7 Makanan yang Bisa Turunkan Risiko Inflamasi, Catat Moms!
Moms mungkin pernah mengalami memar hingga menimbulkan warna biru di permukaan kulit. Kondisi ini disebut sebagai inflamasi.
Journal of Inflammation menjelaskan ada lima tanda utama tubuh mengalami inflamasi, yaitu kemerahan, bengkak , terasa panas, nyeri dan sulit untuk digerakkan.
Yuk Moms cari tahu lebih dalam mengenai inflamasi atau peradangan dalam artikel berikut ini.
Baca Juga: Kenali 5 Tanda Peradangan Usus Besar, dari Diare Sampai Kelelahan
Jenis Inflamasi
Melansir Harvard Health, inflamasi adalah respon alami tubuh untuk melindungi dari bahaya. Ada dua jenis peradangan, yaitu akut dan kronis.
1. Inflamasi Akut
Inflamasi akut merupakan kondisi yang paling sering Moms alami. Biasanya terjadi saat terbentur atau saat memotong jari.
Sistem kekebalan tubuh akan mengirimkan pasukan sel darah putih untuk mengelilingi dan melindungi area tersebut, sehingga terjadi kemerahan dan pembengkakan di permukaan kulit.
Kondisi ini akan hilang dalam waktu beberapa hari atau bulan, tergantung dari keparahan luka yang Moms alami.
Namun, peradangan akut juga bisa terjadi secara sistemik. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti flu atau pneumonia.
Jurnal Frontiers in Medicine menjelaskan jenis peradangan akut ini dapat menyebabkan Moms merasa sakit dan kelelahan karena tubuh sedang melawan infeksi.
Peradangan akut memang terlihat tidak berbahaya, tetapi jika dibiarkan juga akan menimbulkan infeksi dan terjadi masalah lain dalam tubuh.
2. Inflamasi Kronis
Berbeda dengan inflamasi akut, peradangan kronis biasanya terjadi sebagai respon masuknya zat lain yang berbahaya bagi tubuh, seperti racun dari asap rokok atau kelebihan sel lemak-terutama di bagian peru.
Di dalam arteri, peradangan membantu memicu aterosklerosis — penumpukan lemak, plak kaya kolesterol.
Tubuh akan menganggap plak ini tidak normal dan asing, sehingga berusaha untuk menutup plak dari darah yang mengalir.
Tapi jika tembok itu rusak, plaknya bisa pecah. Kemudian, isinya akan bercampur dengan darah, membentuk gumpalan yang menghalangi aliran darah.
Gumpalan ini bertanggung jawab atas sebagian besar serangan jantung dan stroke.
Baca Juga: Mengenal Nummular Dermatitis, Peradangan Kulit Berbentuk seperti Koin
Penyebab Inflamasi Kronis
Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa penyebab umum peradangan kronis, diantaranya adalah gaya hidup dan juga usia.
Berikut beberapa penyebab terjadinya peradangan kronis.
1. Aktvitas Fisik
Proses kimia anti-inflamasi terjadi di aliran darah saat otot bergerak.
Orang yang tidak memenuhi rekomendasi aktivitas minimum untuk kesehatan optimal memiliki peningkatan risiko penyakit terkait usia.
2. Obesitas
Jaringan lemak, terutama lemak visceral (lapisan lemak dalam di sekitar organ perut, sebenarnya menghasilkan bahan kimia pro-inflamasi.
3. Diet
Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan gula rafinasi dikaitkan dengan peningkatan peradangan, terutama pada orang yang kelebihan berat badan.
4. Merokok
Merokok menurunkan produksi molekul anti-inflamasi dan meningkatkan peradangan.
Baca Juga: Mengenal Polifenol, Antioksidan dan Anti Inflamasi yang Bagus bagi Tubuh
5. Hormon Seks Rendah
Hormon seks seperti estrogen dan testosteron menekan peradangan.
Jika kedua hormon ini rendah, risiko penyakit inflamasi akan semakin tinggi. Berkurangnya hormon ini biasanya terjadi saat sudah lanjut usia.
