15 Makanan Khas Banten Paling Nikmat, Wajib untuk Dicoba!
Ada berbagai makanan khas Banten yang menggugah selera.
Setiap hidangan khas di Banten mencerminkan tradisi dan budaya masyarakat setempat, sehingga kulinernya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas daerah ini.
Dari jajanan pasar hingga hidangan utama, cita rasa kuliner Banten tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga sarat makna dan sejarah.
Makanan Khas Banten
Nah, penasaran apa saja makanan khas Banten yang bisa dicoba? Simak penjelasannya berikut ini, yuk!
1. Pecak Bandeng
Pecak bandeng adalah salah satu makanan khas Banten yang terkenal dengan cita rasa pedas dan segar.
Hidangan ini memadukan gurihnya ikan bandeng dengan sambal pecak, yaitu sambal khas yang diberi perasan jeruk nipis untuk memberikan rasa asam menyegarkan.
Bagi Moms yang merupakan pencinta kuliner pedas, pecak bandeng wajib dicoba saat berkunjung ke Banten.
2. Nasi Bakar Sumsum
Nasi bakar sumsum adalah hidangan yang menggabungkan nasi yang diisi dengan sumsum tulang sapi, kemudian dibungkus daun pisang dan dibakar hingga harum.
Saat dibakar, sumsum yang lumer akan menyatu dengan nasi, sehingga memberikan sensasi gurih dan lembut di setiap suapan.
Nasi bakar sumsum juga sering disajikan dengan pelengkap seperti sambal dan lalapan.
3. Ketan Bintul
Hidangan ini terbuat dari beras ketan yang ditanak hingga matang, kemudian dicampur dengan serundeng kelapa berbumbu.
Ketan bintul bukan sekadar makanan ringan biasa karena dulunya, hidangan ini menjadi favorit Sultan Maulana Hasanuddin, Sultan pertama Banten, terutama sebagai menu berbuka puasa.
Hingga kini, ketan bintul tetap menjadi sajian ikonik saat Ramadan.
4. Opak
Opak adalah salah satu makanan khas Banten yang dikenal sebagai camilan tradisional dengan cita rasa gurih dan renyah.
Terbuat dari bahan dasar tepung beras, ketan, atau singkong, adonan opak diproses secara tradisional hingga menghasilkan tekstur yang renyah saat digigit.
Makanan ini populer di kalangan masyarakat Banten sebagai pelengkap saat berkumpul, terutama pada acara keluarga atau perayaan adat.
5. Kue Jojorong
Makanan khas Banten lainnya adalah kue jojorong yang disajikan menggunakan daun pisang.
Bahan dasar untuk membuat kue jojorong meliputi tepung beras, tepung kanji, gula merah, dan santan.
Kue ini terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan putih di bagian atas yang terbuat dari campuran tepung beras dan santan, dan lapisan bawah dari gula merah cair.
Saat dikukus, kedua lapisan tersebut melebur dengan sempurna, sehingga menghasilkan rasa yang manis sekaligus gurih saat disantap.
Baca Juga: 3 Resep Rabeg Kambing, Makanan Khas Serang Banten
6. Gipang
Gipang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan gula cair dan kadang ditambahkan bahan-bahan lain seperti air asam untuk memberikan sedikit rasa segar.
Beras ketan yang digunakan bisa berupa ketan putih atau ketan merah, memberikan variasi warna dan rasa.
Saat ini, gipang juga hadir dalam berbagai varian rasa, seperti pandan, kacang, hingga selai kacang.
Ciri khas dari gipang adalah perpaduan teksturnya yang renyah di luar namun sedikit lengket di dalam, terutama karena penggunaan gula cair sebagai perekat.
Proses pembuatan gipang cukup unik karena ketan yang telah dimasak dipadatkan dan dibiarkan hingga mengeras, lalu dipotong dalam bentuk persegi panjang.
7. Sate Bandeng
Sate bandeng sudah ada sejak masa Sultan Maulana Hasanuddin, sultan pertama Kesultanan Banten, sekitar abad ke-16.
Pada awalnya, hidangan ini diciptakan untuk menyiasati banyaknya duri pada ikan bandeng agar lebih aman dan mudah dinikmati oleh bangsawan kerajaan.
Proses pembuatan sate bandeng cukup rumit dan memerlukan ketelatenan.
Sebab, daging ikan bandeng harus dipisahkan dari kulit dan durinya, kemudian dicampur dengan bumbu rempah seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, santan, dan gula merah.
Setelah itu, adonan ikan tersebut dikembalikan ke dalam kulit bandeng, dibentuk memanjang, dan dijepit menggunakan bilah bambu.
Proses terakhir adalah memanggangnya hingga matang sempurna dan menghasilkan aroma khas serta rasa yang gurih.
8. Angeun Lada
Sesuai dengan namanya, "angeun" berarti sayur, dan "lada" merujuk pada cabai atau rasa pedas.
Komposisi utama angeun lada adalah jeroan sapi, seperti babat, hati, usus, atau limpa, yang diolah bersama bumbu rempah khas.
Hidangan ini juga menggunakan daun walang, yang memberikan aroma unik seperti serangga walang sangit.
Angeun lada menjadi menu wajib masyarakat Banten, terutama pada momen-momen istimewa seperti perayaan Idulfitri, hajatan, atau acara kumpul keluarga.
