Ibuprofen: Manfaat, Dosis Takaran, Efek Samping, dan Harga
Moms pasti pernah mengonsumsi ibuprofen.
Obat ini, biasanya digunakan untuk meredakan gejala radang sendi, demam, dan nyeri lainnya termasuk nyeri haid.
Ibuprofen adalah obat antiradang non steroid (NSAID) dan juga memiliki efek antiplatelet, yang berarti melindungi dari penggumpalan darah.
Studi di jurnal National Center for Biotechnology Information menjelaskan, ini adalah obat antiinflamasi dan gangguan rheumatoid yang sudah disetujui oleh FDA.
Di pasaran, obat ini dijual dengan berbagai jenis merek dagang, seperti Brufen, Calprofen, Genpril, Ibu, Midol, Nuprin, Cuprofen, Nurofen, Advil, dan Motrin.
Jadi, Moms mungkin akan lebih kenal dengan nama-nama dagang tersebut.
Baca Juga: 11+ Rekomendasi Film Thriller Korea yang Menegangkan!
Apa Itu Obat Ibuprofen?
Ibuprofen adalah obat yang berfungsi untuk meredakan nyeri, akibat berbagai kondisi seperti:
- Sakit kepala
- Sakit gigi
- Nyeri punggung
- Nyeri haid
- Nyeri otot
- Asam urat
- Arthritis
- Peradangan lainnya pada tubuh
Ibuprofen juga digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau flu.
Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi zat alami dalam tubuh yang menyebabkan peradangan.
Ketika merasa sakit, nyeri, atau mengalami peradangan, tubuh akan secara alami menghasilkan zat kimiawi yang disebut dengan prostaglandin.
Ibuprofen mempunyai kemampuan untuk menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh, sehingga rasa nyeri pun hilang.
Ibuprofen terdiri dalam sediaan tablet, kapsul, sirup, dan suntik.
Obat ibuprofen minum digunakan untuk mengatasi nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang.
Sementara ibuprofen suntik digunakan untuk mengatasi nyeri sedang dan pengelolaan nyeri sedang hingga berat sebagai tambahan untuk analgesik opioid.
Baca Juga: Mengenal Dexketoprofen, Salah Satu Obat Pereda Nyeri
Manfaat Ibuprofen
Menurut World Health Organization (WHO), ibuprofen masuk dalam Essential Drug List yang merupakan salah satu kebutuhan medis minimum untuk sistem perawatan kesehatan dasar.
Obat ini bukanlah steroid, walaupun terkadang memiliki efek yang sama. Hanya saja, efek jangka panjang kedua obat ini akan berbeda ya, Moms.
Jadi, Moms tetap harus hati-hati dan tetap dalam pengawasan dokter ketika mengonsumsi obat.
Cara kerja ibuprofen adalah memblokir produksi prostaglandin, zat yang dikeluarkan tubuh sebagai respons terhadap penyakit dan cedera.
Prostaglandin menyebabkan nyeri dan bengkak. Zat ini dilepaskan di otak, dan juga bisa menyebabkan demam.
Efek penghilang rasa sakit ibuprofen dimulai segera setelah meminum satu dosis. Efek antiinflamasi bisa memakan waktu lebih lama, terkadang beberapa minggu.
Selain menghilangkan nyeri, masih banyak manfaat ibuprofen yang bisa Moms rasakan saat mengonsumsinya. Berikut penjelasannya.
1. Membantu Penderita Arthritis Rheumatoid
Ibuprofen dapat sedikit membantu penderita arthritis rheumatoid.
Moms perlu ingat, obat ini tidak menyembuhkan tetapi meredakan rasa sakit yang dirasakan oleh penderita.
Studi di jurnal Medical Principles and Practice menjelaskan arthritis adalah penyakit autoimun sistemik kronis dan peradangan.
Ini mempengaruhi sendi dengan tingkat keparahan yang bervariasi di antara pasien.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit ini, seperti usia, jenis kelamin, genetika, dan paparan lingkungan (merokok, polutan udara, dan pekerjaan).
2. Mencegah Perkembangan Penyakit Alzheimer
Ibuprofen terbukti memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer.
Karena obat ini dianggap mampu mengurangi jumlah beta-amyloid atau (fragmen protein yang akumulasinya terkait dengan penyakit) yang menumpuk di otak.
Selain itu, obat ini dan beberapa obat non steroid lainnya lainnya dapat memperlambat atau mencegah timbulnya penyakit Alzheimer.
Para ilmuwan mengatakan itu juga dapat memperkenalkan cara berpikir baru tentang bagaimana ibuprofen melindungi otak.
