16 September 2018

Selain Kekerasan Fisik, Ini 7 Kekerasan Verbal yang Bisa Merusak Hubungan Suami Istri

Mengabaikan kehadiran pasangan kita juga termasuk kekerasan verbal, lho

Dalam sebuah rumah tangga, tentulah setiap pasangan mengingikan pernikahan yang harmonis. Namun sayangnya, tak jarang kekerasan terjadi di dalam hubungan. Kekerasan tak hanya fisik, tetapi juga kekerasan psikis.

Kekerasan psikis, adalah sebuah bentuk kekerasan yang bersifat menjatuhkan mental hingga membuat pasangan menjadi tak percaya diri. Kekerasan secara psikis ini memiliki kecenderungan pada tindakan verbal, di mana tak jarang korban maupun pelaku tak menyadari apa yang mereka katakan atau mereka lakukan.

Berikut beberapa bentuk tindakan yang termasuk dalam kekerasan verbal dalam rumah tangga.

Merendahkan Pasangan

Salah satu hal utama yang mengindikasikan kekerasan verbal dalam rumah tangga adalah ketika salah salah satunya mengeluarkan kata-kata yang meremehkan atau merendahkan pasangan.

Seperti mengucapkan “Kamu adalah suami tidak berguna, tidak bisa memberi nafkah bagi keluarga”. Hal semacam itu secara tidak langsung akan mengurangi nilai diri dari pasangan, yang tak jarang berujung pada menurunnya rasa percaya diri seseorang.

Baca Juga: Ini 5 Cara Mudah Agar Pasangan Pendiam Dapat Beradaptasi Dengan Orang Terdekat Anda

Mengabaikan Keberadaan Pasangan

Selain kata-kata yang merendahkan pasangan, mengabaikan atau tidak menganggap kehadiran pasangan kita juga termasuk kekerasan verbal.

Hal ini bukan dalam artian selalu menggunakan kata-kata saja, tetapi juga dengan tidak melibatkan pasangan dalam mengambil keputusan. Segala sesuatunya dipikirkan dan dikerjakan sendiri. Padahal keputusan yang hendak diambil melibatkan dan mempengaruhi kedua belah pihak.

Memfitnah

Tak jarang hal ini terjadi saat pasangan sudah menaruh curiga bila ada sesuatu yang disembunyikan. Contohnya saja seperti menuduh suami selingkuh karena kerap pulang malam.

Sesungguhnya tuduhan yang belum tentu benar semacam itulah yang memicu keretakan rumah tangga. Tak ada lagi rasa percaya, dan tak ada lagi rasa ingin meyakinkan pasangan.

Baca Juga: Belum Dikaruniai Anak, Ini 6 Hal yang Dapat Dilakukan Bersama Pasangan

Mempermalukan di Depan Umum

Bentuk kekerasan verbal yang selanjutnya adalah ketika pasangan melontarkan kata-kata yang menghina hingga mempermalukan. Bahkan tak jarang hal seperti ini terjadi di depan umum, seperti contohnya “Kamu bukan ibu yang baik, anak menangis dibiarkan begitu saja”.

Secara tak langsung kata-kata semacam ini akan membuat pasangan menjadi merasa sangat rendah di hadapan orang banyak. Pada akhirnya, akan terjadi rasa trauma bila pergi bersama.

Menyembunyikan Identitas

Menyembunyikan identitas diri sudah sering terjadi pada banyak pasangan yang telah menikah. Sebagian besar banyak yang menutupi bahwa dirinya sudah berstatus menikah hanya karena masih ingin dekat dengan orang lain atau mungkin jenuh terhadap kehidupan rumah tangganya. Pada akhirnya membuat diri seolah-olah masih lajang adalah pilihan yang dirasa tepat.

Baca Juga: Agar Pernikahan Langgeng, Ikuti 5 Tips Komunikasi dengan Pasangan Seperti Ini

Menyalahkan Pasangan

Tak jarang ketika seseorang melakukan kesalahan namun tak berani mengakuinya, mereka malah melimpahkan kesalahannya kepada orang lain.

Begitu pula yang terjadi dalam kehidupan berumah tangga, seperti contohnya saat suaminya tak mendapat penghasilan cukup, ia lalu menyalahkan sang istri yang tak membantunya dalam mencari uang. Padahal suaminya sendiri yang meminta sang istri untuk tetap di rumah menjaga Si Kecil

Mengancam

Hal terakhir adalah kekerasan verbal dengan nada ancaman, ini merupakan ciri awal dari kekerasan fisik. Di mana ketika salah satu sudah mulai melontarkan ancaman seperti “Kalau tidak nurut, aku akan pukul kamu”. Nada tersebut merupakan sebuah hal yang mungkin terdengar hanya sebuah ancaman, namun tetap akan menimbulkan beban mental bagi yang diancam

Bila diantara Moms dan suami ada yang merasakan hal-hal di atas dalam rumah tangga, sebaiknya mulailah bicara dari hati ke hati.

Bila hal tersebut tak membuahkan hasil yang baik, makan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog keluarga.

(MDP)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.