27 Mei 2024

Kisah Nabi Ayub yang Mengajarkan tentang Arti Kesabaran

Belajar bersabar dari Nabi Ayub

Kisah Nabi Ayub bisa menjadi suri tauladan bagi umat manusia. Nabi Ayub AS adalah nabi ke-12 yang memiliki kisah hidup penuh cobaan.

Nabi dan Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan ajaran Islam dan juga menjadi teladan.

Dari kisah-kisah para nabi, kisah Nabi Ayub menjadi yang sangat terkenal akan kesabarannya karena beliau mendapat cobaan yang bertubi-tubi dari Allah SWT.

Meski demikian, keimanan Nabi Ayub tidak goyah atau gentar sedikitpun.

Inilah yang menjadikan kisahnya sangat terkenal dan menjadi suri tauladan.

Baca Juga: 10 Cara Menghadapi Mertua Ikut Campur Urusan Rumah Tangga

Kisah Nabi Ayub

Orang Berdoa
Foto: Orang Berdoa (umroh.com)

Nabi Ayub merupakan putera sulung dari Ishaq bin Ibrahim AS.

Nabi Ayub merupakan seorang Nabi yang memiliki tingkat kesabaran luar biasa (paling tinggi) dalam menghadapi cobaan hidup dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Beliau adalah keturunan Nabi Ibrahim AS. Tapi ada juga yang menyatakan kalau beliau adalah keturunan dari Nabi Luth.

Sedangkan istrinya yang bernama Rahma binti Afraim bin Yusuf bin Ya’qub adalah keturunan langsung dari Nabi Yusuf.

Dikisahkan bahwa Nabi Ayub hidup pada tahun 1420-1540 SM.

Beliau adalah lelaki yang memiliki paras sangat rupawan dengan harta melimpah pada zaman itu.

Diketahui beliau memililiki ribuan ekor kambing, domba, unta, lembu, hingga keledai.

Tidak hanya itu saja, beliau juga memiliki harta berbentuk tanah dan bangunan yang luas di daerah Batsniyyah yang merupakan salah satu wilayah dari negeri Huran.

Istrinya yang cantik jelita telah memberinya 12 anak lelaki yang juga berparas rupawan.

Meski diberikan kenikmatan hidup yang tak ada habisnya, tapi Nabi Ayub tidaklah sombong dan kufur nikmat.

Beliau juga tak pernah lupa untuk memberikan sedekah kepada orang miskin dan menyantuni anak yatim, dhuafa, serta janda.

Hal ini membuat iblis merasa iri dan dengki. Ia tidak suka melihat ada manusia yang begitu saleh, sehingga berniat untuk menyesatkan Nabi Ayub.

Iblis terus mencoba menggoda keimanan Nabi Ayub agar tersesat, ingkar, dan tidak bersyukur kepada Allah SWT. Namun, semua usaha iblis gagal.

Tidak menyerah, iblis dan para pembantunya kemudian menyerang keimanan Nabi Ayub dengan membunuh semua ternaknya, merusak kebunnya, dan membakar semua harta kekayaannya.

Meskipun demikian, Nabi Ayub dan keluarganya tetap rajin beribadah dan tidak pernah mengeluh, mereka menerima takdir dengan ikhlas.

Kemudian, iblis dan para pembantunya mendatangi rumah putra dan putri Nabi Ayub, menggoyang-goyang tiang rumah hingga roboh dan menyebabkan semua anak Nabi Ayub meninggal dunia.

Iblis mengira usahanya telah berhasil menggoyahkan keimanan Nabi Ayub.

Meskipun Nabi Ayub sangat sedih dan menangis atas kehilangan anak-anaknya, ia tetap kuat, sabar, dan yakin bahwa jika Allah SWT berkehendak, tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi-Nya.

Tidak patah semangat, iblis memberikan penyakit pada tubuh Nabi Ayub sehingga ia menderita penyakit kulit yang menjijikkan.

Semua tetangga dan orang sekitar menjauhinya karena takut tertular. Mereka ingin Nabi Ayub segera pergi meninggalkan lingkungan mereka.

Maka, pergilah Nabi Ayub dan istrinya, Rahmah, ke tempat yang jauh dari pemukiman manusia.

Penyakit Nabi Ayub tak kunjung sembuh selama bertahun-tahun, tetapi Nabi Ayub tetap bersabar.

Suatu hari, Rahmah pergi keluar untuk membeli bahan makanan. Saat itu, Nabi Ayub membutuhkan bantuannya dan memanggilnya berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban.

Nabi Ayub merasa kesal dan berpikir bahwa Rahmah sengaja pergi meninggalkannya.

Nabi Ayub lalu bersumpah akan memukul Rahmah 100 kali jika ia kembali.

