Megalomania: Cari Tahu Ciri hingga Pengobatan Waham Kebesaran
Megalomania atau penyakit kepribadian narsistik merupakan salah satu masalah mental yang menyebabkan seseorang sangat memusatkan perhatian pada diri sendiri.
Menurut kamus Cambridge, megalomania adalah seseorang yang memiliki keinginan kuat namun tidak lazim terhadap kontrol dan kekuasaan, atau berpikir bahwa mereka lebih penting atau berkuasa dibandingkan kenyataannya.
Mengutip Verywell Mind, masalah ini membuat seseorang merasa lebih hebat dibanding orang lain seperti misalnya lebih pintar, kaya, berpengaruh, atau berbagai hal lainnya.
Namun, keyakinan ini sebenarnya adalah keyakinan yang salah atau disebut juga dengan waham, tepatnya waham kebesaran.
Mungkin Moms masih asing dengan istilah satu ini, ya? Berikut ini penjelasan lengkapnya. Semoga dapat menambah informasi!
Baca Juga: Waspada! Ini 7 Tanda Suami Narsis dan Cara Menghadapinya
Ciri-Ciri Megalomania
Foto: pinterest.com
Mengutip jurnal Historical Note: Hitler, ciri-ciri seseorang dengan kondisi ini antara lain:
- Mereka melihat dunia dalam istilah hitam-putih, termasuk melihat orang lain sebagai teman atau musuh.
- Mereka berusaha untuk menang dengan segala cara dan umumnya meninggalkan banyak rasa sakit, frustrasi, dan bahkan sakit hati di belakang mereka.
- Mereka umumnya tidak peduli dengan rasa sakit yang mereka sebabkan kepada orang lain atau bahkan mungkin menikmatinya dan mengalaminya sebagai sesuatu yang memberdayakan.
- Mereka akan melakukan apa yang diperlukan untuk mencegah diri mereka dari kehilangan, ketidaknyamanan, atau kegagalan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam situasi apa pun.
- Delusi memiliki relasi dan kekuatan yang hebat
- Self-centered
- Kurang berempati
- Ingin orang lain takut kepadanya
- Mudah berubah mood
- Suka membesar-besarkan sesuatu
- Mudah marah
- Suka berbohong untuk mendapatkan pengakuan
Dari ciri-ciri di atas dapat dikatakan bahwa megalomania merupakan bagian dari narsisme. Pasalnya, orang dengan kondisi ini ingin semua hal berpusat pada dirinya sendiri.
Bentuk dari egosentris ini sebenarnya juga turut dirasakan oleh orang normal, namun hal itu dapat terjadi setelah apa yang mereka pikirkan sesuai dengan kenyataan.
Misalnya, seseorang yang narsis dan merasa dirinya cantik akan semakin narsis ketika bahwa pada kenyataannya ia memang memiliki wajah yang cantik. Namun tidak demikian dengan penderita megalomania.
Kasus parah dari penderita megalomania mereka dapat menganggap dirinya adalah sosok pemimpin agama.
Hal ini dikarenakan superioritas yang cenderung mengarah ke dalam dirinya sendiri tanpa melihat kenyataan yang ada.
Bahkan untuk memperkuat pernyataannya, mereka tidak ragu untuk menantang orang yang menganggapnya salah.
Masalah ini sendiri biasanya tidak digolongkan muncul secara mandiri namun merupakan gejala dari kondisi patologis.
Megalomania cenderung muncul bersamaan dengan gangguan bipolar, inferioritas kompleks, dan paranoid.
Seorang megalomania, cenderung tampak dengan karakteristik mereka yang tidak bisa melihat kenyataan.
Masalah ini disebut muncul lebih banyak pada pria, walau begitu tidak tertutup kemungkinan bahwa hal ini juga bisa dialami wanita.
Baca Juga: Playing Victim Adalah Sebuah Kondisi Kejiwaan, Cari Tahu 6 Tandanya!
Penyebab Megalomania
Foto: verv.com
Megalomania sebenarnya adalah gejala gangguan jiwa berupa gangguan isi pikiran. Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan jiwa yang bisa menimbulkan megalomania:
1. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis yang menyebabkan penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.
Skizofrenia dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti halusinasi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.
Selain itu, skizofrenia juga bisa menyebabkan waham. Ada bermacam-macam waham yang bisa muncul pada penderita skizofrenia. Salah satunya adalah megalomania.
2. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan kejiwaan yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan emosi secara drastis.
Orang dengan gangguan bipolar biasanya dapat mengalami fase mania (sangat senang) dan fase depresi (sangat terpuruk).
Pada gangguan bipolar yang berat, bisa timbul gejala-gejala halusinasi dan waham, seperti megalomania.
