24 Juli 2023

Mengenal D-MER, Perasaan Sedih saat Menyusui yang Moms Alami

Bisa membuat emosi ibu berubah seketika

D-MER merupakan perasaan yang muncul saat ibu menyusui.

Menjadi ibu memang pengalaman yang menyenangkan bagi seorang wanita.

Bisa membangun ikatan dengan Si Kecil ketika menyusui, menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan anak secara, dan turut serta mengambil bagian dalam membangun karakter anak di masa depan.

Sayangnya semua hal menyenangkan ini tidak selalu berjalan mulus.

Misalnya ketika awal-awal menyusui anak, pasti akan ada banyak masalah yang dialami ibu ketika menyusui, salah satunya adalah Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER).

Baca Juga: 5 Adab Menyusui Bayi Menurut Islam, Salah Satunya Baca Basmalah Sebelum Menyusui

Apa itu Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER)?

Ibu Menyusui
Foto: Ibu Menyusui (Freepik.com/nastyaofly)

“D-MER terjadi ketika jatuhnya emosi secara mendadak pada beberapa ibu, tepat sebelum refleks pengeluaran ASI saat menyusui atau memerah ASI atau saat refleks pengeluaran ASI secara spontan (tidak sedang menyusui bayi atau memerah),” jelas dr. Nia Wulan Sari, Konselor Laktasi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Menurut WebMD, Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER) adalah kondisi di mana wanita yang menyusui mengalami emosi negatif yang dimulai tepat sebelum refleks pengeluaran ASI dan berlangsung kurang dari beberapa menit.

Hal ini berbeda dari depresi postpartum, respons aversi menyusui (BAR), atau ketidaknyamanan terhadap menyusui.

Dokter juga mengatakan bahwa gelombang emosi ini berlanjut tidak lebih dari beberapa menit.

Berdasarkan International Breastfeeding Journal, perasaan negatif singkat berkisar pada keparahan dari kepedihan hingga membenci diri sendiri, dan tampaknya memiliki penyebab fisiologis.

Gejala D-MER

Ibu Menyusui Bayi
Foto: Ibu Menyusui Bayi (Healthline.com)

Biasanya Moms yang mengalami D-MER akan menunjukkan terlihat dari emosinya.

Menurut Healthline, gejala Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER) adalah munculnya perasaan negatif selama beberapa saat sebelum refleks pengeluaran ASI dan berlangsung kurang dari beberapa menit.

Gejala ini muncul tepat setelah memulai sesi menyusui atau memompa ASI.

Gejala yang dapat terjadi adalah emosi negatif, dysphoria, perasaan hampa, kegelisahan, kesedihan, ketakutan, gugup, gelisah, marah emosional, gelisah, mudah tersinggung, putus asa, atau kesedihan saat ibu menyusui.

Contohnya, ketika akan mengeluarkan ASI untuk bayi, Moms akan merasa sangat bahagia dan terikat dengan bayinya.

Namun, sebelum ASI dikeluarkan, Moms akan merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berharga.

Gejala ini muncul tepat setelah memulai sesi menyusui atau memompa ASI.

D-MER dianggap sebagai reaksi fisiologis dan bukan reaksi psikologis.

D-MER adalah kondisi medis yang sebenarnya dan bukan hanya masalah psikologis.

Meskipun penelitian masih terus berkembang, satu studi menemukan bahwa sebanyak 9 persen wanita yang menyusui mengalami D-MER.


Jika Moms mengalami hal seperti itu, bisa dipastikan bahwa hal tersebut merupakan gejala dari D-MER.

Baca Juga: 12 Rekomendasi ASI Booster untuk Melancarkan Produksi ASI

Cara Mengatasi D-MER pada Ibu

Proses Menyusui Bayi
Foto: Proses Menyusui Bayi (Freepik.com/freepik)

“Ketika mengalaminya, seorang ibu perlu didorong dan didukung agar tidak dipandang sebelah mata,” kata dr. Nia Wulan Sari.

Cara mengatasi Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER) masih belum diketahui secara pasti karena penyebab pasti D-MER masih belum diketahui.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini terkait dengan perubahan hormon.

Jika Moms mengalami gejala D-MER, Moms dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran dan pengobatan yang tepat.

Pada kasus yang ringan sampai sedang, terapi alami, dan perubahan gaya hidup bisa membantu.

Teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga dapat membantu mengurangi gejala D-MER.

Selain itu, mengalihkan perhatian selama refleks pengeluaran ASI juga dapat membantu mengurangi gejala D-MER.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap ibu menyusui memiliki pengalaman yang berbeda dan apa yang berhasil untuk satu ibu mungkin tidak berhasil untuk ibu lainnya

Pada kasus berat perlu mempertimbangkan konsultasi lebih lanjut dengan dokter atau konselor laktasi, mendapat perawatan yang lebih serius dan obat-obatan untuk mengelola D-MER secara lebih efektif.

Baca Juga: Bayi Makan Bubur Instan Setiap Hari, Apakah Aman?

Tips Menyusui untuk Ibu yang Mengalami D-MER

Ibu Menyusui Bayi
Foto: Ibu Menyusui Bayi (Babynutrition.be)

Menurut dr. Nia Wulan Sari, tetap menyusui seperti biasa adalah tindakan yang paling tepat dilakukan oleh para Moms yang mengalami D-MER.

Meskipun D-MER dapat menjadi pengalaman yang sangat tidak nyaman bagi ibu yang mengalaminya, penting untuk diingat bahwa D-MER bukanlah masalah yang digunakan sebagai alasan untuk berhenti menyusui.

Ibu yang benar-benar memiliki D-MER dapat mencoba berbagai metode pengobatan dan dukungan sosial yang tersedia untuk membantu proses menyusui bayi.

Faktanya, beberapa ibu dengan D-MER telah menemukan bahwa pengalaman tersebut memberi dorongan untuk terus menyusui dan menjadi semakin terikat dengan bayi.

Oleh karena itu, dengan dukungan yang tepat, banyak ibu dapat berhasil menyusui meskipun mengalami D-MER.

Nah Moms, jika mengalami salah sayu gejalanya, sebaiknya segera minta bantuan untuk penanganannya.

Ingat, jangan jadikan perasaan negatif itu sebagai alasan untuk berhenti menyusui.

  • https://www.webmd.com/baby/what-is-the-let-down-reflex
  • https://www.healthline.com/health/breastfeeding/dysphoric-milk-ejection-reflex
  • https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fgwh.2021.669826/full
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3126760/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.