Mengenal Peremajaan Vagina yang Jadi Tren
Peremajaan vagina mengacu pada pengobatan berbagai perubahan fisiologis yang memengaruhi saluran vagina wanita, dinding vagina atau dasar panggul. Perubahan fisiologis ini bisa terjadi setelah kelahiran atau menopause.
Wanita yang telah mengalami persalinan melalui vagina atau menopause dapat mengalami kelonggaran saluran vagina, kerusakan dasar panggul, kekeringan pada vagina atau gangguan kekencangan pada dinding vagina.
Perubahan fisiologis ini dapat menyebabkan kondisi lain, seperti inkontinensia urine, memengaruhi kehidupan seks dan perasaan sehat secara umum.
Salah satu praktik yang menjanjikan untuk mengatasi masalah ini dan sudah populer sejak lama adalah peremajaan vagina. Lalu, seperti apa jenis perawatan dan risiko yang bisa terjadi dengan melakukannya?
Baca Juga: 4 Jenis Infeksi Vagina Selama Kehamilan, Simak di Sini!
Peremajaan Vagina Masih Kontroversial
Foto: Orami Photo Stock
Mengutip International Journal of Women's Health, peremajaan vagina dianggap sebagai salah satu intervensi bedah kosmetik genital yang paling kontroversial.
Prosesnya ini melibatkan berbagai prosedur bedah yang dilakukan oleh dokter kandungan atau ahli bedah plastik untuk mengurangi diameter rata-rata vagina, terutama karena alasan seksual.
Pada umumnya, peremajaan vagina merupakan perawatan berbasis energi yang menggunakan laser atau frekuensi radio untuk merangsang jaringan vagina dan diduga membantu mengembalikan kekencangan, elastisitas dan pelumasan.
Tetapi melansir Medical News Today, efektivitas dan keamanan prosedur tersebut dipertanyakan oleh para peneliti.
Kini Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengeluarkan peringatan yang menyatakan bahwa perangkat berbasis energi untuk peremajaan vagina tidak aman dan penggunaannya harus dihindari.
Baca Juga: Jerawat di Area Vagina, Apa Penyebabnya?
Jenis Perawatan Berbasis Energi untuk Peremajaan Vagina
Foto: Orami Photo Stock
Dilansir dari Cleveland Clinic, ada dua jenis perawatan berbasis energi untuk peremajaan vagina, perawatan frekuensi radio dan perawatan laser CO2.
Perawatan frekuensi radio (RF) adalah gelombang elektromagnetik yang digunakan pada perangkat RF. Sama seperti gelombang yang digunakan dalam microwave, tetapi gelompang perawatan ini pada tingkat yang lebih rendah. Energi difokuskan untuk memanaskan jaringan.
Sementara, perawatan laser CO2 bekerja dengan memanaskan lapisan atas jaringan. Sehingga perawatan ini menyebabkan jaringan di lapisan bawah membuat lebih banyak kolagen. Hal itulah yang membuat kulit lebih kencang.
Jika Moms tidak ingin perawatan energi untuk peremajaan vagina, ada pula pilihan perawatan lain yang meliputi:
- Latihan kegel dan dasar panggul yang berfungsi memperkuat otot di dalam dan di sekitar vagina.
- Vaginoplasty yang merupakan prosedur bedah untuk mengencangkan vagina.
Baca Juga: Aktif Berhubungan Intim, Berikut 4 Tips Merawat Vagina
Risiko Peremajaan Vagina
Foto: Orami Photo Stock
American College of Obstetricians and Gynecologists membuat pernyataan pada tahun 2017, yang menyoroti masalah-masalah yang berkaitan dengan peremajaan vagina dan prosedur kosmetik lainnya.
"Prosedur-prosedur ini tidak diindikasikan secara medis, dan keamanan serta efektivitas prosedur-prosedur ini belum didokumentasikan," catat para penulis.
Dilansir dari Healthline, istilah peremajaan vagina digunakan untuk menggambarkan berbagai macam prosedur.
Beberapa memerlukan penggunaan frekuensi radio atau laser karbon dioksida fraksionasi untuk merangsang aliran darah serta pembentukan kolagen dalam jaringan vagina.
Perawatan lainnya yang melibatkan suntikan plasma kaya platelet (PRP) atau asam hialuronat (HA), masing-masing dikenal sebagai O-shot dan G-shot.
Bentuk operasi yang lebih invasif juga bisa digunakan untuk mengencangkan jaringan ikat yang terletak di antara vagina dan kandung kemih serta vagina dan dubur.
Dalam beberapa kasus, prosedur ini digunakan untuk mengobati kondisi medis "bonafide".
Misalnya, perbaikan bedah terkadang dilakukan pada wanita dengan kasus prolaps organ panggul yang parah. Kondisi ini terjadi ketika kandung kemih atau organ panggul lainnya terlepas dari tempatnya dan membuat tonjolan di vagina.
Dalam kasus lain, wanita menjalani prosedur kecantikan dalam upaya untuk mencapai standar ideal bisa pula berisiko mengalami dampak jangka panjang.
Saat wanita premenopause memasuki menopause dan kadar estrogennya turun, jaringan secara alami akan menipis, termasuk jaringan labia dan klitoris. Kondisi itu bisa menyebabkan masalah potensial di masa depan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.