Macam-Macam Cedera Olahraga yang Sering Terjadi, Hati-hati!
Olahraga itu penting dan baik untuk tubuh, tetapi jangan sampai mengalami salah satu macam-macam cedera olahraga di bawah ini.
Seseorang dianjurkan melakukan olahraga setidaknya 2-3x dalam seminggu, untuk mendapatkan tubuh yang sehat.
Oleh sebab itu, Moms dan Dads pun perlu waspada saat berolahraga.
Pemanasan sebelum dan sesudah berolahraga sangatlah penting supaya tidak mengalami cedera yang tak diinginkan.
Penyebab Terjadinya Cedera Olahraga
Foto: ilustrasi cedera olahraga (Orami Photo Stock)
Melansir Medline Plus, ada beberapa penyebab cedera olahraga yang paling umum.
Seperti berolahraga sebelum tubuh menjadi hangat, mengulangi gerakan yang sama berulang kali, tidak memiliki bentuk tubuh yang tepat untuk olahraga.
Cedera olahraga juga bisa terjadi bila tidak beristirahat di sela-sela latihan, mendorong tubuh terlalu keras atau terlalu cepat, melakukan olahraga yang terlalu berat untuk tingkat kebugaran, dan tidak menggunakan peralatan yang tepat.
Dalam British Medical Journal, disebutkan bahwa pencegahan cedera muskuloskeletal selama latihan berarti melakukan pengkondisian, pemanasan, dan peregangan.
Peregangan sudah lama ditetapkan sebagai salah satu prinsip dasar dalam perawatan atletik. Ini juga menjadi cara yang bisa mencegah macam-macam cedera olahraga.
Melakukan pemanasan sebelum berolahraga membuat darah mengalir, menghangatkan otot, dan membantu menghindari cedera olahraga.
Cara termudah untuk melakukan pemanasan adalah dengan berolahraga perlahan selama beberapa menit pertama, lalu tingkatkan kecepatannya.
Misalnya, sebelum berlari, jalan cepat selama 5 sampai 10 menit.
Selain itu, Moms harus melakukan pendinginan setelah olahraga agar detak jantung dan suhu tubuh kembali normal.
Lakukan pendinginan dengan mengakhiri rutinitas lebih lambat selama 5 hingga 10 menit terakhir.
Baca Juga: Waktu Terbaik untuk Olahraga: Pagi, Sore, atau Malam Hari?
Macam-macam Cedera Olahraga
Untuk menghindarinya, Moms perlu mengetahui terlebih dahulu macam-macam cedera olahraga yang paling sering terjadi.
1. Keseleo Pergelangan Kaki
Foto: keseleo pergelangan kaki (Orami Photo Stock)
Keseleo di bagian pergelangan kaki atau terkilir adalah salah satu macam-macam cedera olahraga yang paling sering terjadi. Baik bagi orang yang suka berolahraga sepak bola, futsal, atau bahkan jogging.
Keseleo atau terkilir terjadi ketika terdapat robekan pada urat di bagian pergelangan kaki (jaringan yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya), tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang), atau otot.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, jika mengalami cedera jenis ini, istirahatkan kaki selama 24-48 jam, jangan dulu berjalan atau berlari.
Kemudian kompres bagian yang nyeri dengan air dingin atau batu es yang ditutup handuk untuk melindungi kulit selama 15-20 menit, 3-5 kali sehari atau sampai bengkak berkurang.
2. Hamstring Terasa Tegang
Foto: hamstring tegang (Orami Photo Stock)
Otot hamstring terletak di bagian belakang paha. Sayangnya, otot hamstring bisa kencang dan rentan terhadap ketegangan.
Teknik peregangan yang buruk atau kurangnya peregangan dapat menjadi penyebab robekan/ketegangan hamstring.
Seringkali, seorang atlet dengan robekan hamstring akan mengalami memar di bagian belakang paha atau lutut.
Istirahat dan kompres es adalah hal pertama yang perlu dilakukan jika terkena ketegangan hamstring. Kemudian, Moms dapat melakukan peregangan dan pijatan lembut untuk mencegah cedera lain.
Jika rasa sakit berlanjut lebih dari 2 minggu, Moms dapat mencoba terapi fisik untuk memperbaiki otot yang rusak.
Baca Juga: 7 Gerakan Pemanasan Sebelum Lari, Tak Boleh Dilewatkan!
3. Cedera Tulang Kering
Foto: cedera tulang kering (Orami Photo Stock)
Jenis cedera olahraga satu ini terjadi karena peradangan otot. Biasa terjadi saat berolahraga lari atau yang berhubungan dengan melompat seperti basket atau voli.
