Mengenal Displasia Pinggul Pada Bayi
Pinggul yang normal bekerja bagai bola dan sendi.
Bola yang berada di ujung tulang kaki (disebut sebagai kepala femoralis) merekat erat ke dalam tulang panggul.
Namun ketika bayi lahir atau didiagnosis dengan displasia pinggul, maka berarti bola ini bergeser dan dapat dengan mudah berubah posisi.
Hanya sedikit bergerak atau bahkan sepenuhnya keluar dari tulang pinggulnya.
Apa tanda-tanda bayi mengalami displasia pinggul dan bagaimana perawatan yang tepat?
Cek info selengkapnya berikut ini.
Tanda-Tanda Displasia Pinggul
Foto: babyphysio.com
Displasia dapat dialami oleh bayi baru lahir atau baru terbentuk di tahun pertama usia bayi.
Pemeriksaan ada tidaknya kelainan tulang bayi, termasuk displasia, biasanya merupakan pemeriksaan wajib setiap kunjungan ke dokter anak.
Kelainan displasia dapat dengan mudah terlihat, “jika kaki lainnya tidak mengalami displasia juga. Karena pinggul yang bergeser akan ditarik atau ditarik lebih tinggi dari pinggul yang posisinya normal,” ungkap Spesialis Kedokteran Olahraga Pediatrik dan Dokter Bedah Ortopedi di Cedars-Sinai Kerlan-Jobe Institute, Los Angeles, Natasha Trentacosta, MD, seperti dikutip dari romper.com.
Saat itulah akan terlihat kaki bayi asimetris (kaki yang satu lebih panjang dari kaki sebelahnya) yang menandakan displasia pinggul. Belahan bokong bayi juga biasanya cenderung asimetris.
Saat mengganti popok atau pakaian bayi, Moms dapat mencoba menarik lurus kedua kakinya dan melihat apakah ada perbedaan di antara kedua kaki.
Kaki bayi yang terlihat sulit ke samping saat mengganti popok juga dapat menjadi penanda displasia pinggul.
Displasia juga lebih mudah terlihat saat bayi sudah mulai bisa berjalan, karena displasia akan membuat bayi terlihat pincang.
Baca Juga: Kenali Penyakit Radang Panggul, Apakah Memengaruhi Kesuburan?
Penyebab Displasia
Foto: thebabyswag.com
Saat bayi berada di dalam rahim, sendi pinggul bayi masih berupa tulang rawan yang lunak.
"Seperti tulang rawan di telinga Anda. Bagian tersebut dapat ditekuk, tapi tidak terluka," ungkap pendiri International Hip Dysplasia Institute sekaligus dokter anak spesialis ortopedik di Orlando, Florida, Charles T. Price, MD, seperti dikutip dari thebump.com.
Posisi bayi dalam rahim dapat memberikan tekanan pada sendi yang lentur ini dan membuat tulang bergeser hingga menyebabkan displasia.
Kasus displasia juga lebih umum dialami oleh bayi perempuan.
Hal ini disebabkan hormon yang diproduksi oleh Moms menjelang akhir kehamilan, membuat ligamen rileks dan melakukan peregangan saat proses melahirkan.
Hormon ini akan diturunkan pada bayi dan dapat membuat tulang pinggul bayi bergeser.
Dikutip dari thebump.com, faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya displasia, antara lain: kehamilan pertama, bayi dengan berat badan besar, keturunan, posisi bayi dalam kandungan sungsang, hingga bayi memiliki kelainan kaki atau kekakuan pada leher.
Displasia juga bisa dialami pada bayi yang sudah berusia beberapa bulan dan mengalami kesalahan posisi menggendong, sehingga membuat pinggulnya bermasalah atau mengalami displasia.
Baca Juga: Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati Radang Sendi
Perawatan Displasia
Foto: babyology.com.au
Pada beberapa kasus, displasia tidak terlalu membahayakan dan dapat membaik dengan sendirinya tanpa perawatan tertentu.
Namun pada kondisi lainnya, displasia pinggul juga dapat merusak tulang rawan di sendi pinggul dan meningkatkan risiko osteoarthritis yang dapat menyakitkan bagi Si Kecil.
Jika displasia didiagnosis sejak dini setelah bayi lahir, maka Dokter dapat merekomendasikan penggunaan Pavlik harness, sebuah alat bantu yang dipasangkan pada tubuh bayi untuk menopang pinggul dalam posisi yang seharusnya.
Jika Pavlik harness tidak memberi kemajuan berarti pada masalah displasia Si Kecil, maka operasi akan disarankan oleh dokter.
Pembedahan operasi biasanya baru dapat dijalankan saat bayi berusia lebih dari enam bulan.
Baca Juga: Bahaya! Sembarangan Tarik Tangan Anak Saat Bermain dapat Pengaruhi Tulangnya
(GS)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.