Ini Cara agar Ibu Tak Tularkan HIV/AIDS ke Bayi saat Melahirkan dan Menyusui
Mungkin Moms sudah tahu bahwa HIV/AIDS menular melalui empat cara, yakni cairan darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI), serta adanya luka sebagai jalan masuk virus.
Karena itu, ibu penderita HIV/AIDS berisiko menularkan HIV kepada anaknya selama proses kehamilan, persalinan, dan menyusui.
Namun, ternyata, ada cara agar ibu tidak menularkan HIV kepada si kecil. Nah, sebelum mencari tahu jawabannya, ada baiknya Moms mengetahui fakta-fakta mengenai ibu dan HIV/AIDS berikut ini:
Persalinan Normal dan Menyusui Meningkatkan Risiko Penularan HIV kepada Anak
Menurut dr. Ulul Albab, SpOG, ibu pengidap HIV/AIDS yang melahirkan secara normal meningkatkan risiko penularan HIV ke bayinya sebanyak 1,5 kali lipat. Sebab, persalinan normal melibatkan paparan cairan vagina dan darah kepada bayi baru lahir.
“Penderita HIV/AIDS sebaiknya melahirkan secara Caesar,” saran dokter spesialis kandungan yang praktik di Rumah Sakit Aulia Jakarta ini saat diwawancarai di acara Le Minerale Water Run 2017 (16/11/2017).
ASI juga menjadi salah satu medium penularan HIV dari ibu ke anak (transmisi vertikal). “Ibu dengan HIV/AIDS tidak boleh menyusui bayinya, karena menyusui bisa meningkatkan risiko penularan hingga tiga kali lipat,” jelas dr. Ulul.
Cara Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Anak
Meski demikian, dr. Ulul menambahkan, bayi yang lahir dari ayah dan ibu yang positif HIV belum tentu mewarisi penyakit tersebut dari orang tuanya.
Memang, saat ini belum ada obat atau vaksin yang betul-betul menyembuhkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Namun, terapi antiretroviral (ARV) dapat memperlambat pertumbuhan virus sehingga harapan hidup ODHA lebih tinggi.
ODHA memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga kuman penyakit bisa masuk dengan mudah. Karena itu, ODHA diwajibkan mengonsumsi obat-obatan ARV setiap hari.
Ibu penderita HIV/AIDS bisa mencegah penularan HIV kepada si kecil dengan meminum obat ARV selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. Bayi baru lahirpun perlu mendapatkan terapi ARV untuk menurunkan risiko penularan.
Ibu hamil sebaiknya melakukan tes HIV agar bisa diketahui sejak dini. Jadi, Moms bisa lebih bijak memutuskan akan melakukan persalinan normal atau Caesar serta memberikan ASI atau susu formula.
Kontrasepsi untuk Perempuan dengan HIV/AIDS
Jika seorang perempuan yang positif HIV/AIDS memilih tidak memiliki anak atau membatasi jumlah anak, ia bisa memilih metode kontrasepsi IUD untuk jangka panjang. Syaratnya, wanita pengidap AIDS tersebut sedang dalam terapi ARV dan sehat secara klinis.
Untuk mencegah penularan HIV sekaligus mencegah kehamilan secara efektif, Moms bisa meminta pasangan tetap memakai kondom meski Moms sudah memakai IUD.
Baca juga: Ini Panduan Memilih Alat Kontrasepsi yang Baik dan Aman
Jadi, ODHA bisa membangun keluarga dan menjalani hidup seperti orang normal asalkan menjalani terapi ARV dan tahu cara mencegah penularan HIV/AIDS. Tetap semangat, ya, Moms!
(EMA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.