Mengenal Tenun Ulap Doyo, Kain Khas Kalimantan Timur
Ada banyak keunikan yang bisa ditemukan di setiap daerah Indonesia, seperti misalnya kain tradisional. Salah satu kain khas Kalimantan Timur yang memiliki corak yang unik adalah Ulap Doyo.
Hal ini karena Indonesia menjadi salah satu negara yang terkenal di seluruh dunia sebagai negara dengan keberagaman suku yang sangat banyak.
Kain Ulap Doyo merupakan kain khas Kalimantan Timur dan ia merupakan produk wastra buatan Suku Dayak Benuaq yang mendiami sebagian wilayah Kalimantan Timur.
Oleh karena itu, Ulap Doyo ini sudah menjadi semacam identitas bagi suku tersebut, bahkan untuk provinsi Kalimantan Timur.
Jika Moms ingin tahu lebih banyak mengenai kain khas Kalimantan Barat ini, maka Moms bisa simak ulasan lengkapnya di sini!
Baca Juga: 7 Ciri-ciri Kain Sutra Asli, Jangan Sampai Salah ya Moms!
Sejarah Kain Ulap Doyo, Kain Khas Kalimantan Timur
Foto: sejarah kain ulap doyo (scmedia.id)
Tenun Ulap Doyo diperkirakan telah ada di Kalimantan Timur sebelum abad ke-17, dan terkenal sejak masa Kerajaan Hindu-Buddha pertama di Indonesia, yakni Kerajaan Kutai.
Ulap dalam bahasa setempat berarti kain, dan doyo diambil dari nama tanaman yang jadi bahan pembuatnya yakni Curliglia latifolia.
Tanaman ini cirinya seperti pandan yang berserat kuat dan tumbuh secara liar di pedalaman Kalimantan, seperti misalnya di wilayah Tanjung Isuy, Jempang, Kutai Barat.
Pembuatannya terdiri dari beberapa tahapan.
Mengutip dari situs Indonesia Kaya, begini tahapan pembuatannya:
- Daun doyo yang hendak digunakan sebagai bahan baku kain, harus dikeringkan dulu.
- Setelah kering, Moms bisa menyayat mengikuti arah serat daun hingga menjadi serat yang lebih halus.
- Kemudian serat-serat ini kemudian dijalin dan dilinting hingga membentuk benang kasar.
- Setelah itu, masuk ke dalam proses pewarnaan dengan menggunakan bahan-bahan alami.
- Umumnya, Ulap Doyo dibuat dalam warna merah yang berasal dari buah glinggam, kayu oter, dan buah londo. Ada juga versi coklatnya yang diperoleh dari kayu uwar.
Baca Juga: 7 Jenis Kain Katun dan Keunggulannya, Pilih yang Mana?
Berbagai Motif Kain Ulap Doyo
Foto: motif kain ulap doyo (helloindonesia.id)
Untuk motif, kain Ulap Doyo yang sudah eksis sejak berabad-abad silam ini muncul memiliki berbagai motif dan corak.
Motif kain khas Kalimantan Timur ini bisa berupa flora dan fauna yang ada di tepian Sungai Mahakam.
Selain itu, juga ada motif yang menggambarkan peperangan antara manusia dengan naga juga menjadi sumber inspirasi para pembuatnya.
Berdasarkan informasi di situs Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur, motif naga ini bisa melambangkan kecantikan seorang wanita.
Moms juga bisa menemukan motif limar atau perahu yang melambangkan kerja sama.
Sementara itu, ada motif timang atau harimau melambangkan keperkasaan seorang pria.
Motif tangga tukar toray atau tangga rebah bermakna melindungi usaha dan kerjasama masyarakat, dan berbagai motif yang lain.
Sementara itu, cara memakai kain khas Kalimantan Timur ini cukup beragam.
Tenun Ulap Doyo dapat digunakan oleh laki-laki dan perempuan dalam upacara adat, tari-tarian, dan dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak Benuaq.
Menariknya, terdapat pembagian kasta dan bisa dilihat dari motif kain khas Kalimantan Timur ini.
Misal, kain motif waniq ngelukng, diperuntukan masyarakat biasa.
Sementara itu kain bermotif jaunt nguku hanya boleh dipakai kalangan bangsawan atau raja.
Baca Juga: Pakaian Adat Suku Sasak, Jadi Daya Tarik Wisatawan!
Kain Ulap Doyo di Masa Kini
Foto: kain ulap doyo untuk fesyen (detik.net)
Dengan segala keunikannya, tak heran jika kain khas Kalimantan Timur ini telah menjadi satu dari 33 kain tradisional yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Keunikan dan keindahannya juga telah membuat sejumlah desainer ternama untuk mengkreasikannya.
Di tangan desainer ini, kain Ulap Doyo tampak lebih modern, kekinian dan bisa dipakai untuk sehari-hari.
Misalnya Billy Tjong yang merilis koleksi busana berbahan tenun doyo pada beberapa tahun silam.
Bahkan pada 2015, ada perancang senior Itang Yunasz yang mengangkat keindahan kain tersebut untuk salah satu koleksinya.
Beberapa unsur tenun ikat serat ulap doyo dihadirkan dengan print dengan material yang lebih terjangkau masyarakat.
Itang juga telah mengubah sedikit tekstilnya di mana ia dahulu banyak memakai bahan fragile, seperti satin, organza.
Namun, saat ini ia mencampurnya dengan benang poliester sehingga tidak terlalu mahal.
Sementara itu, harga kain khas Kalimantan Timur ini dijual dengan harga yang beragam.
Mereka bisa dijual seharga Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu.
Moms pun bisa membelinya jika suatu hari punya kesempatan untuk mengunjungi Kalimantan Timur.
- https://wolipop.detik.com/fashion-news/d-4681481/ibu-kota-pindah-ke-kaltim-ini-kain-tenun-khasnya-yang-jadi-warisan-budaya
- https://lokadata.id/artikel/tenun-ulap-doyo-khas-dayak-benuaq
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.