22 Maret 2021

Pentingnya Menjaga Kesehatan Saluran Pencernaan untuk Kecerdasan Anak

Jaga terus kesehatan saluran pencernaan anak ya, Moms!

Gangguan saluran pencernaan kerap dirasakan oleh anak terlebih ketika mereka baru memasuki usia batita.

Biasanya gangguan saluran cerna sendiri bisa memunculkan berbagai gejala seperti diare, muntah, mual dan bisa menyebabkan dehidrasi.

Dilansir dari IDAI, tiga keluhan yang sering dijumpai ketika Si Kecil mengalami masalah di saluran pencernaannya adalah regurgitasi, diare dan juga konstipasi.

Penyebab gangguan cerna pun beraneka ragam seperti makan terlalu banyak, memiliki kondisi intoleransi laktosa atau bahkan mengalami infeksi saluran cerna.

Namun, Moms tidak perlu khawatir karena kondisi ini pun bisa muncul akibat perut Si Kecil yang tengah beradaptasi dengan berbagai jenis makanan baru yang diberikan untuknya.

Kemungkinan lainnya adalah perut Si Kecil belum terlalu kuat untuk mengonsumsi makanan pedas sehingga ia pun mengalami kondisi gangguan saluran pencernaan.

Agar memahami lebih lanjut mengenai kondisi ini, yuk pahami terlebih dahulu mengenai berbagai jenis gangguan saluran pencernaan!

Baca Juga: 3 Jenis Gangguan Pencernaan yang Sering Dialami Balita

Jenis Gangguan Saluran Pencernaan pada Anak

saluran pencernaan
Foto: saluran pencernaan (Todaysparent.com)

Foto: Orami Photo Stock

Terdapat beberapa jenis gangguan saluran pencernaan pada Si Kecil. Jangan sampai tidak tahu, yuk simak penjelasan selengkapnya di sini!

1. Diare

Seperti yang sudah dibahas di atas, diare bisa menjadi salah satu keluhan yang paling sering ditemui ketika Si Kecil mengalami gangguan saluran pencernaan.

Pada umumnya, ketika Si Kecil mengonsumsi ASI, susu formula serta makanan yang kepadatannya belum sempurna, maka tekstur kotoran saat buang air besar memang cenderung lunak.

Meski demikian, Moms harus waspada ketika Si Kecil terlalu sering buang air besar. Tanda lainnya adalah kotoran Si Kecil akan lebih cair dari biasanya dan keluar dalam jumlah yang banyak.

Nah biasanya, ketika mengalami kondisi ini maka Si Kecil sedang terkena diare.

Diare pada batita sendiri bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Penting untuk diketahui, infeksi bakteri, virus, parasit, alergi terhadap obat-obatan tertentu serta makanan, mengonsumsi jus buah terlalu banyak hingga keracunan makanan bisa menjadi penyebabnya.

Dilansir dari jurnal yang berjudul Diarrhea in Early Childhood: Short-term Association With Weight and Long-term Association With Length, diare adalah hasil manifestasi dari infeksi usus dengan berbagai bakteri, parasit atau virus yang berbeda.

Selain terjadi pada anak yang disebabkan faktor di atas, kondisi diare juga sangat umum terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak memiliki fasilitas air dan sanitasi yang memadai.

Diare sendiri secara konsisten dikaitkan dengan penurunan berat badan dalam jangka pendek. Meski demikian, dampak jangka panjang diare terhadap berat badan masih memiliki penelitian yang kurang.

Beberapa penelitian pun mengidentifikasi adanya hubungan jangka panjang antara diare dan pertumbuhan pada tubuh.

2. Konstipasi

saluran pencernaan
Foto: saluran pencernaan

Foto: Orami Photo Stock

Konstipasi adalah salah satu dari gangguan saluran pencernaan. Konstipasi bisa disebut juga dengan sembelit alias kesulitan untuk buang air besar. Kondisi susah buang air besar sendiri cukup umum terjadi pada batita.

Faktor-faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini adalah karena dehidrasi, jenis makanan yang diberikan ketika MPASI (Makanan Pendamping ASI) atau Si Kecil mengalami kondisi medis tertentu.

Menahan buang air besar juga bisa menjadi faktor sembelit. Anak-anak biasanya menahan keinginan buang air besar karena ia takut ketika memutuskan buang air, dirinya akan ditinggal bermain.

Kemungkinan lainnya adalah Si Kecil tidak merasa nyaman ketika buang air besar di toilet umum.

Namun, menahan buang air besar juga bisa disebabkan karena Si Kecil merasa tinja yang dikeluarkan keras. Jika ia merasa kesakitan saat buang air besar, anak biasanya cenderung menahan ketika perut mulas agar tidak terjadi hal yang sama.

Sama seperti diare, gejala sembelit yang dialami oleh Si Kecil pun sangat mudah dikenali. Ketika ini terjadi,

Dilansir dari Mayo Clinic, tanda-tanda konstipasi pada anak adalah;

  • Buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu
  • Tekstur kotoran keras
  • Tekstur Kotoran kering dan sulit dikeluarkan
  • Anak merasa kesakitan saat buang air besar
  • Sakit perut terus menerus
  • Terdapat jejak tinja cair atau pucat di pakaian dalam anak
  • Darah di permukaan tinja yang keras jadi tanda kotoran tertahan di rektrum

Tak sampai sana, Moms juga perlu memerhatikan ketika nafsu makan menurun, menangis setiap kali diajak ke toilet untuk buang air besar, dan meringis kesakitan ketika mengejan.

