Ini 3 Tips Berdiskusi Masalah Fertilitas dengan Pasangan
Saat pacaran dan menikah, kebanyakan pasangan tidak sampai membicarakan tentang fertilitas atau kesuburan.
Bicara masalah fertilitas biasanya baru dilakukan setelah Moms dan Dads menikah dan tidak kunjung hamil padahal tidak sedang menunda kehamilan.
Pembahasan menjadi lebih spesifik bila hasil tes kesuburan menunjukkan salah satu dari Moms dan Dads ternyata memiliki masalah fertilitas.
Kenyataan ini bukan tidak mungkin menciptakan kecanggungan atau bahkan jarak antara Moms dan Dads.
Hal ini karena pihak yang memiliki masalah fertilitas biasanya menjadi tidak enak, merasa bersalah, dan merasa telah mengecewakan pasangannya.
Selain itu, bisa jadi timbul rasa takut di dirinya bahwa sang pasangan akan meninggalkannya karena ia tak mampu memberikan keturunan secara normal.
Walaupun Moms dan Dads dihadapkan pada masalah fertilitas, namun, skenarionya tidak harus seperti itu.
Berikut sejumlah tips bicara fertilitas dengan pasangan dari para ahli untuk membantu Moms.
1. Tidak Menyalahkan
Foto : physiotherapieostschweiz.ch
Siapa pun yang memiliki masalah fertilitas, hindari menunjuk kesalahan pada orang tersebut. Tidak ada orang yang ingin memiliki masalah fertilitas.
Jadi, bila ternyata seseorang mempunyai masalah tersebut, kita justru harus menguatkan mentalnya, dan mengatakan bahwa bagaimana pun juga kita tetap mencintainya.
Selain itu, alih-alih menyalahkan, lebih baik Moms dan Dads sama-sama memikirkan pilihan lain untuk mempunyai momongan.
Apakah Moms atau Dads menjalani terapi hormon, memilih inseminasi buatan, atau memilih program bayi tabung.
2. Tidak Merahasiakan dari Pasangan
Foto : pexels.com
Jika Moms mendapati hasil tes kesuburan menunjukkan bahwa Moms memiliki masalah fertilitas, pastikan untuk memberitahukannya kepada Dads.
Dr. Alan B. Copperman, direktur medis di Progyny mengingatkan bahwa menyimpan rahasia, terutama sepenting itu dari pasangan, nantinya dapat berakibat buruk pada hubungan Moms dan Dads.
Keterbukaan dan kejujuran adalah hal penting dalam hubungan, termasuk dalam bicara masalah fertilitas.
Bila sudah menikah, fertilitas bukan lagi masalah Moms atau Dads masing-masing, melainkan isu bersama. Moms dan Dads akan lebih kuat menghadapi problem ini bersama-sama ketimbang seorang diri.
3. Kasih “Pengumuman” atau Tidak?
Tips bicara fertilitas dari Mindy R. Schiffman, Ph.D., psikolog klinis di New York City adalah bahwa setiap pasangan yang menghadapi masalah fertilitas perlu menyepakati apakah hal tersebut boleh diceritakan ke orang lain atau tidak.
Bila Dads tidak ingin orang-orang tahu bahwa ia memiliki kualitas sperma yang buruk, maka Moms harus menghormati keinginan tersebut.
Janganlah menceritakan persoalan fertilitas itu ke orang lain. Begitu pula dengan Dads, bila ternyata Moms yang memiliki masalah fertilitas.
Jika ada yang menanyakan kenapa Moms dan Dads belum punya anak, cukup berikan jawaban seperlunya dan tidak sampai mendetail.
(AN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.