6. Stres
Tekanan psikologis juga sering dikaitkan dengan risiko terjadinya inflamasi.
7. Gangguan Tidur
Melansir dari jurnal Hindawi, Moms yang memiliki jadwal tidur tidak teratur atau memiliki gangguan untuk tidur memiliki risiko peradangan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Mengenal Vaskulitis, Penyakit Peradangan pada Pembuluh Darah
Makanan untuk Meredakan Inflamasi
Untuk mengurangi risiko peradangan dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan sehat.
Moms dapat mencoba pola makan anti-inflamasi dengan konsumsi makanan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan dan minyak sehat.
Ahli gizi menjelaskan, pola hidup sehat tidak hanya menurunkan risiko penyakit kronis, tetapi juga dapat meningkatkan suasana hati dan kualitas hidup.
Berikut makanan anti-inflamasi yang bisa Moms masukan ke dalam menu sehari-hari.
1. Buah-buahan
Warna yang pekat adalah tanda bahwa buah mengandung banyak serat dan antioksidan.
Moms dapat memilih buah seperti blackberry, plum, anggur, jeruk pepaya atau buah lainnya.
Buah-buahan jenis ini dipercaya mengandung efek anti-inflamasi yang tinggi.
Moms dapat mengkonsumsinya secara langsung atau mengolahnya menjadi jus. Tapi ingat ya, jangan diberi tambahan pemanis lain.
2. Minyak Zaitun
Moms juga bisa meredakan inflamasi dengan mengkonsumsi minyak zaitun.
Pastikan pilih jenis yang extra virgin ya Moms karena mengandung lemak yang paling sehat untuk tubuh.
Selain itu, minyak ini juga kaya akan lemak tak jenis tunggal yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Sebuah studi menyebutkan, minyak zaitun memiliki hubungan dengan penurunan risiko penyakit, kanker otak dan kondisi kesehatan serius lainnya.
Efek oleochantal, antioksidan yang ditemukan dalam minyak zaitun telah dibandingkan dengan obat anti-inflamasi seperti ibuprofen.
3. Sayuran Hijau
Sayuran hijau seperti brokoli, bayam, kale dan asparagus mengandung vitamin E, antioksidan alami yang dapat menurunkan efek peradangan di dalam tubuh.
Selain itu, penelitian menemukan bahwa meningkatkan konsumsi sayuran hijau dapat membantu mengurangi risiko jenis kanker tertentu.
Baca Juga: 5 Sayuran Hijau Terbaik untuk MPASI Anak
4. Kacang-kacangan
Contemporary Clinical Trial Communication menjelaskan kacang-kacangan seperti kacang kenari dan almond dapat membantu menurunkan risiko inflamasi dan penyakit jantung.
Kebanyakan kacang tinggi lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda serta asam lemak dan serat omega-3 sehingga sangat baik untuk kesehatan.
Hanya saja, kacang yang sudah digoreng menggunakan minyak banyak mungkin tidak akan lagi memiliki manfaat untuk tubuh.
5. Ikan Tinggi Lemak
Ikan seperti sarden, salmon, dan tuna penuh dengan asam lemak omega-3 dan dianggap anti-inflamasi.
Satu penelitian besar terhadap wanita paruh baya dan lansia menemukan bahwa mereka yang secara konsisten makan satu atau lebih porsi ikan setiap minggu, 29% lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan rheumatoid arthritis, yang disebabkan oleh peradangan jaringan sendi.
Jika Moms kurang menyukai ikan, bisa mencoba mengonsumsi suplemen minyak ikan. Produk dengan setidaknya rasio 2: 1 EPA ke DHA asam lemak omega-3 sering direkomendasikan.
6. Biji-bijian
Biji-bijian merupakan makanan tinggi serat dan kaya antioksidan yang membantu mengurangi peradangan.
Konsumsi berbagai jenis makanan dari biji-bijian merupakan cara yang baik untuk mendapatkan protein dalam makanan tanpa mengonsumsi daging merah, yang dikaitkan dengan peningkatan peradangan.
Moms perlu ingat, kondisi tubuh setiap orang berbeda.
