Kolestasis pada Ibu Hamil, Ini Hal yang Perlu Moms Ketahui
Selama kehamilan adalah normal jika mengalami beberapa gejala baru dan kadang terasa aneh.
Tetapi jika ibu hamil mengalami rasa gatal yang ekstrem dan intens pada bagian tangan dan kaki, segerakan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Ibu hamil bisa saja mengalami salah satu gangguan kesehatan, salah satunya kolestasis.
Berikut ini beberapa informasi mengenai kolestasis pada ibu hamil.
Baca Juga: 6 Tips Mengurangi Bayi Gatal Akibat Gigitan Nyamuk
Kolestasis dan Kehamilan
Foto: doulainmississippi.com
Beberapa wanita mengalami rasa gatal yang sangat parah pada akhir kehamilan.
Penyebab paling umumnya adalah kolestasis, penyakit hati yang hanya terjadi pada kehamilan.
Kolestasis pada ibu hamil adalah suatu kondisi di mana aliran empedu yang normal dipengaruhi oleh peningkatan jumlah hormon kehamilan.
Kolestasis lebih sering terjadi pada trimester terakhir kehamilan, ketika hormon sedang berada di puncaknya, tetapi biasanya hilang dalam beberapa hari setelah melahirkan.
Kolestasis juga dikenal dengan intrahepatic cholestasis of pregnancy (ICP) atau kolestasis obstetrik. American Pregnancy Association mengungkapkan bahwa kolestasis obstetri merupakan kondisi kelainan yang bisa saja menjadi serius selama kehamilan.
ICP merusak fungsi hati pada beberapa wanita hamil.
Kerusakan hati ini menyebabkan empedu atau suatu zat yang dibuat oleh hati yang membantu pencernaan menumpuk di hati dan aliran darah.
Ketika kadar empedu dalam darah mencapai titik tertentu, hal tersebut menyebabkan rasa gatal.
Cleveland Clinic mengatakan kolestasis pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi untuk ibu hamil dan bayi.
Baca Juga: Mudah Dicoba, Ini 5 Cara Mengatasi Kulit Gatal Karena Diabetes
Gejala Kolestasis
Foto: bellybelly.com.au
Gatal-gatal yang hebat adalah gejala utama kolestasis kehamilan.
Pada kondisi ini tidak terjadi kemunculan ruam pada kulit.
Mayo Clinic mengatakan kebanyakan wanita merasa gatal di telapak tangan atau telapak kaki, tetapi beberapa wanita merasakan gatal-gatal di mana-mana.
Gatal sering lebih buruk di malam hari dan mungkin sangat mengganggu sehingga menyebabkan tidur ibu hamil terganggu.
Gatal paling sering terjadi selama trimester ketiga kehamilan, tetapi terkadang juga bisa dirasakan lebih awal.
Adapun gejala-gejala yang jarang dirasakan ibu hamil ketika mengalami kolestasis seperti menguningnya kulit dan bagian putih mata, merasakan mual, dan kehilangan selera makan.
Sementara, American Pregnancy Association menambahkan, bisa saja kolestasis ditandai dengan warna urin gelap, nyeri di kuadran kanan atas, kelelahan, bahkan depresi.
Baca Juga: Catat, Ini Cara Mengatasi Vagina Gatal Saat Hamil yang Aman
Penyebab Kolestasis
Foto: timeincuk.net
Kolestasis adalah suatu kondisi yang memperlambat aliran normal empedu ke kantong empedu, menghasilkan penumpukan asam empedu di hati, yang pada gilirannya tumpah ke dalam aliran darah, menyebabkan rasa gatal yang hebat.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon, diabetes gestasional, disposisi genetik, dan batu empedu.
Kolestasis juga lebih sering terjadi pada wanita yang sebelumnya mengalami kerusakan hati.
Jika telah mengalami kolestasis pada kehamilan sebelumnya, maka ibu berisiko lebih besar mengalami kondisi tersebut pada kehamilan berikutnya.
Baca Juga: Tak Hanya Karena Biang Keringat, Kenali Penyebab Gatal Di Kulit Dan Cara Menanganinya
Pengobatan Kolestasis
Foto: wdonna.it
Meskipun tidak mungkin untuk mencegah kolestasis selama kehamilan, biasanya dokter akan meresepkan obat anti-gatal topikal, lotion, kortikosteroid, dan obat-obatan untuk membantu fungsi hati dengan baik dan mengurangi kadar asam empedu.
Dokter akan merekomendasikan kunjungan yang rutin untuk mengontrol kesehatan bayi dan melahirkan di rumah sakit khusus yang dapat memonitor dan mengelola dengan cermat mengenai kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.
Kemungkinan besar ibu hamil harus diinduksi sedikit lebih awal pada minggu ke 37 atau 38.
Berita baik dari kondisi ini adalah semua gejala dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 48 jam setelah melahirkan.
Baca Juga: Kenapa Bekas Luka Terasa Gatal? Pertanda Luka Mau Sembuh?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.