12 Kisah Istri Nabi Muhammad SAW, Patut Jadi Teladan!
Kisah para istri Nabi Muhammad SAW selalu jadi hal yang menarik untuk dibahas.
Seperti diketahui, Rasulullah SAW diizinkan Allah SWT untuk menikah lebih dari 4 wanita.
Namun jauh dari nafsu, semua pernikahan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW sangat sarat akan tujuan yang mendukung dakwah.
Sebagian besar dari mereka pun dinikahi Rasulullah karena perintah dari Allah SWT.
Melansir laman Muslimah, Rasulullah pernah melangsungkan akad nikah dengan 10-13 wanita.
Mari simak siapa saja istri Nabi Muhammad lewat ulasan di bawah ini, Moms!
Baca juga: Mengenal Kucing Muezza, Kucing Peliharaan Nabi Muhammad SAW!
Para Istri Nabi Muhammad SAW dan Sepenggal Kisahnya
Para istri Nabi Muhammad SAW tentunya bukan wanita sembarangan. Ada banyak sekali hal yang bisa dijadikan teladan dalam diri mereka.
Mari kita bahas satu-persatu istri Nabi Muhammada SAW berikut ini.
1. Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu ‘Anha
Khadijah merupakan istri Nabi Muhammad SAW yang pertama.
Ia diperistri oleh Nabi Muhammad SAW pada usia 40 tahun, sedangkan Rasulullah berusia 25 tahun.
Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah pernah menikah 2 kali.
Setelah menjalani rumah tangga bersama Nabi Muhammad SAW selama 25 tahun, Khadijah meninggal dunia.
Selama itu pula Nabi Muhammad SAW tidak berpoligami, alias menjadikan Khadijah sebagai istri satu-satunya.
Dari pernikahannya dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW dikaruniai beberapa anak, yaitu:
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Ruqayyah Umm Kulthum
- Fatimah
2. Saudah binti Zam’ah bin Qois Radhiyallahu ‘Anha
Sepeninggal Khadijah, Rasulullah menikahi Saudah 1 bulan setelahnya.
Saudah merupakan janda dengan 6 anak yang tidak memiliki keluarga.
Hingga akhirnya dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW di usia yang sudah cukup tua.
Setelah lama menikah dan Saudah merasa sudah tua, ia menyalurkan syahwat pada Aisyah.
Dengan harapan ia bisa tetap menjadi istri Rasulullah hingga meninggal, dan bisa menemaninya di surga.
Istri Nabi Muhammad ini kemudian meninggal di Madinah tahun 54 Hijriyah.
3. Aisyah binti Abi Bakr As-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhuma
Aisyah merupakan putri seorang Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang banyak menemani Nabi Muhammad SAW berjuang menegakkan dakwah.
Sementara ibunya bernama Ummu Ruman bintu Amir bin Uwaimir.
Aisyah resmi menjadi istri Nabi Muhammad SAW pada bulan Syawal tahun 11 setelah kenabian, atau setahun setelah Saudah dipersunting.
Dari sekian banyak istri Rasulullah, Aisyah merupakan satu-satunya yang dinikahi dalam kondisi masih gadis atau belum pernah menikah sebelumnya.
Rasulullah menikahi Aisyah di usia muda, atas perintah Allah melalui mimpi. Aisyah merupakan wanita yang sangat cerdas dan berakhlak mulia.
Bahkan sebagian ulama mengatakan, Aisyah adalah wanita yang paling paham tentang ajaran Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: 5+ Doa Minta Rezeki untuk Mendapatkan Keberkahan, Yuk Doa!
4. Hafshah binti Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhuma
Hafshah merupakan anak dari seorang sahabat Rasulullah yang luar biasa.
Sebelum menjadi istri Nabi Muhammad SAW, Hafshah menikah dengan Khunais bin Khudzafah As-Sahmi.
Hafshah dikenal sebagai wanita yang ahli ibadah, dan dijuluki Shawwamah yang artinya “wanita yang rajin puasa”, dan Qawwamah yang berarti “wanita yang rajin salat malam”.
Istri Nabi Muhammad ini wafat pada bulan Sya’ban tahun 45 H di Madinah, pada usia 60 tahun.
Selama hidupnya, Hafshah telah meriwayatkan sekitar 60 hadis yang terdapat dalam sahih Bukhari & Muslim.
5. Zainab binti Khuzaimah Radhiyallahu ‘Anha
Zainab merupakan istri Nabi Muhammad yang memiliki gelar Ummul Masakin. Sebab, ia sangat belas kasih dengan orang miskin dan banyak bergaul dengan mereka.
Sebelumnya, Zainab menikah dengan Abdullah bin Jahsy radhiyallahu ‘anhu.
Kemudian Abdullah meninggal saat perang Uhud, dan tak lama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya.
Namun, 3 bulan setelah diperistri Nabi Muhammad SAW, Zainab meninggal.