Kemudian, Nabi Ayub berdoa memohon kesembuhan kepada Allah SWT. Doanya diijabah, dan Allah memerintahkan Nabi Ayub menghentakkan kakinya ke tanah.

Dari tanah itu keluarlah air yang sejuk dan segar.

Nabi Ayub segera membersihkan tubuhnya dengan air tersebut, dan seketika itu juga penyakitnya sembuh.


Kulitnya kembali seperti sedia kala, wajahnya pun kembali bersinar dengan wibawa yang luar biasa.

Ketika Rahmah pulang, ia terkejut melihat suaminya sudah sembuh dan meminta maaf karena hampir kehilangan kesabaran dalam merawatnya.

Nabi Ayub memaafkannya dan menceritakan tentang sumpahnya untuk memukul Rahmah. Ia sangat bingung karena tidak tega menyakiti istrinya yang setia.

Akhirnya, Allah SWT memberikan perintah untuk mengambil seratus helai rumput, mengikatnya, dan memukulkan dengan pelan.

Setelah sembuh, Nabi Ayub diterima kembali oleh warga, dan karena kesabarannya, Allah SWT menganugerahkannya harta yang berlimpah.

Baca Juga: Mungkinkah Wanita Hamil tapi Haid? Simak Jawaban Pakar Ini!

Cobaan yang Diberikan kepada Nabi Ayub

Dikisahkan dalam kisah Nabi Ayub, beliau hidup dengan penuh kenikmatan selama dua puluh tahun. Mulai dari usianya 30 hingga 50 tahun.

Lalu pada usia 51 tahun, Allah SWT memberikannya cobaan hidup yang bertui-tubi.

1. Penyakit Kulit Kusta

Ilustrasi Penyakit Kusta di Kisah Nabi Ayub
Foto: Ilustrasi Penyakit Kusta di Kisah Nabi Ayub (toplinemd.com)

Pada kisah Nabi Ayub, diceritakan kalau beliau mulai mendapat ujian kesabaran saat usianya 51 tahun.

Ujian pertama yang diberikan oleh Allah SWT adalah penyakit kulit yang pada masa itu dikenal dengan nama penyakit judzam atau kusta.

Seluruh tubuh Nabi Ayub tiba-tiba mengeluarkan nanah dari kulit kepala hingga kaki.

Rambutnya pun rontok secara perlahan hingga menjadi botak.

Kondisi Nabi Ayub yang sedang sakit ini menyebar hingga ke seluruh negeri.

Masyarakat yang tahu kalau penyakit yang diderita Nabi Ayub adalah penyakit menular pun mulai menjauhinya.

2. Ditinggalkan Anak

Cobaan ketiga dalam kisah Nabi Ayub adalah meninggalnya seluruh anak Nabi Ayub dalam sekejap.

Hal ini dikarenakan atap rumah Nabi Ayub yang tiba-tiba saja rubuh saat 12 anaknya sedang menyantap makanan.

Tidak ada satupun anak Nabi Ayub yang selamat karena semuanya meninggal di tempat.

3. Harta Benda yang Habis

Ilustrasi Hewan Ternak di Kisah Nabi Ayub
Foto: Ilustrasi Hewan Ternak di Kisah Nabi Ayub (ri.se)

Cobaan ketiga yang dialami oleh Nabi Ayub adalah harta bendanya yang habis seketika.

Setelah 12 anaknya meninggal, terjadilah badai topan yang membuat semua ternak milik Nabi Ayub mati.

Kebun dan sawah yang dimilikinya pun terkena hama sehingga gagal panen.

Dalam sekejap saja, Nabi Ayub yang tadinya merupakan orang terkaya di lingkungannya menjadi orang termiskin yang tidak memiliki harta benda.

Rumah yang rubuh, ternak yang mati, dan kebun yang gagal panen. Semuanya hancur dan binasa.

Nabi Ayub pun terpaksa harus pindah ke pinggiran negeri untuk mengungsi.

Baca Juga: 10 Arti Mimpi Bertemu Orang yang Sudah Meninggal, Cek Yuk!

Mukjizat yang Dialami Nabi Ayub

Ilustrasi Mata Air di Kisah Nabi Ayub
Foto: Ilustrasi Mata Air di Kisah Nabi Ayub (istockphoto.com)

Derita yang dialami dalam kisah Nabi Ayub ini dialaminya selama bertahun-tahun lamanya.

Istrinya selalu setia merawat Nabi Ayub setiap hari meski suaminya memiliki penyakit menular dan jatuh miskin.

Pernah di suatu hari, karena merasa kasihan dengan kondisi Nabi Ayub, sang istri berkata kepadanya untuk meminta kepada Allah SWT untuk disembuhkan penyakitnya sehingga bisa berdakwah lagi.

