Ketoconazole: Manfaat, Dosis, hingga Efek Samping, Simak!
Moms, ketoconazole adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur pada kulit, termasuk penyakit kutu air gatal di selangkangan, dan kurap.
Menurut WebMD, obat ini efektif untuk kondisi seperti pityriasis yang menyebabkan kulit lebih gelap di area tertentu.
Ketoconazole tersedia dalam tablet, krim, dan sampo.
Mari kita pelajari lebih lanjut mengenai penggunaannya!
Manfaat Ketoconazole
Penggunaan ketoconazole dan jenisnya akan disesuaikan dengan permasalahan yang Moms alami.
Krim ini digunakan untuk mengobati:
- Tinea corporis (infeksi kulit jamur yang menyebabkan ruam bersisik merah di berbagai bagian tubuh)
- Tinea cruris (infeksi jamur pada kulit selangkangan)
- Tinea pedis
Bisa juga untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit pada kaki dan sela-sela jari kaki, hingga panu.
Manfaat yang sama juga bisa Moms dapatkan saat mengonsumsi obat atau pil ketoconazole.
Minumlah obat sesuai anjuran dokter, biasanya sekali sehari.
Obat ini diminum sebelum atau sesudah makan.
Meminumnya setelah makan, terbukti bisa membantu Moms terhindar dari sakit perut.
Jika Moms memiliki masalah dengan ketombe yang menyebabkan kulit kepala menjadi merah, gatal, atau berkerak, sampo ketoconazole bisa menjadi solusi.
Sampo ini dijual bebas dan dirancang untuk mengatasi pengelupasan dan gatal pada kulit kepala.
Moms, ketahuilah bahwa selain infeksi jamur, penyebab ketombe lainnya meliputi alergi, eksim, dan psoriasis.
Tentunya, setiap penyebab memerlukan penanganan yang berbeda.
Dosis atau Penggunaan Ketoconazole
Seperti obat lainnya, selalu ikuti petunjuk atau saran dokter. Durasi dan frekuensi penggunaan ketoconazole tergantung pada masalah kulit Moms.
1. Krim
Untuk penggunaan krim ketoconazole pada gatal akibat jamur, dianjurkan pada dosis 2%.
Moms disarankan untuk oleskan tipis pada bagian yang infeksi.
Sebelum menggunakan krim ketoconazole, bersihkan dulu area kulit yang terinfeksi dan ingin diolesi krim, lalu keringkan.
Selanjutnya, oleskan krim secukupnya pada area tersebut.
Jangan lupa mencuci tangan sebelum maupun setelah mengoleskan obat.
Ingat, Moms, ketoconazole dalam bentuk oles hanya untuk pemakaian luar.
Hindari mengoleskannya di area hidung, mata, dan mulut, serta pada kulit yang luka atau terbakar.
2. Pil
Dosis pil oral ketoconazole untuk dewasa, umumnya obat ini tersedia dalam bentuk tablet 200 mg.
Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg, sekali sehari.
Namun, dosis yang tercantum tersebut bukanlah acuan yang pasti.
Dalam kebanyakan kasus, dosis yang diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi pasien.
Secara umum, obat ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak yang belum berusia 2 tahun.
Walaupun demikian, Moms bisa memberikannya 3.3-6.6 mg/kg secara oral sekali sehari sesuai anjuran dokter ya, Moms.
Jika lupa minum pil dan waktunya belum terlalu dekat dengan dosis selanjutnya, Moms bisa mengonsumsinya.
Namun, jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya selama mengonsumsi pil ketoconazole.
3. Sampo
Salah satu sampo ketoconazole yang populer adalah Ketomed, Moms.
Untuk mengatasi ketombe akibat infeksi jamur, Moms bisa menggunakannya 2 kali seminggu selama 2-4 minggu.
Gunakan sampo sesuai anjuran dokter atau petunjuk yang tertera di kemasan obat.
Jangan berhenti menggunakan obat ini sebelum waktu yang ditentukan oleh dokter.
Walau infeksi terlihat sudah sembuh, jamur tetap berpotensi tumbuh kembali bila pengobatan dihentikan terlalu cepat.
Efek Samping Ketoconazole
Melansir Mayo Clinic, beberapa tanda dan efek samping dari penggunaan ketoconazole antara lain:
- Mual dan muntah
- Sakit kepala
- Mata sensitif terhadap cahaya
- Perubahan suasana hati
- Depresi
- Diare
- Penurunan berat badan
- Perubahan siklus menstruasi
- Penurunan libido
- Pembesaran payudara pada pria
- Memar-memar dan mimisan
Hubungi dokter jika Moms mengalami efek samping yang serius, seperti:
- Pusing, pingsan, denyut jantung cepat atau berdebar
- Mudah memar atau berdarah, lemah tidak biasa
- Rasa baal atau kesemutan
- Depresi berat, bingung, atau ide melukai diri
- Mual, nyeri perut, demam ringan, tidak napsu makan, lemas, urin gelap, BAB sulit, sakit kuning (kulit atau mata menguning)
Untuk penggunaan dalam bentuk sampo, efek samping yang mungkin dialami antara lain kulit kepala yang lebih kering atau berminyak, perubahan tekstur rambut, kemerahan, serta munculnya bisul atau lentingan di kulit kepala.
Tidak semua orang akan mengalami efek samping yang disebutkan di atas.
Mungkin terdapat efek samping lain yang belum disebutkan.
Bila Moms memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker.
