Mengenal Pengapuran Plasenta yang Dialami Zeezee Shahab saat Hamil
foto: instagram.com/zeezeeshahab
Zeezee Shahab membagikan pengalamannya mengandung dan melahirkan anak keduanya Lucky Keriym Putra Revolusi lewat Instagram. Zeezee menceritakan bahwa putranya itu lahir sebelum waktunya.
“Aku melahirkan tanggal 5 Agustus kemarin. Lumayan banyak majunya karena HPL-nya tanggal 22 kemarin,” tulis Zeezee.
Majunya waktu persalinan, lanjut Zeezee, terjadi karena berat badan bayi dalam kandungannya tidak kunjung naik selama tiga minggu. Melalui pemeriksaan USG, diketahui berat badan bayi Zeezee berada di angka 2,3 kg dan tidak bertambah.
foto: instagram.com/zeezeeshahab
Dokter yang menangani Zeezee curiga ada penyumbatan pada plasenta. Hal ini juga terjadi pada kehamilannya yang sebelumnya. Putra pertama Zeezee juga lahir lewat persalinan caesar dengan berat badan rendah, yakni 2,3 kg.
Dengan kondisi yang sama, Zeezee juga disarankan untuk kembali bersalin secara cesar. Ketika lahir, berat badan Keriym ternyata hanya 2,035 kg.
Saat bersalin, diketahui juga ternyata plasenta Zeezee mengalami pengapuran. Hal itu yang ternyata merupakan penyebab bayi dalam kandungan Zeezee berat badannya tidak kunjung bertambah.
“Nutrisi yang masuk (lewat plasenta) tidak maksimal. Tapi alhamdulillah, baby K sehat walaupun kecil,” ungkap istri pembawa berita Prabu Revolusi itu.
Baca Juga: Bahayakah Placenta Previa Selama Kehamilan?
Mengenal Pengapuran Plasenta
Sebenarnya, apa sih pengapuran plasenta yang dialami Zeezee? Dikutip dari Parent24.com, pengapuran plasenta merupakan kondisi di mana terdapat penumpukan kalsium pada plasenta. Hal itu normal terjadi karena merupakan tanda penuaan plasenta.
Hal ini lazim terjadi saat usia kandungan memasuki HPL atau melewati HPL. Kondisi ini juga tidak menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun pada bayi.
Pengapuran plasenta bisa menyebabkan bagian plasenta lain mati. Plasenta yang mengalami penuaan dan pengapuran itu juga jadi tidak bisa bekerja maksimal seperti seharusnya.
Itu artinya, bayi dalam kandungan tidak mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup. Hasilnya, berat badan bayi tidak bisa bertambah. Pengapuran plasenta yang terjadi karena penumpukan kalsium juga meningkatkan risiko penyumbatan aliran darah melalui plasenta.
Bisa terjadi pengerasan pembuluh darah yang menyebabkan melambatnya aliran darah ke bayi. Kasus ini tidak menyebabkan komplikasi. Pada kebanyakan kasus, pengapuran plasenta ini tidak membahayakan bayi.
Baca Juga: Mengenal Plasenta Bayi dan Manfaatnya Bagi Janin Dalam Rahim
Dampak Pengapuran Plasenta Pada Janin
Pengapuran plasenta pada usia kandungan 37 minggu atau lebih termasuk ke dalam kategori normal. Jika hal itu terjadi tidak perlu ada tindakan induksi atau proses persalinan cesar.
Namun, jika pengapuran plasenta terjadi saat usia kandungan belum mencapai 37 minggu, Moms wajib waspada. Kondisi ini bisa membahayakan bayi dalam kandungan. Semakin muda usia kandungan saat terdiagnosis pengapuran plasenta, semakin parah juga kondisinya.
Baca Juga: Vicky Shu Lakukan USG 4D untuk Melihat Janin, Apa Saja Manfaatnya?
Siapa yang Berisiko Mengalami Pengapuran Plasenta?
Dikutip dari Babycenter.in, penyebab pengapuran plasenta masih belum diketahui secara persis. Jadi, masih sulit juga diketahui bagaimana cara mencegahnya.
Namun, beberapa peneliti menemukan kasus pengapuran plasenta pada perempuan dengan kondisi tertentu, seperti perempuan berusia muda, kehamilan pertama, dan perempuan yang merokok selama kehamilan.
Nah, itulah hal yang perlu Moms ketahui tentang pengapuran plasenta yang dialami Zeezee Shahab pada dua kehamilannya. Semoga bermanfaat ya Moms!
(AND)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.