Itraconazole (Antijamur): Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Infeksi jamur berbeda dengan peradangan yang disebabkan oleh bakteri ataupun virus. Untuk jamur, sejumlah orang mengobatinya dengan itraconazole.
Ini adalah obat yang umum dipakai untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit.
Bahkan, ini juga dimanfaatkan untuk pencegahan jamur pada pasien HIV/AIDS.
Sebelum menggunakannya, mari ketahui dosis dan aturan pakai obat ini untuk mencegah overdosis.
Fungsi Obat Itraconazole
Foto: Orami Photo Stocks
Setiap obat memiliki fungsi dan jenisnya masing-masing.
Mengutip dalam MedlinePlus, obat itraconazole bekerja dengan memperlambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi.
Termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antijamur azole. Sejumlah merek dagang dari obat itraconazole meliputi:
- Fungitrazol
- Forcanox
- Itzol
- Itraconazole
- Sporacid
- Spyrocon
- Trachon
Obat ini hadir dalam berbagai jenis, mulai dari tablet, kapsul, serta larutan cair untuk mengatasi kondisi tertentu.
Kapsul itrakonazol umumnya digunakan untuk mengobati infeksi jamur di paru-paru yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Sementara itu, dalam bentuk kapsul biasanya berfungsi untuk melawan jamur pada kuku kaki.
Untuk kasus yang parah, itraconazole dalam bentul laruran cair, digunakan untuk infeksi jamur pada mulut atau tenggorokan.
Baca Juga: Roverton Obat Batuk Berdahak, Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya
Dosis Umum Itraconazole
Foto: Orami Photo Stocks
Dosis obat ini akan berbeda untuk setiap orang dan penyakit yang diderita.
Ikuti perintah dokter untuk mengetahui dosis yang pasti dalam mengatasi kondisi infeksi jamur.
Mengutip Mayo Clinic, dosis itraconazole secara umum berdasarkan penyakit, yakni:
- Penyakit Aspergilosis
Dewasa: Sporanox® 200 hingga 400 mg per hari dan Tolsura™ 130 mg 2 kapsul sekali atau 2 kali sehari.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis berdasarkan anjuran dokter.
- Penyakit Blastomikosis
Dewasa: Sporanox® 200 mg 2 kapsul sehari sekali. Dosisnya biasanya tidak lebih dari 400 mg per hari.
Tolsura™ 130 mg 2 kapsul sehari sekali. Dosisnya biasanya tidak lebih dari 260 mg per hari.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis berdasarkan anjuran dokter.
- Onikomikosis kuku tangan
Dewasa: 200 mg 2 kali sehari selama 1 minggu, diikuti dengan periode tanpa pengobatan selama 3 minggu, kemudian 200 mg 2 kali sehari selama 1 minggu.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis berdasarkan anjuran dokter.
- Onikomikosis kuku kaki
Dewasa: 200 mg sekali sehari selama 12 minggu berturut-turut.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis berdasarkan anjuran dokter.
- Kandidiasis esofagus (cair)
Dewasa: 100 mg atau 10 mL sekali sehari selama minimal 3 minggu.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis berdasarkan anjuran dokter.
- Kandidiasis orofaringeal
Dewasa: 200 mg atau 20 mL sekali sehari selama 1 hingga 2 minggu.
Anak-anak: Penggunaan dan dosis berdasarkan anjuran dokter.
- Pencegahan HIV/AIDS
Dewasa: Dosis 200 mg per hari. Bila diperlukan, dosis bisa ditingkatkan menjadi 200 mg, 2 kali sehari.
Jangan pernah mencoba untuk mengonsumsi obat sendiri tanpa arahan dokter ya, Moms.
Baca Juga: Penyakit Faringitis, Peradangan pada Selaput Lendir Bagian Belakang Tenggorokan
Aturan Pakai Itraconazole
Foto: Orami Photo Stocks
Penting untuk mengikuti semua petunjuk pada label setiap kemasan produk obat.
Gunakan obat persis seperti yang diarahkan dokter terkait penyakit dan gejala yang dialami.
Melansir drugs.com, dianjurkan untuk tidak berbagi itraconazole dengan orang lain, bahkan jika memiliki gejala yang sama.
Aturan pakai obat ini yakni sederhana, bisa diminum bersamaan dengan menelan makanan.
Bagi yang memiliki riwayat asam lambung, minum obat ini 2 jam sebelum atau 1 jam setelah minum obat antasida.
Minum itrakonazol dan antasida secara bersamaan, diketahui dapat menurunkan penyerapan obat.
Telan kapsul secara utuh dan jangan dihancurkan, dikunyah, dipatahkan, atau dibuka.
Untuk itrakonazol jenis cair, bisa dikonsumsi ketika perut kosong, setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.
Cobalah untuk berkumur beberapa detik sebelum menelannya.
Ukur obat cair, gunakan alat pengukur dosis obat yang sudah ditentukan, hindari menggunakan sendok makan biasa.
Hal ini untuk mencegah terjadinya salah obat atau overdosis.
Untuk aturan pakai anak-anak, sebaiknya konsultasikan dulu pada dokter untuk dosis yang tepat.
Baca Juga: 8 Cara Melembapkan Kulit Wajah yang Mudah untuk Diikuti
Efek Samping Itraconazole
Foto: Orami Photo Stocks
Umumnya, efek samping untuk obat itrakonazol terbilang ringan. Tetapi, tak menutup kemungkinan reaksi obat dengan gejala berat bisa terjadi.
Efek samping yang umum mungkin termasuk:
- Sakit kepala
- Mengantuk dan lelah
- Peningkatan tekanan darah
- Ruam dan gatal
- Sakit perut
- Pembengkakan
Adapun sejumlah orang mengalami alergi obat ketika mengonsumsi itraconazole. Segera ke dokter terdekat apabila memiliki tanda-tanda reaksi alergi seperti:
- Gatal-gatal
- Ruam kulit yang parah
- Kesemutan di lengan atau kaki
- Sulit bernapas
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
Baca Juga: Obat Dumolid: Fungsi, Dosis, Aturan Pakai dan Efek Sampingnya
Berhenti menggunakan itrakonazol dan temui dokter segera jika memiliki tanda-tanda gagal jantung kongestif. Gejala yang dirasakan yakni berupa:
- Merasa lelah atau sesak napas
- Batuk dengan lendir
- Detak jantung cepat
- Penambahan berat badan yang cepat
- Mengalami gangguan tidur
Nah, sekarang sudah lebih kenal dengan manfaat, efek samping, dosis dan aturan pakai obat itraconazole.
Tentu, informasi ini bukan pengganti konsultasi medis, ya.
Selalu pastikan Moms dan Si Kecil mendapat konsultasi dokter setiap mengonsumsi obat-obatan jenis apa pun.
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a692049.html
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/itraconazole-oral-route/side-effects/drg-20071421?p=1
- https://www.drugs.com/mtm/itraconazole.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.