Biasanya gejala ini muncul pada saat penderita bipolar mengalami fase mania.
Baca Juga: Kisah 6 Selebriti Wanita yang Mengidap Bipolar Semasa Hidupnya
3. Demensia
Demensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini sangat berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.
Demensia dapat menyebabkan timbulnya waham. Biasanya, waham yang timbul adalah waham paranoid yang membuat penderitanya curiga bahwa ada orang yang akan menyakiti atau meracuninya.
Namun, waham kebesaran atau megalomania juga dapat terjadi pada penderita demensia.
4. Delirium
Delirium adalah perubahan mendadak pada otak yang menyebabkan penderitanya mengalami kebingungan parah, penurunan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, atau terkadang perubahan persepsi berupa megalomania.
Delirium biasanya disebabkan oleh infeksi berat, keracunan alkohol, atau kekurangan oksigen.
5. Gangguan Waham
Gangguan waham atau gangguan delusi merupakan penyakit jiwa yang menyebabkan penderitanya memiliki satu atau beberapa waham.
Beda dengan penyakit-penyakit sebelumnya, satu-satunya gejala pada gangguan waham adalah munculnya waham itu sendiri.
Macam-macam keyakinan yang bisa timbul pada penderita gangguan waham adalah megalomania yang mempercayai kehebatan dirinya.
Selain itu, ada juga waham nihilistik yang mempercayai bahwa akan ada bencana besar, atau waham erotomania yang mempercayai bahwa seseorang mencintainya.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Anxiety Disorder Pada Ibu
Pengobatan Bagi Penderita Megalomania
Mengobati megalomania dapat menjadi tantangan, terutama karena orang dengan sifat narsistik sendiri jarang mencari pengobatan atau diagnosis.
Berikut ini adalah beberapa contoh pengobatan yang bisa untuk merawat penderita megalomania, dilansir dari Journal of Psychology Review.
1. Terapi
Jika Moms berpikir seseorang yang Moms sayangi memiliki kondisi megalomania, ada terapi tertentu yang mungkin bisa membantu.
Meskipun ada data yang relatif terbatas tentang perawatan yang didukung secara empiris untuk megalomania, pendekatan terapi tertentu sering diterapkan, seperti:
- Psikoterapi psikodinamik
- Terapi perilaku kognitif
- Terapi perilaku dialektis
- Konseling pasangan dan keluarga
2. Pengobatan
Obat-obatan berikut juga dapat diresepkan untuk memperbaiki gejala seperti kemarahan, lekas marah, dan paranoia yang mungkin menyertai megalmania, serta mengobati gangguan kejiwaan yang terjadi bersamaan.
Beberapa pengobatan yang perlu diamil adalah:
- Obat anti kecemasan
- Antidepresan
- Antipsikotik
- Penstabil suasana hati
3. Perawatan di Rumah Sakit Jiwa
Gangguan kejiwaan yang menyebabkan megalomania bisa sampai tahap yang parah, bahkan sampai membuat penderitanya melukai diri sendiri atau orang lain.
Jika telah sampai pada tahap ini, penderita perlu dirawat di rumah sakit jiwa sampai kondisinya stabil.
Baca Juga: Moms Tidak Sendirian, 4 Kecemasan Ini Biasanya Dialami Orang Tua Baru
Para pakar psikologi melihat kecenderungan megalomania banyak datang dari dunia hewan yang mana pemimpin kelompoknya selalu tampak agresif.
Namun demikian, bukan berarti penderita megalomania hanya didapat oleh para pria. Megalomania pun bisa diderita kaum wanita dan rata-rata itu tampak dari sisi maskulin yang mereka miliki
Megalomania tidak boleh dianggap sepele. Kondisi ini bisa saja tidak disadari sebagai gangguan jiwa dan membuat penderitanya tidak disukai atau dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
Ini tentunya akan membuatnya terlambat mendapat pertolongan yang seharusnya ia peroleh.
Ditambah lagi, orang yang mengalami megalomania biasanya tidak sadar bahwa ia membutuhkan pertolongan dokter.
Oleh sebab itu, bila orang terdekat Moms memiliki tanda-tanda megalomania, segera ajak ia untuk mengunjungi psikiater guna mendapatkan penanganan yang sesuai.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/narcissistic-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20366662
- https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/070674376601100308
- https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/megalomania
- https://psychology.stackexchange.com/questions/8976/what-is-the-difference-between-megalomania-and-narcissism
- https://www.verywellmind.com/how-to-recognize-a-narcissist-4164528
- https://www.mentalfloss.com/article/91744/9-megalomaniacal-facts-about-narcissism
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.