Ketoasidosis Diabetik: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Kadar gula darah terlalu tinggi bisa meningkatkan risiko ketoasidosis diabetik.
Kondisi tersebut merupakan komplikasi akibat penyakit diabetes yang terjadi dalam waktu lama atau kronis.
Ketahui gejala dan penyebab dari kondisi ketoasidosis diabetik agar bisa dicegah dan dilakukan penanganan apabila terjadi.
Baca Juga: Perbedaan Flu Singapura dan Cacar, Jangan Sampai Salah!
Gejala Ketoasidosis Diabetik
Foto: Ilustrasi Gula Darah Berlebih (Orami Photo Stocks)
Melansir Mayo Clinic, ketoasidosis diabetik terjadi ketika gula darah berlebih dan adanya penumpukan zat asam bernama keton.
Apabila kadarnya terlalu tinggi di dalam tubuh, dapat membahayakan metabolisme dan kesehatan secara menyeluruh.
Tanda dan gejala ketoasidosis diabetik sering berkembang dengan cepat, bahkan terkadang hanya butuh 24 jam.
Bagi sebagian orang, tanda dan gejala ini mungkin merupakan indikasi pertama ketika mengalami diabetes. Beberapa gejala yang timbul meliputi:
- Rasa haus yang berlebihan
- Sering buang air kecil
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Kelemahan atau kelelahan
- Sesak napas
- Bingung atau gelisah
Selain yang telah disebutkan, ada pula tanda ketoasidosis diabetik yang lebih spesifik, yaitu:
- Kadar gula darah tinggi
- Tingkat keton tinggi dalam urine
Apabila mengalami tanda ketoasidosis diabetik tersebut, Moms sebaiknya segera melakukan pemeriksaan guna menegakkan diagnosis.
Ketoasidosis diabetik (DKA) adalah komplikasi serius dari penyakit diabetes tipe 1 pada orang dewasa dan anak-anak.
Kondisi ini lebih jarang terjadi pada penyakit diabetes tipe-2.
Baca Juga: Glimepiride (Obat Diabetes Tipe 2): Dosis, Manfaat, dan Efek Samping
Penyebab Ketoasidosis Diabetik
Foto: Penyakit Diabetes (Orami Photo Stocks)
Umumnya, ketoasidosis diabetik dapat terjadi akibat tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi.
Kondisi tersebut membuat hati memproses lemak menjadi energi dan melepaskan keton ke dalam darah.
Tingkat keton yang tinggi dalam darah inilah yang berbahaya, dan dapat berujung pada komplikasi.
Penyebab ketoasidosis diabetik berkaitan dengan penyakit atau infeksi yang membuat tubuh memproduksi hormon berlebih.
Hormon berlebih yang dihasilkan tubuh pada penderita diabetes biasanya adrenalin atau kortisol.
Diketahui, hormon-hormon tersebut melawan efek insulin dan terkadang memicu kondisi ketoasidosis diabetik.
British Journal of Pharmacology menyebutkan bahwa hormon adrenalin cukup berperan pada penderita diabetes tipe-1.
Hal ini karena biasanya mereka tidak dapat menghasilkan insulin dan tubuhnya kehilangan kemampuan untuk mengolah gula darah.
Selain pengaruh hormon, DKA juga bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan di bawah ini:
- Antipsikotik
- Clozapine
- Olanzapine
- Risperidone
- Kortikosteroid
- Diuretik tiazid
Baca Juga: 7 Manfaat Kalium untuk Kesehatan, Salah Satunya untuk Mencegah Stroke!
Komplikasi Ketoasidosis Diebetik
Foto: Sakit Kepala (Orami Photo Stocks)
Pakistan Journal of Medical Sciences menyebutkan bahwa komplikasi serius dari ketoasidosis diabetik adalah hiperkalemia.
Apa itu hiperkalemia? Ini adalah peningkatan kadar kalsium atau potasium dalam darah, dan merupakan tanda dari penurunan fungsi ginjal.
Hiperkalemia bisa terjadi akibat konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu tertentu, cedera akut, atau penyakit diabetes.
Selain hiperkalemia, ketoasidosis diabetes dapat pula menyebabkan komplikasi berupa gangguan elektrolit.
Kondisi ini terjadi ketika sinyal dari insulin dalam tubuh sangat rendah, sehingga mengakibatkan kondisi sebagai berikut:
- Gula darah tidak bisa masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.
- Hati memproduksi gula darah berlebihan.
- Lemak dipecah terlalu cepat untuk diproses oleh tubuh.
- Lemak dipecah oleh hati menjadi energi yang disebut keton.
Umumnya, keton diproduksi oleh hati ketika tubuh memecah lemak setelah Moms makan. Keton biasanya digunakan oleh otot dan jantung untuk menunjang fungsinya.
Namun, di saat produksi keton terlalu berlebihan dan menumpuk, senyawa tersebut bisa menjadi racun dan membuat darah menjadi asam.
Kondisi tersebutlah yang dikenal sebagai ketoasidosis atau komplikasi dari penyakit diabetes.
Baca Juga: Penyebab dan Gejala Gula Darah Tinggi yang Wajib Diwaspadai
Cara Mengobati Ketoasidosis Diabetik
Foto: Pemeriksaan Dokter (Orami Photo Stocks)
Beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai tindakan penanganan ketoasidosis diabetik, di antaranya:
1. Mendapatkan Cairan Infus
Sebagian kasus ketoasidosis diabetik membutuhkan perawatan di rumah sakit agar dipantau dengan intens.
Di rumah sakit, dokter mungkin akan memberikan cairan infus untuk membantu tubuh pasien tetap terhidrasi.
Sebab, komplikasi diabetes tersebut dapat membuat tubuh kehilangan banyak cairan.
Oleh karena itu, pemberian cairan infus penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
2. Penggantian Elektrolit
Ketika kadar insulin terlalu rendah, elektrolit tubuh juga bisa menjadi sangat minim.
Melansir Britannica, elektrolit adalah mineral yang membantu tubuh, termasuk jantung dan saraf, untuk dapat berfungsi dengan baik.
Agar tubuh bisa tetap berfungsi, pasien ketoasidosis diabetik perlu diberikan elektrolit. Hal ini biasanya dilakukan melalui infus.
Baca Juga: Serba-serbi Penyakit Jantung Lemah, Bisa Sebabkan Gagal Jantung Jika Tak Diobati
3. Terapi Insulin
Mengutip National Library of Medicine, dokter mungkin akan memberikan insulin tambahan melalui infus hingga kadar gula darah turun dan mencapai angka 200-250 mg/dL.
Nantinya, dokter dan perawat juga akan memantau beberapa hasil tes darah lain. Hal ini untuk menentukan seberapa banyak dan lama terapi insulin yang diperlukan.
Pengobatan ini cukup umum dilakukan penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2 .
Demikian fakta tentang ketoasidosis diabetik, termasuk gejala, penyebab, komplikasi, dan cara mengobati.
Yuk, terapkan gaya hidup dan pola makan sehat mulai sekarang, Moms. Dengan begitu risiko ketoasidosis diabetik bisa dihindari, sehingga kualitas hidup Moms selalu terjaga.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-ketoacidosis/symptoms-causes/syc-20371551
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4831313/#:~:text=Adrenaline%20is%20particularly%20important%20for,secrete%20glucagon%20soon%20after%20diagnosis.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5856992/
- https://www.britannica.com/science/electrolyte
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279146/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.