Mengenal Hirsutisme, Kondisi Tumbuhnya Rambut Berlebihan pada Wanita
Salah satu kondisi yang dialami penderita PCOS adalah hirsutisme.
Hirsutisme adalah suatu kondisi pada wanita di mana terjadi pertumbuhan rambut berlebihan pada area yang umumnya tumbuh rambut pria seperti wajah, dada, dan punggung.
Meskipun pengalaman setiap wanita dengan PCOS berbeda, pertumbuhan rambut berlebih atau hirsutisme sebagai gejala sangat umum terjadi.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists atau ACOG, setidaknya tujuh dari 10 wanita dengan PCOS mengalami pertumbuhan rambut berlebih atau hirsutisme.
Kelebatan rambut yang tumbuh pada kondisi ini juga bisa ditentukan oleh faktor genetik.
Meskipun dapat menimbulkan banyak ketidaknyamanan, kondisi ini sebenarnya dapat ditangani.
Simak lebih lanjut mengenai hirsutisme di bawah ini.
Baca Juga: Fakta Terbaru KDRT Rizky Billar, Lesti Kejora Dilempar Bola Biliar hingga Tulang Leher Bergeser
Apa Itu Hirsutisme?
Melansir International Journal of Women's Dermatology, hirsutisme adalah pertumbuhan rambut berlebihan di beberapa area tubuh wanita, yang menyerupai pola pertumbuhan rambut pria.
Misalnya pertumbuhan rambut berlebih di area sekitar mulut yang menjadi kumis atau janggut, serta tumbuhnya rambut yang lebih kasar pada dada dan punggung.
Hirsutisme biasanya terjadi karena adanya hormon laki-laki (androgen) yang berlebihan di dalam tubuh, terutama hormon testosteron.
Hormon ini berperan dalam perkembangan fisik dan organ seksual laki-laki.
Wanita biasanya memiliki kadar hormon androgen yang rendah, namun kadarnya bervariasi karena berbagai penyebab.
Pada wanita dengan hirsutisme, kadar hormon androgen yang tinggi dapat menstimulasi folikel rambut, membuat pertumbuhan rambut yang lebih banyak daripada wanita pada umumnya.
Meski cukup umum terjadi, hal ini dapat menyebabkan gangguan penampilan serta ketidaknyamanan bagi wanita yang mengalaminya.
Hirsutisme merupakan masalah jangka panjang. Namun, ada beberapa pengobatan yang dapat membantu mengontrolnya.
Baca Juga: Review Jujur Medela Harmony Breast Pump oleh Moms Orami, Mudah Digunakan!
Gejala Hirsutisme
Gejala utama dari hirsutisme adalah tumbuhnya rambut tubuh yang kaku atau gelap.
Rambut tersebut akan tumbuh pada area tubuh di mana wanita biasanya tidak memiliki rambut tersebut.
Rambut akan tumbuh terutama di wajah, dada, perut bagian bawah, paha bagian dalam, dan punggung.
Ketika kadar androgen tinggi menyebabkan hirsutisme, gejala lain juga mungkin akan berkembang seiring waktu.
Perkembangan gejala tersebut merupakan sebuah proses yang disebut virilisasi.
Tanda-tanda virilisasi mungkin termasuk:
- Suara yang terdengar lebih berat.
- Kebotakan pada rambut kepala.
- Kulit berminyak dan timbul jerawat.
- Ukuran payudara yang mengecil.
- Peningkatan massa otot.
- Pembesaran klitoris.
- Gangguan dalam siklus menstruasi.
- Produksi keringat yang berlebihan.
Baca Juga: Coba Doa Mengusir Semut Ini agar Pergi Tanpa Membunuhnya
Penyebab Hirsutisme
Hirsutisme terjadi karena tingginya kadar hormon androgen dalam tubuh atau karena tubuh menjadi lebih sensitif terhadap hormon tersebut.
Androgen sendiri adalah kelompok hormon yang mengatur karakteristik pada pria, seperti pertumbuhan rambut di beberapa bagian tubuh dan perubahan suara.
Meski lebih dikenal sebagai “hormon pria”, androgen juga diproduksi dalam tubuh wanita, hanya saja dalam kadar yang lebih sedikit.
Namun, kadar hormon androgen bisa menjadi lebih tinggi dari normalnya jika seorang wanita memiliki kondisi di bawah ini:
1. Gen
Menurut WebMD, dalam beberapa kasus hirsutisme dapat terjadi karena faktor genetika.
Di mana jika ibu atau saudara perempuan Moms memilikinya, maka kemungkinan Moms juga akan memilikinya.
