31 Desember 2018

Kenali Lebih Dekat Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

KIPI adalah salah satu reaksi tubuh pasien yang tidak diinginkan, muncul setelah pemberian vaksin.

Pernahkah Moms mendengar istilah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau yang juga dikenal dengan KIPI?

KIPI adalah salah satu reaksi tubuh pasien yang tidak diinginkan, muncul setelah pemberian vaksin.

KIPI dapat terjadi dengan tanda atau kondisi yang berbeda-beda, mulai dari gejala efek samping ringan yang bersifat lokal berupa rasa nyeri, kemerahan dan pembengkakan area tubuh, hingga reaksi yang serius seperti anafilaktik.

Baca Juga : Apa Saja Efek Imunisasi Bagi Kesehatan Anak?

KIPI Berdasarkan Jenis Imunisasi

BCG

Orangtua harus mengetahui bahwa dalam waktu 2-6 minggu setelah imunisasi BCG dapat timbul bisul kecil (papula).

Bisul kecil ini akan semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi selama 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut.

Bila ulkus mengeluarkan cairan orangtua dapat mengkompres dengan cairan antiseptik.

Bila cairan bertambah banyak, koreng semakin membesar atau timbul pembesaran kelenjar regional (aksila), orangtua harus membawanya ke dokter.

Hepatitis B

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi, segera setelah imunisasi dapat timbul demam yang tidak tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi.

DPT

Reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel, di tempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam 2 hari.

DT

Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi DT antara lain kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada bekas suntikan. Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin.

Polio Oral

KIPI sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio, oleh karena itu orangtua / pengasuh tidak perlu melakukan tindakan apapun.

Baca Juga : Ini yang Harus Moms Ketahui Tentang Vaksin Polio

Campak dan MMR

Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi campak dan MMR berupa rasa tidak nyaman di bekas penyuntikan vaksin.

Selain itu dapat terjadi gejala-gejala lain yang timbul 5-12 hari setelah penyuntikan, yaitu demam tidak tinggi atau erupsi kulit halus/tipis yang berlangsung kurang dari 48 jam.

Pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga dapat terjadi sekitar 3 minggu pasca imunisasi MMR.

KIPI tidak selalu terjadi pada setiap orang yang diimunisasi. Moms perlu mengetahui bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal di tempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada jenis vaksinnya.

Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh orangtua atau pengasuh, dan akan hilang dalam 1 – 2 hari.

Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1 sampai 2 hari. Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tersebut.

Kadang-kadang teraba benjolan kecil yang agak keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umumnya tidak perlu dilakukan tindakan apapun.

Risiko Terjadinya KIPI

Sebelum imunisasi, Moms harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kontra atau risiko terjadinya KIPI:

  • Pernah mengalami KIPI yang berat pada imunisasi sebelumnya,
  • Alergi terhadap bahan yang juga terdapat di dalam vaksin,
  • Sedang mendapat pengobatan steroid, radioterapi atau kemoterapi,
  • Menderita sakit yang menurunkan imunitas (leukemia, kanker, HIV/AIDS),
  • Tinggal serumah dengan orang lain yang imunitasnya menurun (leukimia, kanker, HIV / AIDS),
  • Tinggal serumah dengan orang lain dalam pengobatan yang menurunkan imunitas (radioterapi, kemoterapi, atau terapi steroid)
  • Pada bulan lalu mendapat imunisasi yang berisi vaksin virus hidup (vaksin campak, poliomielitis, rubela)
  • Pada 3 bulan sebelumnya mendapat imunoglobulin atau transfusi darah

Setelah diimunisasi, sebaiknya dipantau kondisi anak baik yang menimbulkan rasa tidak nyaman atau keabnormalan pada bagian tubuh tertentu.

Untuk mengurangi ketidaknyamanan pasca vaksinasi, dipertimbangkan untuk pemberian parasetamol 15 mg/kgbb kepada bayi/anak setelah imunisasi, terutama pasca vaksinasi DPT.

Kemudian dilanjutkan setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, maksimal 4 kali dalam 24 jam. Jika keluhan masih berlanjut, diminta segera kembali kepada dokter.

Oleh dr. Arti Indira, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik

Sumber : Kejora Indonesia

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.