Bagaimana Cara Mengatasi Jika Anak Jadi Korban Bullying?
Saat ini Moms tidak bisa menutup mata bahwa kasus bullying kerap terjadi di lingkungan Si Kecil, terutama di sekolah. Mengutip dari Kids Health, bullying adalah bentuk penyiksaan yang dilakukan baik secara fisik, verbal, atau psikologis.
Biasanya anak yang suka membully memulai aksinya lewat hal-hal kecil, mulai dari mengejek bentuk fisik, meledek nama orang tua, dan pada tahap lebih lanjut pelaku bully tidak segan untuk mendorong, memukul, sampai memeras uang korban. Meski pelaku bully usianya masih kanak-kanak, bukan berarti Moms menganggap perilaku tersebut pantas untuk dibiarkan.
Jika anak menjadi korban bullying, biasanya tidak bisa diketahui secara langsung, karena memang tidak banyak anak yang berani melaporkan bahwa dirinya menjadi korban bullying di sekolah. Alasannya, bisa jadi karena Si Kecil takut Moms akan merasa marah, menganggap anak sebagai pribadi yang lemah, atau menyuruh anak untuk melawan Si Pem-bully. Jelas posisi ini tidak mudah untuk dihadapi Si Kecil.
Moms perlu jeli apabila Si Kecil mengalami perubahan emosional secara drastis, seperti lebih murung, cepat emosi, atau sering menyendiri. Ditambah lagi, jika Moms sering menemukan memar di bagian tubuh Si Kecil dan dirinya sangat sulit menjelaskan mengapa memar itu bisa terjadi. Besar kemungkinan anak Moms menjadi korban bully.
Baca Juga: 5 Jenis Bullying yang Mungkin Dialami Anak
Bagaimana Cara Mengatasi Jika Anak Jadi Korban Bullying?
Jangan menambah beban Si Kecil ya, Moms. Diperlukan proses membujuk yang sangat halus agar anak dapat membuka diri dan bercerita semuanya. Jika anak menjadi korban bullying, sebaiknya lakukan beberapa hal berikut ini.
1. Lakukan Pendekatan
Foto: Freepik.com
Meski ada beberapa bukti Moms temukan, Moms masih perlu validasi yang jelas jika anak menjadi korban bullying. Pendekatan perlu Moms lakukan untuk menggali informasi secara langsung tentang siapa yang mem-bully dan jenis perundungan seperti apa yang anak alami.
Moms bisa mulai pembicaraan saat sedang santai, contohnya ketika menonton televisi. Jika ada berita tentang perundungan, ajak anak untuk berdiskusi dan tanyakan apakah Si Kecil pernah melihat atau mengalami hal tersebut?
Saat Si Kecil mengakuinya, berusahalah untuk netral dan berikan kenyamanan agar anak dapat bercerita lebih jauh.
Baca Juga: Ketika Cyberbullying Mengancam Buah Hati
2. Laporkan Ke Sekolah
Foto: Freepik.com
Moms tidak perlu meminta izin kepada anak untuk melapor ke pihak sekolah. Mengutip dari Victoria Store Government, anak-anak yang ditindas sering sekali merasa takut dan khawatir bahwa melaporkan perundungan pada pihak manapun akan memperburuk masalah.
Solusinya, buatlah pertemuan antar orang tua, yakni Moms dan orang tua anak yang mem-bully, lalu bicarakan hal tersebut secara baik-baik dan upayakan pemantauan lebih lanjut yang melibatkan pihak sekolah untuk bisa melaporkan setiap gerak-gerik Si Kecil di sekolah.
Untuk memberikan efek jera kepada anak yang suka mem-bully, biarkan pihak sekolah memberikan sanksi yang sesuai.
3. Memastikan Keamanan
Foto: Freepik.com
Moms pun pasti paham, kebiasaan anak yang suka mem-bully tidak bisa dihilangkan dalam sekejap. Melaporkan jika anak menjadi korban bullying ke sekolah saja belum cukup. Moms wajib memastikan keamanan Si Kecil di sekolah agar terhindar dari penindasan yang lebih parah.
Pihak sekolah tidak bisa memantau 100%, sehingga Moms bisa melakukan beberapa tindakan seperti meminta izin ke sekolah untuk melakukan video call di setiap jam istirahat atau bisa menjemput Si Kecil lebih awal.
Baca Juga: Dampak Psikologis Verbal Bullying pada Anak dan Cara Menghentikannya
4. Sarankan untuk Tidak Membalas
Foto: Freepik.com
Jangan membangkitkan sifat balas dendam kepada Si Kecil ya, Moms. Bagaimana pun, jangan menyuruh anak untuk membalas tindakan yang diterimanya seperti balik mengejek atau memukul.
Tanamkan bahwa kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk menunjukkan kekuatan. Berikan afirmasi positif pada anak bahwa memaafkan jauh lebih terpuji daripada balas dendam.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Balita Menjadi Pelaku Bullying
5. Pulihkan Trauma
Foto: Freepik.com
Jika anak menjadi korban bullying sudah pasti akan mengalami trauma psikologis seperti rasa takut bergaul dengan teman sebaya, merasa sedih, tertekan, atau takut saat jalan sendirian. Moms harus paham, butuh waktu untuk memulihkan kembali kondisi psikologis anak seperti semula.
Bila perlu, Moms bisa melakukan terapi khusus ke psikolog, atau bantu Si Kecil pulihkan trauma dengan memastikan bahwa Moms akan selalu ada untuk dirinya. Buatlah kegiatan baru di lingkungan yang lebih positif, seperti memasukkan Si Kecil ke sanggar kesenian atau klub olahraga.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menjelaskan Bullying Pada Anak?
Itulah beberapa langkah yang bisa Moms lakukan jika anak menjadi korban bullying. Semoga Moms bisa dengan besar hati untuk memaafkan dan fokuslah membantu Si Kecil untuk membangkitkan semangat serta rasa percaya dirinya lagi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.