12 Juni 2024

Keputihan Setelah Haid, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenali warna setiap keputihan yang dialami, ya

Tidak sedikit wanita yang mengalami keputihan setelah haid. Apakah Moms salah satunya?

Keputihan setelah haid terkadang menimbulkan kekhawatiran. Kondisi ini pun sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan pada organ intim wanita.

Namun, tahukah Moms bahwa keputihan setelah haid tidak melulu menandakan adanya penyakit?

Faktanya, keputihan yang terjadi setelah haid bisa menandakan sejumlah arti yang berberda. Hal ini ditentukan dari gejala fisiknya.

Yuk, kenali makna keputihan setelah menstruasi menurut sudut pandang medis!

Baca Juga: Berhubungan Saat Haid, Apakah Berbahaya?

Mengenal Keputihan pada Wanita

01 KEPUTIHAN - sumber ABC.jpg
Foto: 01 KEPUTIHAN - sumber ABC.jpg (Orami Photo Stocks)

Keputihan adalah lendir serviks yang keluar dari rahim wanita. Lendir ini bisa memiliki warna yang bebeda-beda.

Penyebab keputihan bisa bermacam-macam, baik normal maupun abnormal.

Pada kasus normal, keputihan biasanya terjadi sebagai tanda berakhirnya menstruasi

Faktanya, selama siklus menstruasi, lapisan rahim akan mengeluarkan kombinasi darah dan jaringan tertentu.

Setelah menstruasi berakhir, tak menutup kemungkinan masih akan dilanjutkan dengan keluarnya cairan dari vagina.

Dalam Healthline dijelaskan, warna dan konsistensi keputihan bisa mengalami perubahan sepanjang siklus ini.

Biasanya, keputihan berwarna cokelat tepat setelah menstruasi selesai, atau bahkan berwarna putih dan bening.

Sebaliknya, keputihan bisa terjadi secara abnormal akibat adanya masalah kesehatan tertentu.

Pada kondisi abnormal, wanita akan mengeluarkan keputihan berwarna hijau atau kuning.

Kondisi tersebut bisa terjadi akibat infeksi jamur, bakteri, atau penyakit lainnya.

Oleh karena itu, setiap wanita perlu mengetahui warna keputihan yang dialami, serta gejala lain yang dirasakan.

Baca Juga: Haid Hanya Flek Coklat Sedikit, Perlukah Khawatir?

Penyebab Keputihan Setelah Haid

Keputihan Setelah Haid dan Penyebabnya.jpg
Foto: Keputihan Setelah Haid dan Penyebabnya.jpg (Orami Photo Stocks)

Melansir Kids Health, keputihan setelah haid dalam rentang 1 minggu adalah hal yang wajar dialami wanita.

Keputihan ini dianggap normal apabila cairan berwarna bening hingga kekuningan, dan berbentuk cair atau tidak menggumpal.

Keputihan setelah haid dengan karakteristik demikian adalah bagian dari proses pembersihan organ intim wanita, yang sekaligus dapat mencegah infeksi bakteri.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan keputihan setelah menstruasi disebabkan oleh hal-hal lain yang berhubungan dengan gangguan kesehatan.

Agar Moms tidak bingung, cek penjelasan tentang penyebab keputihan setelah haid di bawah ini, yuk!

1. Darah Endapan Menstruasi

Penyebab keputihan setelah haid yang paling umum adalah darah lama yang masih dikeluarkan dari lapisan rahim.

Ini dapat terjadi dalam beberapa hari setelah aliran normal atau sekitar 1 minggu pasca haid.

Warna keputihan akibat darah menstruasi ini umumnya merah kecokelatan dalam jumlah dikit dan sedang.

Menggunakan panty liner atau pembalut bisa menjadi solusi untuk mengatasi keputihan yang keluar akibat darah haid.

2. Masa Ovulasi

Keputihan Setelah Haid, Normalkah? 2
Foto: Keputihan Setelah Haid, Normalkah? 2 (Orami Photo Stock)

Umumnya, setelah menstruasi berakhir, wanita akan kembali menyambut masa ovulasi.