Sekitar 20 penelitian yang dilakukan pada orang-orang menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan obat non steroid, memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit Alzheimer.
Hal ini dibandingkan orang-orang yang tidak menggunakannya.
Bukti lain menunjukkan bahwa peradangan di otak, yang dipicu oleh endapan amiloid, mengaktifkan sel-sel kekebalan dan memunculkan zat berbahaya yang merusak sel-sel saraf.
Obat satu ini dapat menghambat terjadinya hal tersebut di dalam tubuh.
Baca Juga: Pregabalin, Obat untuk Mengatasi Berbagai Nyeri Saraf
3. Efektif Mengurangi Peradangan
Ibuprofen dianggap lebih efektif mengatasi pembengkakan dibanding aspirin.
Untuk mencapai efek antiinflamasi yang sama, 4000mg aspirin perlu diberikan.
Sementara jika menggunakan obat ini, Moms hanya memerlukan 2400mg saja.
Hal ini menunjukkan bahwa ibuprofen lebih berguna daripada obat lain.
Karena obat ini terdapat pada konsentrasi yang lebih rendah di dalam tubuh, kemungkinan efek samping yang tidak diinginkan jauh lebih kecil.
4. Menghilangkan Rasa Sakit Tanpa Efek Ketergantungan
Jika kebanyakan obat penahan rasa sakit lain memberikan efek ketergantungan, tidak dengan ibuprofen.
Sehingga Moms tidak perlu mengonsumsi obat ini secara terus menerus saat mengalami rasa sakit.
Baca Juga: Voltaren, Obat NSAID yang Mampu Mengatasi Rasa Nyeri
Kisaran Harga Ibuprofen di Pasaran
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ibuprofen dapat dibeli dengan mudah di berbagai apotek tanpa menggunakan resep dokter.
Selain itu, harga ibuprofen juga terbilang cukup murah, yaitu berkisar antara Rp4000 hingga Rp189.000.
Harga ini tergantung jenis dan juga jumlah tablet yang akan dikonsumsi oleh Moms.
Baca Juga: 14 Cara Tes Kesehatan Mental serta Manfaatnya, Bisa Dicoba!
Dosis Ibuprofen yang Disarankan
Ibuprofen tersedia dalam berbagai bentuk obat, seperti tablet, sirup, dan juga intravena (IV).
Penting untuk mengetahui dosis yang tepat saat akan menggunakan obat ini.
Karena hal ini dapat menghindari terjadinya efek samping di dalam tubuh.
Biasanya, dosis penggunaannya ditentukan berdasarkan usia.
Orang dewasa yang menggunakannya untuk rheumatoid atau osteoarthritis, dosisnya adalah 1.200 miligram (mg) hingga 3.200 mg per hari.
Pasien harus dimonitor untuk efek samping, dan dosis harus disesuaikan sehingga dapat menekan kemungkinan efek samping terjadi selama pengobatan.
Pasien mengambil jumlah sekecil mungkin untuk memenuhi tujuan pengobatan mereka.
1. Dosis untuk Orang Dewasa
Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah satu atau dua tablet 200 miligram (mg) setiap 4 sampai 6 jam.
Orang dewasa tidak boleh melebihi 800 mg sekaligus atau 3.200 mg per hari.
Orang dewasa di atas usia 60 harus minum sesedikit mungkin untuk mengatasi gejala mereka.
Orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi mengalami efek samping pada ginjal dan gastrointestinal.
2. Dosis untuk Anak-anak
Ibuprofen juga dapat diberikan pada anak-anak untuk meredakan nyeri, peradangan, dan untuk mengontrol demam, serta untuk arthritis idiopatik pada remaja.
Untuk dosis yang dianjurkan tentu lebih rendah dibandingkan orang dewasa.
Selain itu, pemberian ibuprofen pada anak-anak juga ditentukan dari berat badan mereka.
Orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan petunjuk dalam kemasan atau tanyakan pada apoteker sebelum memberikan ibuprofen atau obat lain kepada anak.
3. Dosis untuk Bayi
Moms yang memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan, tidak disarankan untuk memberikan ibuprofen.
Sementara untuk bayi berusia 6 bulan hingga 1 tahun, dosis aman yang disarankan antara 50 mg - 75 mg tergantung dari berat badan mereka.
Jangan lupa Moms, untuk selalu berkonsultasi pada dokter saat ingin memberikan obat apapun kepada anak Moms.
Baca Juga: Mengenal Proris Sirup, Obat untuk Atasi Berbagai Nyeri
Petunjuk Penggunaan Obat Ibuprofen
Setelah mengetahui dosis penggunaan obat ibuprofen, Moms perlu mengetahui petunjuk penggunaan obatnya.