Penyebab lain juga bisa terjadi karena pelatihan yang berat seperti lari panjang di jalan beraspal, menanjak dan menurun yang membuat Moms mempercepat laju lari secara tiba-tiba.
Nyeri yang dirasakan biasanya terasa di bagian tulang kering kaki, bahkan bisa terasa sampai betis. Jenis cedera ini biasa dikenal dengan shin splints.
Jika mengalami cedera ini, kompres dengan air dingin untuk meringankan rasa nyeri. Jika dalam beberapa jam sakit tak kunjung hilang, langsung periksakan pada dokter.
4. Cedera Lutut: ACL Sobek
Foto: cedera lutut ACL (Orami Photo Stock)
ACL yang sobek adalah salah satu dari macam-macam cedera olahraga yang dapat terjadi ketika mendarat dengan cara yang salah, mengubah arah atau berhenti dengan cepat, atau karena pukulan langsung ke lutut
Ketidakstabilan saat berjalan, serta pembengkakan pada area lutut merupakan gejala ACL yang umum.
Robekan ACL ringan dapat disembuhkan tanpa operasi dengan cara istirahat sejenak dan kompres es.
Namun robekan ACL yang lebih berat membutuhkan pembedahan dan beberapa bulan waktu pemulihan dengan terapi fisik yang rutin sebelum dapat kembali beraktivitas.
Baca Juga: 11 Aplikasi Olahraga Gratis untuk Bantu Moms Tetap Bugar di Rumah
5. Cedera Siku
Foto: cedera siku (Orami Photo Stock)
Cedera siku adalah jenis cedera olahraga yang biasa terkait dengan olahraga tenis, badminton, golf, atau angkat berat.
Cedera siku melibatkan peradangan tendon di bagian luar siku yang disebabkan oleh sobekan kecil pada area tendon.
Moms yang terkena cedera ini, dapat mengenakan penahan khusus pada lengan bawah untuk membantu mengurangi tekanan pada area yang sakit.
6. Cedera Bahu
Foto: cedera bahu (Orami Photo Stock)
Cedera bahu mencakup sejumlah besar cedera olahraga akibat dislokasi, misalignment, ketegangan pada otot dan keseleo ligamen.
“Bahu adalah sendi tubuh terlemah dan biasanya memiliki kerja paling keras selama aktivitas atletik. Banyak cedera bahu dapat disebabkan oleh kurangnya fleksibilitas, kekuatan atau stabilisasi, ” ungkap Brian McEvoy, PT, dilansir dari UnityPoint Health.
Perawatan cedera bahu dimulai dengan istirahat dan kompres es untuk membantu meringankan rasa sakit dan pembengkakan. Rasa sakit yang bertahan lebih dari 2 minggu harus dievaluasi oleh ahli terapi fisik.
Baca Juga: Makan Sebelum Olahraga vs Setelah Olahraga, Lebih Baik Mana?
7. Kram Otot
Foto: kram otot (Orami Photo Stock)
Kram otot juga merupakan kondisi yang paling sering terjadi saat berolahraga, apalagi jika olahraga tidak diawali dengan pemanasan atau peregangan otot.
Kram otot bisa terjadi pada semua bagian tubuh, namun paling sering terjadi di bagian kaki.
Hal yang membuat kram otot berbahaya adalah jika Moms mengalami kram saat sedang berenang. Moms bisa saja tenggelam jika tidak tahu cara mengatasinya.
Apabila kram otot terjadi saat berolahraga, yang perlu Moms lakukan adalah menggerakan bagian tubuh yang kram secara perlahan sambil dipijat lembut. Lakukan juga perenggangan ringan supaya otot yang tegang dapat kembali lemas.
8. Cedera Pinggul
Foto: cedera pinggul (Orami Photo Stock)
Cedera pinggul juga termasuk dalam cedera olahraga yang bisa terjadi.
Mengutip Muscle and Fitness, masalah pinggul biasanya disebabkan oleh volume latihan yang berlebihan, terlalu banyak berlari di tanjakan, sesak, dan ketidakseimbangan otot.
Iliotibial (IT) band adalah tendon yang memanjang dari tulang pinggul ke luar tibia, atau tulang kaki bagian bawah. Saat IT band kencang, Moms mungkin merasakan sesak di luar lutut, pinggul, dan glutes.
IT band yang ketat dapat membuat seseorang berisiko terkena sindrom IT band, yaitu nyeri yang terus-menerus dan signifikan di luar lutut.
