Antibiotik Sanprima: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Obat

Sanprima dikenal sebagai obat antibiotik yang bisa digunakan untuk mengatasi peradangan pada tubuh.

Sebelum meminumnya, ada baiknya mengenal fungsi dan aturan obat yang tepat. Hal ini guna mencegah efek samping yang mungkin ditimbulkan.

Obat ini juga hadir dalam berbagai jenis berdasarkan kegunaannya, lho!

Baca Juga: Allopurinol (Obat Asam Urat): Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Fungsi dan Manfaat Sanprima

Foto: Orami Photo Stocks

Jika dilihat dari kegunaannya, sanprima adalah obat yang mengandung kombinasi antibiotik. Obat ini mengandung cotrimoxazole, yakni kombinasi dari sulfamethoxazole dan trimethoprim.

Obat ini bermanfaat untuk mengatasi infeksi atau peradangan yang terjadi di dalam tubuh.

Sanprima adalah antibiotik yang aman dikonsumsi orang dewasa ataupun anak-anak.

Karena termasuk golongan obat keras, tak semua orang bisa meminum obat ini sebagai antibiotik. Perlu mendapat rekomendasi dokter untuk mengonsumsinya.

Biasanya, obat ini sering digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti:

• Otitis media
• Infeksi saluran kemih
• Gangguan pencernaan
• Infeksi saluran pencernaan

Diare akibat bakteri pun terkadang menggunakan obat ini sebagai salah satu yang dikonsumsi.

Cara kerja antibiotik ini dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Artinya, dengan cara menghambat enzim yang memetabolisme asam folat pada bakteri.

Obat ini tak bisa dipakai untuk mengobati infeksi penyakit yang disebabkan oleh virus.

Baca Juga: Terapkan 3 Cara Mengatasi Alergi Obat Jika Muncul Reaksi Setelah Mengonsumsi!

Jenis Obat Sanprima

Obat sanprima hadir dalam berbagai jenis untuk orang dewasa ataupun anak-anak.

Diproduksi langsung oleh Sanbe Farma, berikut beberapa jenis obat antibiotik dan kekuatan zat aktif di setiap bentuknya:

1. Sanprima Tablet

Foto: sanbe-farma.com

Layaknya obat pada umumnya, sanprima juga tersedia dalam bentuk butiran tablet.

Obat jenis ini mengandung trimethoprimg 80 mg dan sulfamethoxazole 400 mg.

Dalam satu boks, totalnya adalah 10 strip yang berisi 10 tablet setiap stripnya.

Dijual di apotik secara bebas, obat ini dibanderol sekitar Rp11.000 - Rp23.000 per stripnya.

Obat ini biasanya lebih sering dikonsumsi oleh orang dewasa untuk mengatasi peradangan pencernaan ataupun infeksi saluran kemih.

2. Sanprima Forte

Agak sedikit mirip dengan tablet sebelumnya, sanprima jenis ini memiliki kekuatan yang sedikit lebih tinggi.

Sanprima forte digunakan untuk mengatasi penyakit yang lebih kronis dan serius.

Setiap obatnya, mengandung trimethoprim 160 mg dan sulfamethoxazole 600 mg.

Harga dari obat jenis ini adalah Rp20.000 - Rp50.000 per strip yang bisa diperoleh di apotik manapun.

3. Sanprima Sirup

Foto: sanbe-farma.com

Sanprima jenis ini lebih diutamakan untuk dikonsumsi anak-anak berusia di bawah 1 tahun - 12 tahun.

Golongan obat keras, perlu mendapat surat dokter untuk ditebus di apotek.

Antibiotik ini mengandung trimethoprim 40 mg dan sulfamethoxazole 200 mg setiap 5 ml.

Kemasan botol sirup ini adalah 60 ml dan dosis minum berdasarkan usia anak.

Harga dari obat ini adalah Rp29.000 - Rp55.000 per botolnya.

Baca Juga: Allopurinol (Obat Asam Urat): Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

Dosis Minum Sanprima

Foto: Orami Photo Stocks

Secara umum, dosis akan terbagi menjadi kategori orang dewasa dan anak-anak.

Dosis sanprima berdasarkan jenis butiran tablet, berikut aturan minumnya dilansir dari MIMS.

• Orang dewasa

Untuk orang dewasa, dosis minum yang dianjurkan adalah 2 tablet yang diminum 2 kali sehari.

Sedangkan, untuk dosis sanprima forte tablet adalah maksimal 1 tablet per harinya.

• Anak-anak

Dosis obat untuk anak berusia 12 tahun ke atas adalah 2 tablet yang diminum 2 kali sehari.

Sementara itu dalam bentuk sirup, anak berusia 6-12 tahun adalah 2 sendok takar sekali minum atau maksimal 10 ml.

Untuk anak berusia 5 bulan - 5 tahun, dosis sirup obat adalah 1/2 sendok takar sekali minum atau 2.5 ml maksimal.

Baca Juga: Tak Boleh Sembarangan, Ini Pilihan Obat Diare untuk Ibu Hamil di Apotek

Efek Samping Obat

Foto: Orami Photo Stocks

Di luar manfaatnya bisa mengobati diare dan infeksi lain, obat ini pun bisa menimbulkan efek samping.

Efek samping yang dapat timbul saat menggunakan sanprima dapat berbeda pada setiap individu. Ditemukan, beberapa efek samping tersebut antara lain:

• Gangguan saluran pencernaan
• Sindrom Stevens-Johnson
• Sindrom Lyell

Beberapa kasus juga ditemukan efek samping lain dari obat ini, yakni bisa menyebabkan:

• Hepatitis
• Kelainan darah
• Kolitis pseudomembran

Segera dapatkan pertolongan dokter apabila merasakan gejala tidak biasa seperti jantung berdetak kencang, reaksi alergi pada kulit, serta gangguan pencernaan akut.

Umumnya, sanprima diminum dalam kurun waktu 5-7 hari atau berdasarkan rekomendasi dokter.

Hindari menambah dosis atau menguranginya. Hal ini karena dapat meningkatkan efek samping dari obat tersebut.

Baca Juga: Kenali Gemfibrozil, Obat untuk Turunkan Kadar Kolesterol Darah

Peringatan Penting Obat

Karena obat mengandung antibiotik, perlu mengikuti aturan pakai dari dokter.

Pastikan dokter telah mengetahui riwayat penyakit yang diderita sebelumnya. Selalu informasikan obat atau herbal rutin yang sedang dikonsumsi.

Obat ini pun perlu diwaspadai bagi ibu hamil dan menyusui. Hal ini lantaran beberapa jenis obat bisa mempengaruhi perkembangan bayi dan kandungan di dalam ASI.

Obat ini dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui jika efek samping yang ditimbulkan minim risiko.

Tak hanya itu, sebaiknya penggunaan sanprima dihindari pada kondisi berikut:

• Hipersensitif terhadap sulfonamide
• Gangguan fungsi hati berat
• Diskrasia darah
• Porfiria

Bayi usia di bawah 2 bulan pun tidak dianjurkan mengonsumsi sanprima. Biasanya, alternatif obat diberikan dengan memanfaatkan cara-cara alami.

Itulah sederet infomasi penting mengenai penggunaan sanprima. Tetap pastikan mendapat konsultasi dan rekomendasi dokter ya, Moms!