5 Masalah yang Akan Terjadi Bila Menggunakan Dot untuk Bayi Menyusui
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi berusia 0-6 bulan. Bukan rahasia lagi apabila anak yang mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan pola asuh yang tepat akan tumbuh dan berkembang secara optimal serta tidak mudah sakit. Ya, fungsi ASI tidak tergantikan oleh makanan dan minuman yang lain.
Agar kebutuhan ASI eksklusif sang buah hati terpenuhi, Moms harus memerah air susunya dan dimasukkan dalam botol dot untuk bayi untuk mempermudahnya. Terlebih lagi bagi Moms yang bekerja di luar rumah tak selalu bisa menyusui langsung dari payudaranya.
Meskipun mudah, akan tetapi penggunaan dot untuk bayi sebaiknya dihindari. Mengapa demikian? Simak ulasannya Moms!
Baca Juga: 3 Cara Melepaskan Ketergantungan Anak pada Botol Susu
1. Otot-otot Bayi Kurang Terlatih
Menurut Ketua Sentra Laktasi Indonesia, dr. Wiyarni Pambudi, pada dasarnya proses menyusui memerlukan koordinasi sekaligus melatih otot-otot bayi untuk menghisap.
Nah, apabila sang buah hati dibiasakan menggunakan dot, maka otot-ototnya tidak terlatih. Penggunaan botol dot untuk bayi dalam pemberian ASI eksklusif 6 bulan tidak disarankan ya Moms!
2. Timbul Masalah Menyusui
Bayi akan lebih tertarik untuk menyusui melalui dot dibandingkan melalui payudara ibu jika dibiasakan menyusui dengan dot.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam Buku Indonesia Menyusui (2008) apabila hal itu terjadi, rangsangan hisapan bayi ke puting susu berkurang yang menyebabkan produksi ASI menurun. Masalah menyusui ini akan terjadi bila Moms berikan dot untuk bayi secara terus menerus.
Baca Juga: Bisakah Memberi ASI Eksklusif Meskipun Ibu Menyusui Menderita Mastitis?
3. Rentan Kontaminasi
Karet pada dot untuk bayi rentan terkontaminasi oleh kuman. Selain itu, terdapat berbagai zat merugikan hasil reaksi plastik yang dipanaskan setiap hari. Apabila terlalu sering digunakan oleh bayi, bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh bayi dan rentan terinfeksi penyakit.
4. Menyebabkan Masalah Gigi
Penggunaan dot memiliki korelasi kuat dengan masalah gigi, seperti karies dan maloklusi. Pada tahun 2013 Peressini melakukan penelitian terhadap 150 anak usia 18-36 bulan dengan kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kebiasaan minum dot botol sambil tidur dengan timbulnya karies serta kerusakan gigi. Semakin lama menggunakan dot, semakin tinggi pula risiko kerusakan gigi.
Penggunaan dot membuat gigi-gigi Si Kecil tumbuh tidak sebagaimana mestinya. Meskipun masih gigi susu namun berpengaruh dalam pertumbuhan dan letak susunan gigi permanen buah hati.
Baca Juga: Benarkah Empeng Dot Bisa Merusak Gigi Bayi?
5. Hanya untuk Bayi Prematur
Menurut Wiyarni, penggunaan dot untuk bayi biasanya dilakukan akibat kondisi medis pada bayi yang lahir prematur. Bayi prematur membutuhkan perangsang untuk refleks hisapnya. Hal tersebut diperbolehkan dan merupakan keputusan medis.
“Yang tidak diperbolehkan adalah pemberian botol dot pada bayi sehat,” jelas dr. Wiyarni pada Temu Media dalam rangka Pekan Asi Sedunia 2018 di Ruang Naranta Gedung Kementerian Kesehatan, Rabu (15/8).
Untuk mengurangi penggunaan dot untuk bayi, Moms bisa menggunakan teknik ASI perah yang lain. Moms bisa memberikan ASI perah dengan menggunakan sendok, gelas, atau pipet.
Sempatkanlah untuk menyusui bayi secara langsung meskipun sibuk bekerja. Moms bisa menyusui buah hati sebelum berangkat atau sebelum tidur di malam hari.
(TAL)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.