduan menyusui selama puasa Ramadan dari Konselor Laktasi Nor Kamariah Mohamad Alwi, BE, MIT, IBCLC seperti dirangkum dari International Lactation Consultant Association.
1. Tetap Terhidrasi
Asupan air setiap hari sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Dianjurkan untuk minum sedikit demi sedikit selama waktu yang diizinkan, dari matahari terbenam hingga awal matahari terbit.
Minum terlalu banyak sebelum berpuasa hanya akan mengisi kandung kemih dan segera buang air kecil setelahnya, sehingga ibu merasa haus sepanjang sisa hari.
2. Makan dengan Bijak
Makan makanan yang seimbang, termasuk protein dan karbohidrat kompleks, selama sahur sangat penting.
Ini akan memberikan energi yang dibutuhkan ibu untuk sisa hari, hingga berbuka puasa.
3. Segera Berbuka
Saat puasa berakhir, Moms harus berbuka puasa sedini mungkin, dengan mengonsumsi makanan alami berenergi tinggi, agar energinya cepat pulih.
Pilihan umum di kalangan komunitas muslim (yang juga direkomendasikan secara budaya) adalah kurma hitam.
Para Moms dapat memilih persiapan kreatif seperti mencampurkan kurma dengan susu.
Baca Juga: 5 Tips Lancar Menyusui Saat Puasa
4. Pijatan saat Menyusui
Bagi ibu yang menyusui secara langsung sepanjang hari, beberapa akan memperhatikan bahwa bayinya menjadi sedikit lebih rewel di penghujung hari puasa.
Hal ini karena tubuh ibu terkena imbas puasa.
Selain itu, refleks pengeluaran ASI bisa melambat akibat stres akibat puasa.
Saat menyusui pada titik ini, penekanan/pemijatan payudara saat menyusui akan membantu mengeluarkan ASI dari bagian belakang payudara.
Ibu akan melihat peningkatan transfer ASI yang dapat lebih cepat memuaskan bayi.
5. Memerah ASI
Memerah ASI (untuk ibu yang harus dipisahkan dari bayinya) bisa menjadi pengalaman yang bervariasi.
Beberapa ibu tidak menemukan perubahan sama sekali dalam hal kuantitas ASI, terutama pada paruh pertama hari.
Namun, beberapa orang mungkin menemukan bahwa hasil susu yang dikumpulkan di penghujung hari lebih rendah dibandingkan dengan pada hari sebelumnya.
Jika ini terjadi, maka Moms perlu tetap tenang dan memahami bagaimana produksi ASI.
Ketika ASI dikeluarkan dari payudara secara teratur, suplai ASI baru akan diproduksi.
Ketika jumlah cairan tubuh berkurang sebagai bagian dari efek puasa, jumlah ASI bisa sedikit lebih rendah dari biasanya.
Para Moms akan mendapati bahwa ASI mereka pada saat ini biasanya terlihat lebih kental.
Baca Juga: Agar ASI Lancar, Ini 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi Ibu Menyusui Saat Puasa
Itu dia Moms, hukum puasa bagi ibu menyusui yang perlu diketahui.
Jangan lupa cek juga rekomendasi nutrisi yang bisa didapatkan ketika hendak berpuasa sambil menyusui Si Kecil.
- https://lactationmatters.org/2018/06/07/ramadan-and-breastfeeding/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4882728/
- https://www.nature.com/articles/1601899?draft=collection
- https://content.iospress.com/articles/mediterranean-journal-of-nutrition-and-metabolism/mnm011
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.