Happy Mom 101: Menerima Anak Apa Adanya dengan Kenali Potensi dan Kemampuan Si Kecil
Setiap orang tua ingin anaknya berprestasi, memiliki karier yang gemilang, dan masa depan yang cerah. Tidak jarang, orang tua memberikan fasilitas terbaik untuk Si Kecil.
Namun, di satu sisi, sadar ataupun tidak, orang tua bisa menuntut agar anak menjadi sosok yang sempurna. Memiliki nilai mata pelajaran yang bagus, punya bakat, dan lain sebagainya.
Hal ini membuat orang tua sulit untuk menerima anak apa adanya. Lalu, apakah dampak yang akan terjadi bila orang tua sukar menerima anak apa adanya? Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga: 4 Cara Gampang Mengetahui Bakat Terpendam Anak Sejak Usia Balita
Pentingnya Optimalkan Kelebihan Sembari Perbaiki Kekurangan Anak
Foto: videoblocks.com
Ternyata, dampak dari sulit menerima anak apa adanya dan kerap 'menuntut kesempurnaan' ini kurang baik, tidak hanya dirasakan anak, tetapi juga orang tua. Hal ini dijelaskan oleh psikolog Rena Masri, S.Psi, M.Si, Psikolog.
Menurutnya, 'menuntut kesempurnaan' ini merupakan sesuatu yang berlebihan, dan tentunya tidak dianjurkan.
"Bukan hanya menuntut kesempurnaan dari anak, tetapi menuntut kesempurnaan dari ibu juga berpengaruh terhadap kebahagiaan diri sendiri sebagai orang tua," jelas Rena.
Contoh kasusnya, seperti sosok wanita yang merasa harus sempurna menjadi ibu. Bisa mengurus rumah tangga, sekaligus bertanggung jawab terhadap anak dan suami.
"Bila kita menuntut kesempurnaan dalam diri anak, akhirnya akan membuat anak merasa tertekan. Ketika anak, misalnya, tidak mendapatkan nilai yang memuaskan, kita mengkritik anak dan tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah anak lakukan," lanjutnya.
Rena mengungkapkan, jika hal ini terjadi, pada akhirnya orang tua hanya fokus pada kekurangan anak, dan tidak menaruh perhatian lebih terhadap kelebihan yang dimiliki anak.
"Padahal, kita seharusnya jeli melihat kelebihan anak yang bisa ditingkatkan dan dioptimalkan, sambil kekurangannya diperbaiki agar menjadi lebih baik," terang Rena.
Kelebihan dalam diri anak ini akan membuat anak merasa lebih percaya diri, dan lebih yakin terhadap kemampuannya. Karena itu, penting bagi orang tua untuk menerima anak apa adanya.
Baca Juga: Anak Suka Modelling? Yuk Gali Potensinya Dengan 3 Cara Ini
Alasan Tidak Disarankan Membandingkan Anak Sendiri
Foto: instagram.com/louloufuglsang
Sengaja atau tidak, Moms mungkin pernah membandingkan Si Kecil dengan anak dari orang tua lain karena kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh anak sendiri.
Rena mengatakan bahwa ada alasan mengapa tidak disarankan untuk membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain.
"Pertama, anak akan merasa tertekan, malu, tidak percaya diri, karena biasanya yang dibandingkan itu sisi hebat dan anak orang tua lain. Akhirnya, terjadi labeling dalam diri anak bahwa ia tidak mahir dalam kemampuan tertentu," terang Rena.
Jika Moms kerap membandingkan anak dan sulit menerima anak apa adanya, labeling ini dapat memengaruhi anak terus menerus sampai ia tumbuh besar.
Cara Agar Tidak Membandingkan Anak dengan Anak Orang Lain
Foto: mom.com
Tidak sedikit orang tua yang membanding-bandingkan anak dengan anak orang lain. Padahal, setiap anak itu berbeda-beda. Bila Moms ingin mengurangi sikap ini, bagaimana caranya?
Rena menjelaskan, bahwa orang tua perlu meyakini bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selanjutnya, kelebihan tersebut bisa dioptimalkan dan dikembangkan.
Sebagai contoh, anak menyukai musik, tetapi nilainya matematikanya tidak begitu bagus. Moms tidak usah terlalu pusing di pelajaran matematika, dan fokus optimalkan kemampuan anak pada pelajaran musik.
"Kita juga bisa mengedukasi kepada orang tua lainnya bahwa setiap anak berbeda, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, tugas orang tua adalah untuk mengembangkan potensi dan kelebihannya," ungkap Rena.
Hal ini akan membantu Moms agar lebih mudah dalam menerima anak apa adanya dengan meyakini kemampuan hebat yang Si Kecil miliki.
Baca Juga: 5 Potensi Diri Anak yang Harus Dikembangkan Agar Bisa Sukses
Tips untuk Bisa Menerima Anak Apa Adanya
Foto: brentwooddentalgroup.net
Menurut Rena, kunci untuk bisa menerima anak apa adanya adalah berkaca pada diri sendiri. Tentunya, Moms juga punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh ibu lain, tetapi juga ada kekurangan yang menjadi kelebihan para ibu lain.
Misalnya, ada ibu yang sangat mahir dalam memasak makanan lezat dan bernutrisi untuk anak dan suami, tetapi tidak terlalu bisa dalam membersihkan rumah dengan maksimal.
"Kita pun sebagai ibu berbeda dengan ibu-ibu lainnya, begitu juga dengan anak. Jadi, kita juga perlu belajar untuk menerima anak apa adanya," terang Rena.
Lebih lanjut, ia menyarankan bahwa yang perlu dilakukan seorang ibu adalah mencari tahu apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan anak, apa minat dan potensi anak.
"Lakukan observasi terhadap kelebihan dan kekurangan anak, apa minat anak, sehingga hal-hal tersebut bisa didorong dan didukung agar anak bisa berkembang dengan optimal sesuai dengan kemampuan dan potensi anak," tutup Rena.
Jadi, tidak perlu membanding-bandingkan anak dan memaksanya untuk menjadi seperti yang Moms inginkan. Lakukan tips di atas agar bisa menerima anak apa adanya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.