Baca Juga: Kenali Panu di Kulit: Gejala Penyebab, Obat, dan Cara Mencegahnya
Peringatan Sebelum Menggunakan
Ada beberapa aturan pakai dan peringatan yang tidak boleh Moms lewatkan ketika mengonsumsi atau menggunakan obat ini, antara lain:
- Beri jeda 1-2 jam setelah konsumsi obat ini, sebelum meminum obat gangguan pencernaan
- Hindari alkohol bersamaan dengan obat ini untuk mencegah kerusakan hati
- Turunkan kadar ketoconazol jika digunakan bersama rifampicin, isoniazid, efavirenz, nevirapine, dan phenytoin
- Ketoconazole juga dapat masuk ke dalam ASI
Dilansir dari Healthline, berikut adalah beberapa jenis obat yang mungkin dapat memicu terjadinya interaksi dengan ketoconazole:
1. Ritonavir dan Atorvastatin
Menggabungkan ketoconazole dengan ritonavir dan atorvastatin dapat meningkatkan intensitas efek samping ketoconazole.
2. Obat Penghilang Rasa Sakit
Seperti buprenorphine, fentanyl, atau oxycodone. Jika obat-obatan tersebut dikonsumsi bersamaan dengan ketoconazole berpotensi memperlambat pernapasan.
3. Antikoagulan
Seperti, rivaroxaban, dabigatran, atau warfarin. Obat-obatan pengencer darah yang dikombinasikan dengan ketoconazole meningkatkan risiko pendarahan.
4. Obat Penyakit Jantung
Seperti felodipine atau nisoldipine. Ketoconazole yang digabung dengan obat jantung memicu terjadinya pembengkakan di lengan, kaki, dan risiko gagal jantung.
5. Tamsulosin
Menggabungkan tamsulosin dengan ketoconazole dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, dan tekanan darah rendah.
6. Digoxin
Obat digoxin yang dikonsumsi dengan obat infeksi jamur ini, bisa menyebabkan sakit kepala, pusing, dan sakit perut.
7. Obat Antipsikotik
Misalnya aripiprazole, buspirone, haloperidol, quetiapine, dan risperidone.
Interaksi dengan ketoconazole dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, dan rasa lemas atau mengantuk.
8. Obat Tekanan Darah
Seperti, sildenafil, tadanafil, dan vardenafil.
Efek yang mungkin terjadi apabila obat ini digabung dengan obat tekanan darah adalah denyut jantung menurun, tekanan darah rendah, dan pusing.
9. Obat Disfungsi Ereksi
Misalnya sildenafil, tadalafil, dan vardenafil. Kombinasi dengan ketoconazole bisa menyebabkan sakit kepala, sakit perut, dan nyeri otot.
10. Obat Antivirus
Seperti, indinavir, maraviroc, dan saquinavir.
Jika Anda menjalani pengobatan antivirus dan mengonsumsi obat ini secara bersamaan, kemungkinan dapat timbul sakit perut, mual, dan sakit kepala.
Sementara itu, obat-obatan di bawah sebaiknya Moms hindari karena akan menurunkan kinerja obat:
- Ranitidine
- Famotidine
- Cimetidine
- Pantoprazole
- Omeprazole
- Rabeprazole
- Aluminum hydroxide
- Antibiotik (isoniazid dan rifabutin)
- Antikonvulsan (carbamazepine dan phenytoin)
- Antivirus (efavirenz dan nevirapine)
Baca Juga: Mengenal Candida dan Obat Jamur Kulit yang Ampuh Mengatasinya
Kontraindikasi
Ketoconazole tidak disarankan bagi yang memiliki hipersensitivitas atau penyakit hati akut maupun kronis.
Ketoconazole pada kondisi ini dapat meningkatkan risiko efek samping serius, sehingga konsultasi dengan dokter sangat penting sebelum memulai.
Informasikan dokter tentang riwayat alergi atau masalah kesehatan lain yang dapat memengaruhi keamanan obat ini.
Penyakit yang Bisa Disembuhkan dengan Ketoconazole
Sebaiknya, sebelum menggunakan obat ini, Moms konsultasikan terlebih dahulu ke dokter.
Berikut beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan obat ini.
1. Infeksi Jamur telinga (Otomikosis)
Otomikosis atau infeksi jamur di telinga adalah kondisi adanya pertumbuhan jamur terjadi di dalam telinga eksternal atau saluran telinga.
Gejalanya meliputi gatal, nyeri, sensasi telinga yang tersumbat, dan akumulasi cairan atau debris di dalam telinga.
2. Athlete’s foot
Athlete’s foot dikenal juga sebagai kurap kaki yang disebabkan karena jamur pada kulit kaki.
Gejalanya, gatal, bersisik, kemerahan, hingga sensasi panas di kaki yang terkena kurap.
3. Gatal di Selangkangan
Gatal di selangkangan juga bisa disembuhkan dengan obat ini.
Kondisi ini terjadi ketika timbulnya jamur di area selangkangan, seperti di bawah paha hingga bokong.
4. Biang Keringat
Biang keringat adalah jenis ruam di lipatan kulit. Kondisi ini bisa disembuhkan dengan menggunakan obat antijamur topikal, seperti krim.
Krim topikal digunakan pada area kulit yang terkena dua kali sehari atau tergantung saran dokter.
Itu dia Moms informasi lengkap tentang penggunaan ketoconazole. Semoga bermafaat, ya!
- https://www.healthline.com/health/drugs/ketoconazole-oral-tablet#interactions
- https://www.uofmhealth.org/health-library/d03202a1
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-75147-1052/ketoconazole-topical/ketoconazole-cream-topical/details
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a605014.html
- https://www.nhs.uk/medicines/ketoconazole/
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/ketoconazole-topical-route/proper-use/drg-20067739?p=1
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.