Mendengar permintaan sang istri, Nabi Ayub berkata pada istrinya, “Wahai Istriku, berapa lama dulu kita dalam keadaan nikmat?”

Istrinya menjawab, “20 tahun.”

Lalu Nabi Ayub bertanya lagi kepada istrinya, “Berapa lama kita sekarang diuji oleh Allah SWT seperti ini?”

Istrinya kembali menjawab. “18 tahun.”

Mendengar jawaban istrinya, Nabi Ayub pun menjelaskan kepada sang istri kalau dirinya masih malu meminta kepada Allah.

Dirinya tahu bahwa Allah SWT Maha Melihat dan Mengetahui.

Baca Juga: 5 Manfaat Selawat Jibril, Moms yang Muslim Wajib Tahu!


Baru setelah 20 tahun dirinya dalam keadaan sakit, Nabi Ayub berdoa kepada Allah SWT dan berkata kalau dirinya ikhlas atas apa yang diberikan kepadanya.

Allah SWT kemudian berfirman, “Hentakkanlah kakimu. Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” – QS Shad: 42

Mendengar firman Allah SWT, Nabi Ayub langsung menghentakkan kakinya ke tanah.

Ajaibnya, keluar mata air yang deras dari dalam tanah.

Air tersebut akhirnya digunakan untuk mandi dan minum oleh Nabi Ayub.

Setelah mandi dan minum dengan air tersebut, penyakit Nabi Ayub langsung hilang.

Kondisi fisiknya pun lebih sehat dibanding 20 tahun saat sebelum beliau sakit.

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Kisah Nabis Ayub

Orang Berdoa
Foto: Orang Berdoa (muslimaid.org)

Dalam kisah Nabi Ayub (Ayoub), terdapat beberapa pelajaran yang dapat dipetik.

Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Bersyukur dan Bersabar

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ketika Allah memberikan limpahan nikmat dan harta kepada beliau, Nabi Ayub rajin mensyukurinya.

Beliau tekun beribadah sehingga menjadi insan yang taqwa.

Beliau juga rajin menyedekahkan harta kepada yang membutuhkannya.

Di sisi lain, ketika Allah menguji beliau, Nabi Ayub tetap memiliki kesabaran yang tinggi.

Meskipun menderita karena penyakit dan kemiskinannya, beliau tidak pernah mencela Allah.

2. Harta dan Anak Hanyalah Titipan

Dari kisah Nabi Ayub, kita belajar bahwa semua harta dan anak-anak yang Allah berikan hanyalah titipan di dunia ini.

Pemilik sejati dari semua yang kita miliki saat ini hanyalah Allah subhanahu wata'ala.

Dia dapat mengambilnya kembali sewaktu-waktu. Oleh karena itu, kita harus selalu rendah hati.

Baca Juga: 7 Tempat Makan Viral di Bandung, Murah dan Instagramable!

3. Berprasangka Baik kepada Allah

Meskipun mengalami penderitaan yang berkepanjangan, Nabi Ayub selalu berprasangka baik kepada Allah.

Keimanan yang tinggi membuat beliau yakin bahwa apa pun yang Allah berikan adalah yang terbaik.

4. Menggantungkan Diri kepada Allah

Hal ini tergambar dalam kisah ketika Nabi Ayub memungut belalang emas dan berdialog dengan Allah.

Meskipun beliau telah mendapatkan "jaminan" kekayaan dari Allah, Nabi Ayub tetap bergantung pada berkah-Nya.

5. Melaksanakan Nazar atau Sumpah kepada Allah

Seperti yang diceritakan dalam Surah Sad ayat 44, Nabi Ayub menepati nazar dengan memukul istrinya.

Melalui ayat tersebut, Allah memberitahukan kepada kita bahwa dalam kondisi apa pun, nazar harus tetap dilaksanakan.

6. Allah Memberikan Balasan atas Kesabaran

Seperti kisah Nabi Ayub, setelah menunjukkan kesabaran yang luar biasa, Allah menggantikan penderitaannya dengan limpahan nikmat.

Kesehatan, harta, dan anak-anak Nabi Ayub dikembalikan dengan berlipat ganda.

Baca Juga: Cara Menulis Huruf Tegak Bersambung untuk Si Kecil, Mudah!

Setelah membaca kisah Nabi Ayub, semoga Moms bisa mengambil pelajaran yang berharga tentang kesabaran dan mengajarkannya kepada buah hati.

  • https://infakyatim.id/inspirasi/kesabaran-nabi-ayyub
  • https://menara.baznas.go.id/cerita/kisah-singkat-nabi-ayub-2023-12-M367230004042023872?gclid=Cj0KCQjwmMayBhDuARIsAM9HM8fgMkawVRcYEeW9AoP6Vf-SUT7qR8UsicnlpsJPY9zNrRBT6_pMKJsaAhweEALw_wcB

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.