Selain itu, sepatu lari yang usang dapat menyebabkan tubuh mendapatkan banyak benturan, menempatkan IT band berisiko cedera. Jadi, pastikan untuk mengganti sepatu lari.
Baca Juga: Kenapa Badan Sakit setelah Olahraga? Ini 6 Cara Mengatasinya
9. Cedera Punggung
Foto: cedera punggung (Orami Photo Stock)
Macam-macam cedera olahraga lainnya yang patut diwaspadai, yakni cedera punggung.
Dikutip dari Polaris Spine & Neurosurgery Center, punggung dan tulang belakang bisa mengalami beberapa tingkat stres hampir pada setiap aktivitas olahraga.
Seiring waktu, stres ini dapat menumpuk menjadi peradangan di sekitar tulang belakang dan otot punggung, yang kadang-kadang menyebabkan cedera pada cakram sehingga menyebabkan nyeri punggung atas atau bawah.
Terkadang benturan keras yang tiba-tiba juga dapat menyebabkan cedera akut pada punggung.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko sakit punggung dan cedera adalah dengan menjaga otot punggung tetap kuat dan fleksibel. Dengan cara aktivitas ringan yang teratur, pemanasan, dan memerhatikan pola makan yang baik.
10. Cedera Tulang Belakang
Foto: cedera tulang belakang (Orami Photo Stock)
Cedera sumsum tulang belakang (SCI) terjadi ketika peristiwa traumatis mengakibatkan kerusakan sel-sel di sumsum tulang belakang atau memutuskan saluran saraf yang menyampaikan sinyal ke atas dan ke bawah sumsum tulang belakang.
Jenis cedera tulang belakang yang paling umum meliputi:
- Kontusio (memar pada sumsum tulang belakang)
- Kompresi (disebabkan oleh tekanan pada sumsum tulang belakang)
Jenis lain dari cedera tulang belakang termasuk laserasi (terputus atau robeknya serabut saraf) dan sindrom saraf pusat (kerusakan spesifik pada daerah serviks sumsum tulang belakang).
Baca Juga: 13 Gerakan Pendinginan Setelah Olahraga, Wajib Dilakukan!
11. Gegar Otak
Foto: gegar otak (sportsafect.com)
Gegar otak termasuk dalam salah satu macam-macam cedera olahraga yang biasa terjadi dalam olahraga kontak seperti sepakbola.
Gegar otak terjadi ketika ada benturan secara tiba-tiba pada kepala sehingga menyebabkan otak terdorong ke dalam tengkorak, dan terkadang merusak jaringan yang menahannya di tempatnya.
Gegar otak dapat terjadi dari ringan sampai berat, dengan gejala mulai dari sakit kepala dan pusing hingga mengantuk dan kehilangan kesadaran sementara.
Ketika hal ini terjadi, sebaiknya jangan melanjutkan olahraga. Sebaiknya, segera lakukan evaluasi medis dari spesialis tulang belakang-dan-otak karena kadang-kadang gejala yang lebih serius dapat terjadi setelah kejadian tersebut.
Gegar otak biasanya sembuh secara alami dengan istirahat dalam waktu seminggu hingga beberapa minggu.
Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisirnya, yaitu dengan memakai pelindung kepala yang sesuai saat bermain olahraga kontak seperti hoki atau sepak bola, atau saat bersepeda atau skateboarding.
Apabila cedera terjadi saat Moms berolahraga, jangan pernah panik dan atasi dengan tenang.
Jika kejadian ini baru pertama terjadi, Moms dapat meminta bantuan orang lain atau orang yang lebih ahli untuk menangani cedera yang Moms alami.
Namun, Moms harus menghubungi dokter untuk mendapatkan perawatan segera jika:
- Cedera menyebabkan rasa sakit yang parah, bengkak, atau mati rasa
- Tidak dapat mentolerir rasa sakit pada area yang cedera
- Rasa sakit atau nyeri tumpul dari cedera berlangsung lama lama disertai dengan peningkatan pembengkakan atau kelainan atau ketidakstabilan sendi
Meskipun begitu, jangan pernah takut untuk berolahraga ya!
- https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000859.htm
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1123979/
- https://www.health.harvard.edu/pain/recovering_from_an_ankle_sprain
- https://www.unitypoint.org/livewell/article.aspx?id=591d8cf1-1ee5-4cb3-b662-a5f21f6f13bc
- https://www.muscleandfitness.com/workouts/workout-tips/8-common-workout-injuries-and-how-heal-them/
- https://www.polarisspine.com/blog/8-most-common-sports-injuries
- https://www.verywellhealth.com/sports-injury-guide-the-common-types-of-sports-injuries-190447
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.