6. Ummu Salamah, Hindun binti Abi Umayyah Radhiyallahu ‘Anha
Memiliki nama asli Hindun binti Abi Umayyah, Ummu Salamah telah memiliki beberapa anak dari pernikahan sebelumnya bersama Abu Salamah.
Baca juga: Kumpulan Bacaan Salawat Nabi Pendek, Lengkap dengan Arti!
Ia dikenal sebagai wanita yang cerdas.
Ia dapat memberi saran dan mendukung dakwah suaminya. Selain itu, Ummu Salamah juga terkenal sebagai wanita yang menawan.
Hal ini diungkapkan Aisyah yang sempat merasa cemburu:
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Ummu Salamah, aku sangat sedih sekali."
"Karena banyak orang menyebut kecantikan Ummu Salamah. Akupun mendekatinya untuk bisa melihatnya."
"Setelah aku melihatnya, demi Allah, dia jauh-jauh lebih cantik dan lebih indah dari apa yang aku bayangkan."
"Akupun menceritakannya kepada Hafshah – mereka satu kubu – kata Hafshah, 'Tidak perlu cemas, demi Allah, itu hanya karena bawaan cemburu.'”
(Thabaqat Al-Kubro Ibn Sa’d, no. 9895)
7. Zainab binti Jahsy bin Rabab Radhiyallahu ‘Anha
Sebelum menjadi istri Nabi Muhammad SAW, Zainab binti Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha menikah dengan Zaid bin Haritsah.
Zaid merupakan anak angkat Rasulullah.
Namun, pernikahan Zainab dan Zaid tidak berlangsung lama karena keduanya kurang harmonis.
Meski Rasulullah telah menasihati Zaid untuk tidak menceraikan Zainab, Zaid akhirnya tetap menceraikannya.
Kemudian, Nabi Muhammad menikahi Zainab setelah habis masa iddah-nya, berdasarkan firman Allah SWT:
“...Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi." (QS Al-Ahzab: 37)
Semasa hidupnya, Zainab dikenal sebagai wanita ahli ibadah yang sangat gemar bersedekah. Ia wafat di zaman Khalifah Umar pada tahun 20 H, di usia 53 tahun.
8. Juwairiyah binti Al-Harits Radhiyallahu ‘Anha
Sebelum masuk Islam, Juwairiyah bernama Barrah. Kemudian atas perintah Rasulullah diganti menjadi Juwairiyah.
Ia merupakan wanita istimewa dari kelompok Yahudi Bani Musthaliq. Di kampung bani Musthaliq, Juwairiyah menjadi Istri Musafi’ bin Shafwan.
Suatu saat Juwairiyah hampir menjadi budak Tsabit bin Qais.
Namun Tsabit membebaskannya dengan syarat membayar sejumlah uang. Juwairiyah pun mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk meminta bantuan.
Nabi Muhammad SAW pun membantunya dan menikahinya dengan mahar pembebasan dirinya dari status budak.
Setelah beredar kabar bahwa Juwairiyah dinikahi oleh Rasulullah, banyak sahabat membebaskan tawanan dari Bani Mustaliq, sebagai bentuk penghormatan.
Karena peristiwa ini, Juwairiyah dianggap wanita yang paling berkah bagi kaumnya.
9. Ummu Habibah binti Abi Sufyan Radhiyallahu ‘Anhuma
Nama asli dari istri Nabi Muhammad SAW yang satu ini masih jadi perdebatan.
Ada yang mengatakan nama aslinya Ramlah, tapi ada juga yang menyebut Hindun.
Sebelum menikah dengan Rasulullah, Ummu Habibah menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy dan dikaruniai seorang putri bernama Habibah.
Bersama suami dan anaknya, Ummu Habibah hijrah ke Habasyah. Sesampainya di sana, suaminya meninggal.
Mendengar hal itu, Nabi Muhammad SAW mengirim surat pada raja Najasyi untuk menikahkan Ummu Habibah dengannya.
Tak lama, ia pun tinggal bersama Rasulullah. Lalu meninggal di Madinah tahun 44 H, di masa Khalifah Muawiyah, Radhiyallahu ‘anhu ajma’in.
10. Shafiyah binti Huyai bin Akhtab
Shafiyah binti Huyai bin Akhtab merupakan istri Nabi Muhammad yang berasal dari masyarakat yahudi Bani Nadzir.
Sebelum masuk Islam, Shafiyah menikah dengan Salam bin Masykam, lalu bercerai dan menikah dengan Kinanah bin Abil Haqiq.
Bani Nadzir tinggal di daerah Khaibar yang terkenal sebagai kota besar.
Singkat cerita, Rasulullah ingin memperluas Islam, salah satunya dengan menaklukkan Bani Nadzir di Khaibar. Perang pun diadakan dan kaum muslimin menang.
