Konsumsi Antibiotik Saat Bayi Dapat Menimbulkan Alergi Di Kemudian Hari?
Ketika Si Kecil sakit, tentunya sangat wajar jika Moms memberinya sesuatu yang membuatnya cepat sembuh, seperti antibiotik. Obat ini memang sangat efektif untuk membunuh bakteri.
Tetapi tergantung pada gejala dan penyakit Si Kecil, antibiotik mungkin juga bukan pilihan yang tepat. Bahkan konsumsi antibiotik saat bayi berkaitan dengan alergi di masa kanak-kanak.
Antibiotik Menyebabkan Alergi Masa Kanak-kanak?
Foto: insightplus.mja.com.au
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Pediatrics, para peneliti mempelajari hampir 800.000 anak-anak mulai sejak mereka baru lahir hingga berusia sekitar 4 tahun.
Mereka menemukan bahwa anak-anak yang diberi antasid dalam enam bulan pertama kehidupan, dua kali lebih mungkin memiliki alergi makanan dibandingkan mereka yang tidak terpapar antasid.
Sementara anak-anak yang mendapat antibiotik selama enam bulan pertama kehidupan, dua kali lebih mungkin menderita asma. Bahkan, anak-anak yang terpapar antasid dan antibiotik saat bayi menunjukkan peningkatan risiko kondisi alergi lain seperti demam hingga reaksi alergi parah.
Baca Juga: Ruam Amoxicillin pada Bayi, Kondisi Ruam karena Antibiotik
Bagaimana Antibiotik Dapat Menyebabkan Alergi?
Foto: flushinghospital.org
Claire McCarthy, M.D., seorang dokter anak di Boston Children’s Hospital dan Asisten Profesor Jurusan Pediatrik di Harvard Medical School, melalui Harvard Health Publishing menjelaskan bahwa di dalam tubuh manusia hidup triliunan organisme hidup (mikrobioma) seperti bakteri, archaea, jamur dan virus. Di mana organisme ini sering kali dianggap sebagai kuman yang dapat menyebabkan penyakit.
“Meskipun memang bisa, dalam beberapa situasi, organisme yang tepat dalam keseimbangan yang tepat sebenarnya membantu menjaga kita tetap sehat. Mikrobioma mempengaruhi cara tubuh mencerna makanan, mempertahankan berat badan yang sehat, melawan infeksi, dan mencegah penyakit. Melalui kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh, mikrobioma dianggap terkait dengan risiko alergi.”
Jenis obat seperti antasid dan antibiotik, menurut Dr. Claire, dapat memicu alergi dengan mengacaukan mikrobioma. Antibiotik melakukannya dengan membunuh bukan hanya bakteri penyebab penyakit, tetapi juga bakteri yang membantu tubuh tetap sehat.
Baca Juga:
Sementara antasid mengurangi tingkat keasaman lambung, meningkatkan peluang bakteri dari mulut (yang biasanya terbunuh oleh asam di lambung ketika ditelan) turun ke usus. Padahal, bakteri dari mulut itu dapat memusnahkan bakteri yang diperlukan usus untuk berfungsi secara normal.
Antibiotik Tidak Hanya Menyebabkan Alergi
Foto: schweigerderm.com
Konsumsi antibiotik saat bayi sebenarnya tidak hanya berisiko menyebabkan alergi masa kanak-kanak. Sebagaimana yang tertulis dalam situs Healthy Children, efek samping dapat terjadi pada 1 dari 10 bayi yang menggunakan antibiotik. Efek samping tersebut mencakup ruam, reaksi alergi, mual, diare, dan sakit perut.
Terkadang ruam akan terjadi selama bayi masih mengonsumsi antibiotik. Namun, tidak semua ruam dapat dianggap sebagai reaksi alergi. Hubungi dokter jika Moms melihat ruam yang terlihat seperti gatal-gatal (bilur merah), karena ini mungkin reaksi alergi.
Baca Juga: Perlukah Bayi Diberi Antibiotik?
Kurangi Risiko Dengan Memberikan Antibiotik Di Saat Yang Tepat
Foto: aboutkidshealth.ca
“Antibiotik hanya efektif melawan bakteri, yang berarti tidak berguna digunakan pada penyakit akibat virus seperti flu dan pilek,” kata Iona Munjal, MD, direktur Program Pengawasan Antimikroba Pediatrik di The Children’s Hospital di Montefiore Medical Center, Brox, New York, seperti dikutip dari Parents.
Dr. Munjal menjelaskan bahwa bayi hanya membutuhkan antibiotik jika mereka menderita penyakit berikut ini:
- Demam tinggi
- Pneumonia
- Pertusis (batuk rejan)
- Infeksi telinga
- Infeksi saluran kemih
- Infeksi lainnya seperti radang tenggorokkan atau infeksi sinus
Baca Juga: Bayi Terkena Diare, Apakah Perlu Diobati Antibiotik?
Jika penyakit di atas sebaiknya ditangani dengan antibiotik, dikutip dari Fatherly, penyakit-penyakit seperti batuk, flu, penyakit tangan kaki dan mulut, bronkitis, pilek (dengan warna ingus apa pun), dan croup (laryngotracheobronchitis) justru tidak membutuhkan antibiotik. Sehingga bayi dengan penyakit-penyakit tersebut tidak seharusnya mengonsumsi antibiotik.
Ketahui Cara Konsumsi Antibiotik Saat Bayi Yang Aman
Foto: parenting.firstcry.com
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan beberapa hal di bawah ini sebagai prosedur penggunaan antibiotik pada bayi yang dinilai lebih aman:
- Berikan antibiotik seperti yang diresepkan dan disarankan dokter.
- Jangan gunakan antibiotik yang sama dari/ ke saudara kandung atau teman Si Kecil. Obat yang diberikan bisa saja tidak sesuai dan membahayakan Si Kecil.
- Simpan antibiotik dan obat resep lainnya di tempat yang aman. Hitung dan pantau jumlah pil yang Moms miliki dan kuncilah. Minta teman, anggota keluarga, dan pengasuh Si Kecil melakukan hal yang sama.
- Buang antibiotik sisa dan obat resep lainnya.
Baca Juga: Balita Sakit Flu, Perlukah Minum Antibiotik?
Konsumsi antibiotik saat bayi kemungkinan memang berkaitan dengan alergi masa kanak-kanak, tetapi bukan berarti bayi sama sekali tidak boleh diberi antibiotik.
Boleh saja diberikan dalam kondisi tertentu, namun pastikan Moms melakukannya dengan benar, perhatikan tips-tips penting di atas, dan selalu berkonsultasi dengan dokter.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.