Faktor ini juga menjadikan hirsutisme lebih umum pada orang-orang dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan Mediterania.
Perbedaan utama antara hirsutisme yang disebabkan oleh faktor genetika dan penyebab lainnya, menurut situs Harvard Health Publishing of Harvard Medical School, terletak pada pola atau siklus menstruasi.
Di mana wanita dengan hirsutisme yang disebabkan oleh faktor genetika biasanya memiliki pola atau siklus menstruasi normal.
2. Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)
PCOS adalah kondisi hormonal yang menyebab seorang wanita memproduksi terlalu banyak androgen.
Sebagaimana dikutip dari situs Cleveland Clinic, tingginya androgen pada penderita PCOS inilah yang memicu hirsutisme.
Selain hirsutisme, wanita dengan PCOS juga cenderung mengalami jerawat parah, menstruasi yang tidak teratur atau mengalami amenore, diabetes, berat badan berlebih, dan / atau masalah kesuburan.
Baca Juga: 8 Tempat Wisata Amuntai Terbaru, Ada Danau Cermin!
3. Sindrom Cushing
Penyebab hirsutisme lainnya menurut Mayo Clinic juga dapat termasuk sindrom cushing.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh terpapar hormon kortisol tingkat tinggi.
Kondisi ini juga dapat berkembang dari adrenalin yang menyebabkan terlalu banyak kortisol atau dari konsumsi obat-obatan, seperti prednison, dalam waktu lama.
4. Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK)
Ini adalah penyakit bawaan lahir yang ditandai dengan produksi hormon steroid yang abnormal, termasuk kortisol dan androgen, oleh kelenjar adrenalin.
Berdasarkan sebuah penelitian dalam Arquivos Brasileiros de Endocrinologia & Metabologia (ABE & M), HAK merupakan penyebab dari 2 hingga 4 persen kasus hirsutisme.
Umumnya kondisi ini sudah didiagnosis sejak lahir, namun ada pula yang tetap asimtomatik sampai setelah masa pubertas atau ketika wanita yang memilikinya mulai mengalami gejala hiperandogenik.
5. Produksi Alami Hormon Androgen
Medical News Today menyebutkan bahwa peningkatan kadar androgen atau kepekaan berlebihan pada folikel rambut terhadap androgen juga dapat menyebabkan hirsutisme.
Meskipun androgen tingkat tinggi umumnya ditemukan pada pria, wanita juga memiliki hormon ini dalam jumlah yang lebih rendah.
Hormon pria, seperti testosteron juga diketahui dapat merangsang pertumbuhan rambut, meningkatkan ukuran tubuh, dan mengintensifkan pertumbuhan dan pigmentasi rambut.
Baca Juga: Larangan Berbuat Zalim, Ketahui Macam-Macam Perbuatan Orang Zalim
6. Resistensi Insulin
Tingkat insulin yang tinggi, hormon yang membuka sel untuk menyerap energi dari gula, juga diduga berkontribusi pada perkembangan hirsutisme.
Hal ini dikarenakan insulin dapat merangsang sel-sel ovarium untuk memproduksi androgen, terutama pada wanita dengan diabetes tipe 2.
Tingkat insulin yang tinggi juga dapat mengaktifkan reseptor faktor-I (IGF-1), di mana pertumbuhan insulin dalam sel-sel yang sama juga dapat meningkatkan produksi androgen.
7. Menopause
Mendekati waktu menopause, ovarium akan berhenti memproduksi estrogen namun tetap memproduksi androgen.
Menurunnnya kadar estrogen ini membuat androgen lebih berefek pada wanita. Ini tampak sebagai meningkatnya jumlah rambut terminal, khususnya pada wajah, serta kebotakan ringan.
8. Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat mengubah kadar hormon dalam sistem tubuh, sehingga memicu pertumbuhan rambut berlebih pada wajah atau bagian tubuh lainnya.
Adapun obat-obatan tersebut antara lain:
- Obat yang mengandung hormon, seperti steroid anabolik.
- Obat-obatan yang memicu pertumbuhan rambut, seperti Rogaine (minoxidil).
- Obat seperti Danocrine (danazol), yang digunakan untuk menangani endometriosis.
Baca Juga: Segudang Manfaat Ubi untuk Diet, Bergizi dan Menyehatkan!
9. Kondisi Medis Serius
Hirsutisme juga dapat terjadi secara tiba-tiba bersamaan dengan karakteristik pria lainnya, seperti suara yang lebih dalam, jerawat berlebih, atau peningkatan massa otot.
Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius seperti gangguan kelenjar adrenal atau ovarium.
