Ibu di Garut Menyetrika Tubuh Anaknya, Ini 5 Dampak Hukuman Kekerasan Pada Mental Anak
Kekerasan pada anak merupakan suatu tindakan buruk yang akan membuat anak menjadi tersiksa baik secara fisik dan mental. Anak yang mengalami kekerasan, akan mengalami berbagai dampak negatif.
Seperti yang baru saja terjadi, lagi-lagi seorang ibu tega menyiksa anak kandungnya sendiri.
Seorang Ibu Tega Menyetrika Anak Kandungnya
Kasus penganiayaan terhadap anak kembali terjadi, kini seorang siswa sekolah dasar berinisial MR menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri.
Ibu korban yang berinisial NS (32), yang bekerja sebagai seorang buruh pengolahan limbah kulit di Garut ini diduga tega menyiksa anaknya dengan menggunakan setrika di sekujur tubuhnya. Kejadian tersebut bermula saat MR menolak untuk ikut upacara di sekolah dengan alasan sakit.
Gurunya yang merasa khawatir pun memeriksa MR dan menemukan sejumlah luka bakar di sekujur tubuh korban. Setelah ditanya, korban akhirnya mengaku disetrika oleh ibu kandungnya sendiri.
Mengetahui hal tersebut, guru korban langsung menghubungi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk kemudian dilakukan penindakan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Kejadian penganiayaan tersebut diduga terjadi karena NS mengalami kesulitan ekonomi, sehingga akhinya melampiskan kepada anak kandungnya sendiri.
Tak hanya kesulitan ekonomi, kondisi rumah tangga NS juga dalam keadaan yang tidak baik. NS telah lama berpisah dengan suaminya, sehingga kerap menjadi sosok yang temperamental.
Bila disinggung mengenai kondisi kejiwaan NS, Kapolres Garut mengatakan bahwa pelaku dalam kondisi tidak mengalami gangguan jiwa dan kini sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Heboh Ibu Seret Anak dengan Motor dan Berbagai Kasus Kekerasan Ibu Pada Anak di Indonesia
Dampak Hukuman Kekerasan pada Psikologis Anak
1. Gangguan mental
Anak yang mengalami kekerasan, berisiko menjadi seorang penderita gangguan mental. Tak hanya satu, bahkan beberapa gejalala gangguan mental dapat terjadi dalam satu waktu.
Contohnya pada anak yang menderita Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) alias gangguan pasca kejadian traumatis, mereka dapat menderita depresi dan jenis gangguan mental lainnya.
2. Mempengaruhi tumbuh kembang
Kekerasan juga dapat menimbulkan dampak pada proses tumbuh kembangnya. Kekerasan akan mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak usia dini. Seperti perkembangan secara neurologis, fisik, emosi serta perkembangan sosial yang mengarah kepada berbagai masalah yang membutuhkan penyesuaian yang tidak mudah.
3. Penuh kecemasan
Seorang anak korban kekerasan dapat menjadi pribadi yang tak pernah tenang atau selalu hidup dalam kecemasan.
Hal ini terjadi karena kekerasan dan kejadian buruk yang ia alami di masa kecil membuatnya jadi bersikap waspada menghadapi berbagai situasi karena takut dikecewakan. Ia jadi menganggap kalau sesuatu yang baik tidak akan berjalan lama, karena ia tumbuh di lingkungan yang negatif.
Baca juga: Kekerasan Verbal Bisa Berpengaruh Buruk Ke Anak!
4. Menjadi pelaku kekerasan
Dampak psikologis lain yang dapat terjadi pada anak yang mengalami kekerasan antara lain juga bisa membuat anak berubah menjadi salah seorang pelakunya.
Hal ini dapat terjadi sebagai bentuk pembelaan diri dari berbagai kekerasan yang dialaminya dan sebagai salah satu usaha untuk bertahan hidup.
5. Tidak percaya diri
Seringkali anak dengan latar belakang kekerasan yang diterima hanya karena ia melakukan suatu kesalahan, baik itu besar maupun kecil akan menyebabkan anak menjadi takut dalam melakukan kesalahan sekecil apapun sehingga tidak percaya diri akan kemampuannya dalam melakukan sesuatu.
Bagi Moms yang mungkin pernah menjadi seorang pelaku kekerasan terhadap Si Kecil, segeralah ubah cara mendidik Moms. Masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuat mereka menjadi pribadi yang didambakan tanpa menggunakan kekerasan.
(MDP)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.