Mayo Clinic menjelaskan, siklus pendek 28 hari akan kembali memasuki masa ovulasi dalam waktu 2 minggu setelah hari pertama haid.

Setelah menstruasi, seseorang mungkin mengalami keputihan setelah haid akibat kadar estrogen yang mulai meningkat.

Keputihan setelah masa haid sebagai tanda ovulasi ini adalah hal normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Masa ovulasi sering kali diiringi dengan rasa nyeri di perut dengan intensitas ringan.

Baca Juga: 7 Gangguan Menstruasi yang Wajib Moms Ketahui


3. Penggunaan Pil KB

Penggunaan pil KB membuat wanita mengalami keputihan setelah haid dengan diiringi perubahan fisik.

Pil KB umumnya berguna untuk meningkatkan jumlah estrogen dan progesteron di dalam tubuh.

Kehadiran hormon tersebut sebenarnya bisa menyebabkan lebih banyak keputihan sepanjang bulannya.

Mengonsumsi pil KB tentu akan memberikan efek samping yang berbeda pada setiap wanita.

Keputihan hanyalah salah satu efek yang paling mungkin terjadi.

4. Vaginosis Bakterialis (BV)

Vaginosis Bakterialis Sebabkan Wanita Sulit Hamil? 1
Foto: Vaginosis Bakterialis Sebabkan Wanita Sulit Hamil? 1 (Freepik.com)

Terdapat sejumlah bakteri yang hidup di sekitar vagina wanita.

Dalam jumlah yang seimbang, bakteri-bakteri tersebut membantu menjaga kesehatan organ intim wanita.

Namun, apabila keseimbangan jumlah bakteri tersebut terganggu, maka organ intim wanita bisa terancam kesehatannya.

Kondisi tersebut bisa menyebabkan vaginosis bakteri, yang menyebabkan keputihan abnormal.

Keputihan setelah haid 1 minggu yang disertai rasa gatal dan nyeri perut, bisa menandakan adanya penyakit tersebut.

Warna keputihan akibat vaginosis bakteri bisa berupa keabu-abuan, serta menimbulkan bau yang tidak sedap.

Wanita yang mengalami vaginosis bakterialis atau keputihan tidak normal perlu segera mendapatkan pengobatan dari dokter.

5. Infeksi Jamur

Terdapat beberapa jenis jamur yang memang hidup di sekitar vagina.

Sama halnya dengan bakteri, jumlah jamur yang seimbang di sekitar vagina dapat membantu menjaga kesehatan organ tersebut.

Apabila keseimbangannya terganggu, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi jamur pada vagina.

Kondisi ini juga bisa menyebabkan keputihan setelah haid.

Ciri-cirinya, yaitu keputihan menggumpal seperti keju, gatal-gatal, dan sensasi terbakar di sekitar vagina.

Kondisi ini mesti segera diobati guna mencegah infeksi lebih lanjut.

6. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Jangan salah, rasa gatal dan perut sakit akibat keputihan juga bisa menandakan infeksi menular seksual (IMS), lho.

Kondisi IMS juga dapat menyebabkan keputihan tidak normal, dengan cairan berwarna kuning pekat ataupun hijau.

Gejala lain yang mungkin timbul, yaitu muncul aroma tidak sedap.

Beberapa penyebab IMS, termasuk klamidia, trikomoniasis, dan gonore.

Baca Juga: Berhubungan Saat Haid, Apakah Berbahaya?

Cara Mengatasi Keputihan Setelah Haid

hero keputihan
Foto: hero keputihan (Orami Photo Stocks)

Keputihan berwarna cokelat setelah menstruasi umumnya tidak memerlukan perawatan apa pun.

Hal yang sama berlaku untuk berbagai kondisi ketika mengalami keputihan normal dengan cairan bening atau tak berwarna.

Beda halnya jika mengalami keputihan abnormal akibat infeksi. Pada kondisi ini, Moms perlu segera berobat ke dokter untuk mengatasinya.

Dokter mungkin akan memberikan krim antijamur untuk membantu mengatasi keputihan akibat infeksi jamur.