10. Tumor
Tumor kelenjar adrenalin, kelenjar hipofisis, dan ovarium terkadang dapat menyebabkan hirsutisme.
Namun, hirsutisme yang terjadi karena faktor ini umumnya akan lebih parah dan timbul lebih cepat daripada yang disebabkan oleh hormonal.
“Hirsutisme yang disebabkan oleh tumor jarang terjadi,” kata Elise A. Olsen, direktur Duke Dermatopharmacology Study Center dan profesor dermatologi di Duke University Medical Center di Durham, seperti dikutip dari MDedge.
11. Hiperandogenemia Idiopatik
Melansir The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, hirsutisme disebabkan oleh hiperandrogenemia idiopatik pada kurang dari 20 persen kasus dan ditandai oleh siklus ovulasi normal.
Kondisi ini tanpa disertai dengan penyebab lain yang dapat diidentifikasi dari peningkatan kadar androgen.
Baca Juga: Kaki Bengkak Karena Jantung Jangan Dipijat, Begini Cara Mengatasinya!
Diagnosis Hirsutisme
Untuk mendiagnosis hirsutisme, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala atau keluhan yang dialami pasien hingga obat-obatan yang mungkin sedang dikonsumsi oleh pasien.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mengamati bagian tubuh yang ditumbuhi rambut dan melihat pertumbuhan jerawat di wajah.
Untuk memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Tes darah
Untuk mengukur kadar hormon androgen dalam tubuh pasien dan mengukur kadar gula darah.
- USG atau CT scan
Untuk memeriksa kemungkinan adanya kista atau tumor yang menyebabkan kelainan kadar hormon
Baca Juga: Ingin Berlibur? Kunjungi 5 Rekomendasi Wisata Palu Kekinian Ini
Cara Mengobati Hirsutisme
Cara mengobati hirsutisme akan tergantung pada preferensi tiap pasien.
Karena pertumbuhan rambut tidak menimbulkan bahaya, keputusan untuk memangkas atau mengurangi rambut ini bervariasi pada tiap orang.
1. Manajemen Hormon
Jika kelebihan berat badan, dokter mungkin akan menyarankan Moms untuk menurunkan berat badan untuk mengurangi pertumbuhan rambut.
Obesitas dapat mengubah cara tubuh memproduksi dan memproses hormon.
Mempertahankan berat badan yang sehat dapat memperbaiki tingkat androgen tanpa menggunakan obat-obatan.
Moms mungkin memerlukan perawatan medis jika pertumbuhan rambut yang berlebihan merupakan gejala dari PCOS atau gangguan adrenal.
Terapi obat dalam bentuk pil KB dan obat antiandrogen dapat membantu menyeimbangkan kadar hormon.
- Obat-obatan antiandrogen
Androgen steroid dan antiandrogen nonsteroid dapat memblokir reseptor androgen dan mengurangi produksi androgen dari kelenjar adrenal, ovarium, dan kelenjar hipofisis.
- Pil KB kombinasi
Pil ini, yang mengandung estrogen dan progesteron, dapat membantu mengecilkan kista dari PCOS.
Estrogen juga dapat membantu mengurangi kelebihan rambut.
Obat-obatan ini biasanya merupakan solusi jangka panjang untuk hirsutisme.
Moms kemungkinan besar akan melihat peningkatan setelah tiga sampai enam bulan terapi obat.
2. Krim
Dokter mungkin meresepkan krim eflornithine untuk mengurangi pertumbuhan rambut wajah.
Pertumbuhan rambut wajah akan membaik setelah satu hingga dua bulan.
Efek samping yang dihasilkan dari eflornithine adalah ruam kulit dan iritasi.
3. Hair Removal
Teknik hair removal adalah cara non-medis untuk mengelola rambut yang berlebihan atau tidak diinginkan.
Teknik ini adalah metode hair removal yang sama yang digunakan banyak wanita untuk menjaga kaki, garis bikini, dan ketiak bebas dari rambut.
Baca Juga: Letak Geografis Serta Batas Laut Pulau Sulawesi Berdasarkan Peta
Itu dia Moms penjelasan mengenai hirsutisme. Jika mengalami gejala di atas, segera periksa ke dokter ya!
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16263820
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5418744/
- https://www.scielo.br/j/abem/a/t5GTrmpRNGJ7nDzYkqwtmpL/?lang=en
- https://familydoctor.org/condition/hirsutism/
- https://www.healthline.com/health/excessive-or-unwanted-hair-in-women#diagnosis
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/182659
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hirsutism/symptoms-causes/syc-20354935
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.