Berikut ini adalah petunjuk penggunaan obat:
- Gunakan obat ini tepat seperti yang diatur pada label atau ketentuan dokter.
- Jangan gunakan obat dengan dosis kurang atau lebih dari yang dianjurkan.
- Dosis maksimum ibuprofen untuk orang dewasa adalah 800 miligram per dosis atau 3200 mg per hari (4 dosis maksimum).
- Dosis obat untuk anak didasarkan pada usia dan berat badan anak.
- Menggunakan dosis paling rendah lebih disarankan.
- Obat suspensi oral atau sirup harus dikocok terlebih dulu sebelum digunakan.
- Ukur obat cair dengan sendok takar atau jarum suntik yang disediakan.
- Tablet kunyah digunakan dengan cara dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan.
- Penggunaan obat jangka panjang harus berdasarkan saran dokter.
- Obat ini diminum setelah makan.
Baca Juga: Neuralgin (Obat Pereda Nyeri): Kandungan, Dosis, dan Efek Samping
Efek Samping Ibuprofen
Sama seperti obat-obatan lainnya, ibuprofen memiliki efek samping yang berbeda-beda tergantung dari dosis dan sensitivitas setiap orang yang mengonsumsinya.
Efek samping yang paling umum dari ibuprofen meliputi:
Selain itu, efek samping lain yang lebih parah termasuk:
- Pusing
- Edema atau penumpukan cairan
- Tekanan darah tinggi
- Radang perut
- Bisul di sistem pencernaan
- Gejala asma yang memburuk
Baca Juga: 5+ Rekomendasi Obat Batuk Pilek Anak yang Ada di Apotek
Ibuprofen tidak cocok untuk orang yang memiliki kondisi seperti, sensitif terhadap aspirin atau obat non steroid, pernah mengalami tukak lambung dan gagal jantung yang parah.
Pada 2015, United States Food and Drug Administration (FDA) telah memberikan peringatan keras tentang peningkatan risiko serangan jantung atau strok saat mengonsumsi ibuprofen dengan dosis lebih tinggi.
FDA meminta orang-orang untuk menyadari kemungkinan masalah ini dan segera mencari pertolongan medis.
Terutama jika mereka mengalami nyeri dada, masalah pernapasan, kelemahan tiba-tiba di satu bagian tubuh, atau ucapan cadel yang tiba-tiba.
Obat ini juga harus digunakan dengan hati-hati jika Moms memiliki atau pernah memiliki kondisi sebagai berikut:
- Asma
- Masalah hati
- Masalah ginjal
- Gagal jantung ringan
- Tekanan darah tinggi
- Angina
- Serangan jantung
- Penyempitan arteri
- Operasi cangkok bypass arteri koroner (CABG)
- Mengalami perdarahan perut
- Strok
Baca Juga: Pregabalin, Obat untuk Mengatasi Berbagai Nyeri Saraf
Moms yang memiliki kondisi seperti yang disebutkan juga harus berkonsultasi dengan apoteker atau dokter saat akan mengonsumsinya.
Selain itu, Moms yang merasa pusing setelah minum obat ini sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan.
Penggunaan ibuprofen dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan penurunan kesuburan pada beberapa wanita.
Gejala Overdosis Ibuprofen
Penting untuk mengetahui jumlah dosis yang disarankan saat mengonsumsi.
Karena terlalu banyak konsumsi obat ini dapat menyebabkan overdosis dan berbahaya bagi tubuh Moms.
Tidak semua orang akan langsung mengalami gejala overdosis. Beberapa orang tidak akan menunjukkan gejala sama sekali.
Moms perlu mengetahu beberapa gejala overdosis ibuprofen, baik yang ringan maupun yang berat.
Gejala ringan overdosis ibuprofen antara lain, tinnitus (telinga berdenging), maag, mual, muntah, sakit perut, diare, pusing, penglihatan kabur, ruam dan berkeringat.
Sementara gejala yang parah bisa meliputi, sulit atau lambat bernapas kejang, tekanan darah rendah, kejang, sedikit atau tidak ada produksi urine, sakit kepala parah, dan yang paling parah adalah koma.
Overdosis juga bisa terjadi pada bayi. Ciri bayi yang overdosis mungkin menunjukkan tanda-tanda lesu atau tidak responsif.
Sementara, gejala yang lebih serius adalah apnea atau henti napas.
Baca Juga: Bacaan Surat Al Hujurat Ayat 12 Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Moms, demikian penjelasan mengenai manfaat, dosis, efek samping dan harga ibuprofen.
Semoga bermanfaat ya, Moms. Jangan lupa untuk konsultasi dengan dokter saat akan mengkonsumsi obat ini, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6422329/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542299/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.