Jika Moms memiliki alergi terhadap biji-bijian sebaiknya mengganti dengan jenis makanan anti-inflamasi lain seperti sayuran hijau atau buah-buahan.
Moms juga bisa mencoba mengurangi gejala radang sendi dengan menghindari makanan dan minuman yang memicu peradangan pada tubuh, seperti gorengan dan soda manis.
7. Rempah
Jahe dan kunyit tidak hanya mengandung sifat anti-inflamasi, tetapi juga menambah warna dan rasa pada hidangan.
Jika Moms tidak menyukai rasa kunyit, Anda bisa mengonsumsi suplemen kurkumin. Kurkumin adalah senyawa kimia yang memberi kunyit sifat anti-inflamasi.
Selain itu, kunyit dan jahe juga dipercaya sebagai rempah yang dapat mencegah paparan virus dan bakteri. Konsumsi minuman olahan jahe juga bisa meningkatkan stamina lho Moms.
Baca Juga: 7 Rempah untuk Bahan Ramuan Agar Cepat Hamil
Makanan Penyebab Inflamasi
Selain meredakan, beberapa makanan juga bisa jadi penyebab terjadinya inflamasi di dalam tubuh.
Moms sebaiknya menghindari makanan jenis ini jika sedang mengalami penyakit peradangan.
1. Pemanis Buatan
Mengkonsumsi makanan tinggi gula dan sirup jagung fruktosa tinggi dapat mendorong terjadinya peradangan.
Terlalu banyak konsumsi makanan ini juga dapat melawan efek anti-inflamasi dari asam lemak omega-3.
2. Margarin
Lemak trans buatan merupakan salah satu makanan paling tidak sehat yang sering dikonsumsi. Salah satu makanan yang mengandung lemak trans buatan adalah margarin.
Terlalu banyak mengkonsumsi lemak trans buatan dapat meningkatkan peradangan dan risiko dari beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan BOS, Mentega dan Margarin, Jangan Sampai Salah!
3. Karbohidrat Olahan
Karbohidrat memang sering dianggap sebagai makanan yang tidak baik untuk tubuh. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua karbohidrat.
Jenis karbohidrat yang dianggap tidak baik untuk tubuh adalah yang sudah diolah, seperti roti, pasta, permen, kue, beberapa sereal, biskuit, minuman manis dan semua makanan proses yang mengandung gula dan tepung.
Beberapa penelitian menyebutkan, karbohidrat olahan dapat meningkatkan risiko peradangan di dalam tubuh. Moms sebaiknya, mulai mengurangi konsumsi jenis makanan ini ya.
4. Daging Olahan
Konsumsi daging olahan juga sering dikaitkan dengan peningkatak risiko penyakit jantung, diabetes, kanker perut dan usus besar.
Daging olahan seperti sosi, daging asap dan dendeng mengandung roduk akhir glikasi (AGEs) yang lebih canggih daripada kebanyakan daging lainnya.
AGE dibentuk dengan memasak daging dan beberapa makanan lain pada suhu tinggi. Mereka diketahui menyebabkan peradangan
Dari semua penyakit yang terkait dengan konsumsi daging olahan, hubungannya dengan kanker usus besar adalah yang paling kuat.
Meskipun banyak faktor yang berkontribusi terhadap kanker usus besar, salah satu mekanisme diyakini sebagai respons inflamasi sel usus besar terhadap daging olahan.
Salah satu penyebab inflamasi adalah pola hidup yang tidak sehat termasuk dari makanan.
Namun, hal ini juga bisa diatasi dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan mengkonsumsi makanan kaya akan antioksidan.
Demikian penjelasan mengenai inflamasi dan makanan yang dapat mengatasinya. Semoga bermanfaat ya, Moms.
- https://www.healthline.com/nutrition/6-foods-that-cause-inflammation
- https://www.arthritis-health.com/blog/top-8-anti-inflammatory-foods-you-should-eat
- https://www.verywellhealth.com/what-is-inflammation-187934
- https://www.health.harvard.edu/heart-disease-overview/ask-the-doctor-what-is-inflammation
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.