9. Leumeung
Leumeung terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dimasukkan ke dalam bambu untuk dibakar.
Makanan ini semakin nikmat ketika disajikan dengan tambahan lauk seperti telur asin atau serundeng kelapa.
Leumeung biasanya disajikan dalam acara-acara adat atau dijadikan oleh-oleh khas dari wilayah Pandeglang dan sekitarnya.
10. Pasung Merah
Pasung merah adalah salah satu kue tradisional khas Banten yang dibuat dari perpaduan tepung beras, tepung sagu, santan, dan gula merah.
Keunikan pasung merah terletak pada warnanya yang merah kecokelatan dari gula merah, serta cara pembuatannya yang dibungkus dengan daun pisang.
Kue ini memiliki dua lapisan, yaitu lapisan gula merah di dasar dan lapisan santan di atasnya.
Kombinasi rasa manis dari gula merah dan gurihnya santan membuat Pasung Merah menjadi kudapan favorit masyarakat Banten.
11. Rabeg
Rabeg adalah salah satu makanan khas Banten yang terbuat dari daging kambing atau sapi, termasuk jeroannya, yang dimasak dengan kuah kaya rempah seperti lada, jahe, bawang merah, dan kayu manis.
Cita rasanya cenderung manis, gurih, dan sedikit pedas. Ini mencerminkan pengaruh kuliner Timur Tengah dalam budaya kuliner Banten.
Melansir laman Indonesia Kaya, rabeg memiliki sejarah yang erat dengan Kesultanan Banten.
Konon, hidangan ini pertama kali diperkenalkan oleh Sultan Maulana Hasanuddin setelah ia kembali dari perjalanan haji ke Kota Rabigh di Arab Saudi.
Terinspirasi oleh hidangan di sana, sultan meminta juru masak istana untuk menciptakan makanan serupa.
Sejak saat itu, rabeg menjadi sajian istimewa dalam tradisi kuliner Banten, terutama untuk keluarga bangsawan dan pada acara-acara penting.
Hingga kini, rabeg masih populer dan sering ditemukan di berbagai warung makan di Serang dan Cilegon.
Makanan ini kerap dihidangkan pada acara hajatan dan perayaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
12. Sayur Besan
Sayur besan umumnya disajikan sebagai bagian dari prosesi pernikahan, khususnya dalam acara pertukaran hantaran antara keluarga mempelai pria dan wanita.
Nama “besan” sendiri merujuk pada hubungan antara dua keluarga yang dipersatukan oleh pernikahan, sehingga sayur ini menjadi simbol persaudaraan dan kerukunan.
Bahan utamanya adalah terubuk, sejenis sayuran langka yang menyerupai tebu muda dan memberikan tekstur unik pada hidangan ini.
Selain itu, sayur besan biasanya dilengkapi dengan pelengkap seperti bihun, kentang, petai, dan daging sapi, yang dimasak dengan kuah kuning berbumbu kunyit.
Bumbu aromatik seperti daun salam dan serai juga ditambahkan untuk memperkaya rasanya.
13. Laksa
Laksa merupakan makanan khas Banten yang mencerminkan pengaruh budaya lokal dan kuliner Asia Tenggara, dengan ciri khas kuah santan kental berwarna kuning atau oranye berempah.
Laksa Banten menggunakan berbagai bahan tradisional seperti bihun atau mie soun, serta daging ayam atau udang, telur rebus, tauge, dan potongan tahu sebagai pelengkapnya.
Hidangan ini biasanya disajikan panas dengan taburan bawang goreng dan daun kucai untuk memperkuat aromanya.
14. Sate Bebek
Sate bebek merupakan salah satu makanan khas Banten yang menawarkan cita rasa berbeda dari olahan sate pada umumnya.
Dibuat dengan bahan utama daging bebek, hidangan ini terkenal dengan teksturnya yang empuk dan aroma rempah yang kuat.
Berbeda dengan sate ayam atau kambing, proses pengolahan sate bebek membutuhkan waktu lebih lama agar dagingnya tidak berbau amis dan memiliki tekstur lembut.
Sate bebek kerap ditemukan di berbagai acara adat, perayaan, atau sebagai sajian spesial di restoran-restoran lokal.
15. Sambal Buroq
Makanan khas Banten lainnya yakni sambal buroq yang menggunakan bahan utama kulit melinjo atau kulit buah tangkil yang sudah tua dan berwarna merah.
Sambal buroq tak hanya pedas, tetapi juga memberikan rasa gurih khas, sehingga menjadi pendamping yang sempurna untuk berbagai makanan, terutama hidangan khas Banten seperti rabeg.
Selain itu, sambal ini kerap dihidangkan bersama ketupat dan opor saat Lebaran.
Baca Juga: 4 Pakaian Adat Banten Suku Baduy, Sederhana tapi Bermakna
Itulah beberapa makanan khas Banten untuk oleh-oleh yang bisa Moms coba saat berkunjung ke sana.
Jangan lupa juga untuk mengeksplor wisata pantai di Banten yang menjadi unggulan dari masyarakat Banten, ya!
- https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/foto/sate-bandeng-makanan-para-sultan-banten
- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-banten/baca-artikel/15479/Mengenal-Banten-lewat-Semangkuk-Rabeg.html
- https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/santapan-khas-para-sultan-banten/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.