Karena menang, ada banyak rampasan perang dan tawanan yang didapat. Salah satunya Shafiyah, yang suaminya terbunuh karena melanggar suatu kesepakatan.
Saat Shafiyah nyaris dijadikan budak oleh Dihyah Al-Kalbi, Rasulullah menyelamatkannya.
Ia menawarkan pada Shafiyah, antara memilih Islam atau tetap beragama Yahudi. Shafiyah pun memilih Islam dan kemudian dinikahi Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah menyebut Shafiyah sebagai wanita shadiqah, yang berarti wanita yang jujur imannya.
Shafiyah meninggal tahun 50 H dan dimakamkan di Baqi.
Baca juga: Pernikahan Syighar, Pernikahan yang Menjadikan Perempuan sebagai Pengganti Mahar
11. Maimunah binti Al-Harits Radhiyallahu ‘Anha
Maimunah binti Al-Harits merupakan wanita terakhir yang dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW.
Maimunah mulai tinggal bersama Rasulullah setelah perjalanan pulang dari Mekah 9 mil menuju Madinah.
Ia ini meninggal ketika perjalanan pulang dari Haji tahun 61 H di daerah Saraf dan dimakamkan di Saraf.
Tentang Maimunah, Aisyah menyebut:
“Maimunah telah wafat, demi Allah… dia adalah diantara wanita yang paling bertaqwa kepada Allah dan paling menyambung silaturahim.”
(HR. Hakim 6799 dan dinilai Adz-Dzahabi: Sesuai syarat Muslim).
12. Mariyah binti Syama’un
Istri Nabi Muhammad selanjutnya adalah Mariyah binti Syama'un yang merupakan budak perempuan yang dikirimkan oleh penguasa Mesir.
Mariyah al-Qibthiyah adalah seorang budak berkulit putih yang memiliki paras cantik dan menjadi perempuan yang berhasil mengandung anak dari Muhammad.
Anak tersebut kemudian diberi nama Ibrahim yang sayangnya meninggal tidak lama setelah dilahirkan.
Baca Juga: Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW yang Penuh dengan Makna
Sikap Teladan Nabi Muhammad kepada Istri-Istrinya
Seperti tertuang dalam Quran Surat Al-Ahzab: 21 yang berbunyi, "Sesungguhnya telah ada dalam (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik...".
Perilaku baik Rasullah kepada istrinya yang patut dijadikan contoh, utamanya untuk Dads, antara lain:
1. Menghibur Istrinya yang Sedih
Rasulullah selalu mendengarkan cerita istrinya, menghibur istrinya yang sedih dengan menghapuskan air mata istrinya dan menggantinya dengan senyuman.
Teladan ini dapat diilhami dari kisah istri Nabi Muhammad Hafshah. Beliau diejek sebagai wanita Yahudi, karena lahir dari seorang pemipin Yahudi.
Hati Hafshah sedih mendengarnya dan mengadu kepada Rasulullah. Beliau tidak tinggal diam, dalam buku berjudul Rasulullah Teladan untuk Semesta Alam (Raghib as-Sirjani, 2011), menceritakan bagaimana Rasul menghibur istrinya.
Beliau berkata, “Sesungguhnya engkau (Shafiyyah) adalah putri seorang nabi, pamanmu adalah seorang nabi, dan engkau pun berada di bawah naungan nabi. Maka apakah yang ia banggakan atas dirimu?”
Baca Juga: 7+ Fakta Muhammad Al Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel
2. Romantis
Menjadi nabi sekaligus rasul, tidak menghalangi Nabi Muhammad untuk bersikap romantis kepada istrinya.
Kisah romantis Nabi Muhammad terhadap istrinya, sebagaimana dengan riwayat Sayyidah Aisyah, bahwa Rasul sering kali menemani istrinya berjalan-jalan dan berbincang-bincang.
Beliau juga tidak sungkan untuk berbagi makanan, minuman, dan wadah yang sama dengan istrinya.
3. Melibatkan Istri dalam Kejadian Penting
Tidak hanya mendengarkan keluh kesah istrinya, Rasulullah juga sering bercerita mengenai masalah yang tengah dihadapi pada istrinya.
Lewat sikap ini, Rasulullah membuka jalan bagi istrinya untuk terlibat dalam diskusi.
Istri Rasulullah, Sayyidah Ummu Salamah, yang terkenal dengan kecerdasannya, membantu Rasul menyimpulkan solusi atas masalah yang dihadapi.
Baca Juga: Apa Hukum Istri Meninggalkan Suami dalam Islam? Cari Tahu!
Itulah pembahasan mengenai wanita-wanita istimewa yang menjadi istri Nabi Muhammad SAW.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Moms!
- https://muslimah.or.id/3906-istri-istri-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html
- https://umma.id/post/11-istri-nabi-muhammad-saw-yang-wajib-diteladani-385259?lang=id
- https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/lima-sikap-teladan-nabi-muhammad-kepada-istrinya-VyvS2
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.