Pada kasus infeksi jamur ringan, keluhan mungkin akan sembuh dalam beberapa hari.

Namun, pada kasus infeksi jamur derajat sedang hingga parah, perawatan yang lebih kuat mungkin diperlukan.

Penyembuhan juga bisa memakan waktu selama berminggu-minggu hingga bulan.

Lain halnya jika keputihan setelah haid disebabkan oleh infeksi bakteri.

Pada kondisi ini, dokter akan meresepkan antibiotik untuk membantu mengatasi keluhan.


Tentu saja, antibiotik wajib dikonsumsi berdasarkan saran dan resep dari dokter.

Jangan sekali-sekali mengonsumsi antibiotik sesuai keinginan sendiri, karena malah bisa membuat keluhan tak kunjung sembuh.

Perawatan-perawatan tersebut juga perlu dibarengi dengan penerapan gaya hidup sehat, seperti mengenakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan mandi setiap hari.

Hindari juga penggunaan produk kewanitaan yang mengandung alkohol, wewangian, atau berbahan keras.

Moms juga perlu membasuh vagina dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya.

Baca Juga: 7 Posisi Duduk yang Baik untuk Ibu Hamil agar Tidak Nyeri

Keputihan Normal vs Tidak Normal

Ilustrasi Keputihan
Foto: Ilustrasi Keputihan (Orami Photo Stocks)

Memahami keputihan dan membedakan mana yang normal dan tidak normal adalah hal yang penting.

Keputihan, atau cairan yang keluar dari vagina, merupakan hal yang wajar terjadi pada wanita dan berfungsi untuk menjaga kesehatan organ intim.

Lalu, seperti apa keputihan yang normal dan tidak normal?

1. Keputihan Normal

Biasanya ciri-ciri keputihan normal ini berwarna bening atau putih susu, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal atau iritasi.

Teksturnya bisa encer, kental, atau seperti lendir.

Keputihan normal dapat terjadi kapan saja selama siklus menstruasi, dan dipengaruhi oleh perubahan hormon.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan keputihan normal:

  • Ovulasi: Keputihan yang lebih encer dan elastis (seperti putih telur) dapat terjadi selama ovulasi, membantu sperma bergerak menuju sel telur.
  • Hasrat seksual: Keputihan dapat keluar saat wanita terangsang secara seksual.
  • Penggunaan pil KB: Konsumsi pil KB dapat mengubah pola keputihan, menjadikannya lebih banyak atau lebih sedikit.
  • Kehamilan: Keputihan pada wanita hamil biasanya lebih banyak dan berwarna putih susu.

Baca Juga: 4 Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Hamil, Cari Tahu Moms!

2. Keputihan Tidak Normal

Keputihan atau cairan yang keluar dari vagina, merupakan hal yang wajar terjadi pada wanita.

Namun, perhatikan jika keputihan Moms menunjukkan ciri-ciri berikut, karena bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan.

Beberapa faktor keputihan yang tidak normal biasanya memiliki ciri-ciri berikut:

  • Berwarna: Kuning, hijau, abu-abu, atau merah muda
  • Berbau: Amis, busuk, atau menyengat
  • Bertekstur: Kental, menggumpal, atau seperti keju cottage
  • Menyebabkan rasa gatal atau iritasi
  • Disertai gejala lain: Nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan seksual, atau ruam di sekitar vagina

Jika Moms mengalami keputihan yang tidak normal seperti berwarna hijau, segera konsultasikan dengan dokter.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes untuk mendiagnosis penyebab keputihan dan memberikan pengobatan yang tepat.

Ingatlah bahwa setiap wanita memiliki keputihan yang berbeda-beda.

Bila Moms ragu atau khawatir dengan keputihan yang dialami, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Apabila masih ragu, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang paling tepat.

  • https://www.healthline.com/health/womens-health/discharge-after-period
  • https://kidshealth.org/en/teens/discharge-wperiod.html
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/expert-answers/ovulation-signs/faq-20058000
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/322232#outlook
  • https://www.verywellhealth.com/white-discharge-after-period-5209905
  • https://www.nhs.uk/conditions/vaginal-discharge/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.