Untuk mengatasi kondisi ini, Moms bisa memberikan obat sembelit anak dan membuatnya mengonsumsi berbagai macam makanan yang banyak mengandung serat.

Baca Juga: Bagaimana Menangani Diare Pada Bayi?

Cara Menjaga Saluran Pencernaan Anak

saluran pencernaan
Foto: saluran pencernaan

Foto: Orami Photo Stock

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan Si Kecil agar tidak mengalami diare dan juga sembelit. Ini dia!

1. Pemenuhan Kebutuhan Serat

Jangan sampai Moms kurang memberikan asupan serat pada SI Kecil ya! Ketika anak berusia 1 - 3 tahun, ana membutuhkan 16 gram serat per hari.

Untuk memenuhi kebutuhan serat, Moms perlu memberikan makanan yang tinggi serat seperti yogurt, apel, pir, kacang merah dan wortel.

2. Jangan Kurang Minum

Bukan hanya serat, Si Kecil juga butuh asupan cairan yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi. Hal tersebut dikarenakan sistem pencernaan membutuhkan air untuk memecah makanan, melarutkan mineral dan nutrisi dalam makanan untuk melembutkan tinja.

Jadi, pastikan Si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup agar tidak terjadi konstipasi ya, Moms!

3. Berikan Makanan Bernutrisi Tinggi

Memberikan makanan yang tinggi serat tidaklah cukup Moms! Moms perlu memberikan Si Kecil makanan yang sehat dan bernutrisi tinggi agar Si Kecil terhindar dari masalah pencernaan.

Cobalah untuk menghindari makanan cepat saji alias junk food. Hal tersebut dikarenakan junk food tidak mengandung nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi harian Si Kecil.

Nah, tahukah Moms kalau saluran pencernaan memiliki hubungan dengan otak dan bisa memengaruhi tumbuh kembangnya? Nah, ini dia!

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi

Hubungan Saluran Cerna dan Otak Anak (Gut Brain Axis)

saluran pencernaan
Foto: saluran pencernaan

Foto: Orami Photo Stock

Tahukah Moms mengenai Gut Brain Axis? Gut brain axis adalah sebuah konsep yang menghubungkan antara pengaruh mikrobiota saluran cerna dengan proses perkembangan dan fungsi otak.

Nah mikroorganisme pada saluran pencernaan berperan dalam mengarahkan dan memfasilitasi proses ini.

Dalam jurnal yang berjudul Brain-gut-microbe Communication in Health and Disease mengungkapkan bahwa produk-produk mikrobiota yang berada di saluran cerna bisa memiliki pengaruh terhadap perkembangan otak. Hal inilah kita sebut dengan brain gut axis.

Sebenarnya, mekanisme pasti yang mengungkapkan cara komunikasi antara mikrobiota yang ada di saluran cerna dan otak masih belum diketahui dengan pasti.

Kendati demikian, terdapat jalur komunikasi antara saluran cerna dan sistem saraf pusat yang mencakup sistem saraf saluran cerna, sistem saraf otonom. kaas sinyal neuroendokrin serta sistem neuroimun.

Sinyal-sinyal neuronal yang terjadi pada tubuh akan dipengaruhi oleh komposisi mirobiota saluran cerna. Hal tersebut dikarenakan, diketahui bahwa bakteri yang ada di saluran cerna mampu memproduksi neurotransmitter dan serotonin yang produksinya ada di otak manusia.

Sederhananya, banyak sekali hal yang bisa membantu Si Kecil dalam mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil. Memberikan makanan bergizi, misalnya.

Sebagai contoh kecil. Ketika kita atau bahkan Si Kecil lapar, biasanya otak tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Mood untuk bekerja jadi tidak enak, hingga konsentrasi pun rasanya sulit untuk didapatkan.

Namun ketika Moms sudah kenyang, maka semangat bekerja pun kembali dan tenaga kembali terisi. Akhirnya, pikiran pun menjadi tenang dan kita bisa kembali melanjutkan hari dengan nyaman. Hal ini pun berlaku untuk Si Kecil.

Nah, hal ini juga berlaku pada Si Kecil. Yuk ketahui peran gut brain axis terhadap tumbuh kembang Si Kecil!

Dampak Gut Brain Axis Terhadap Tumbuh Kembang Anak

saluran pencernaan
Foto: saluran pencernaan

Foto: Orami Photo Stock

Secara umum, saluran pencernaan bisa memengaruhi otak dalam mengatur emosi, perilaku, serta logika. Sementara itu otak pun bisa memberikan pengaruh pada saluran cerna dalam hal penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Nah, inilah peristiwa yang disebut dengan gut brain axis.

Melalui gut brain axis, saluran cerna bisa memengaruhi otak untuk memproduksi neurotransimitter yang berkaitan dengan emosi yang dimiliki oleh Si Kecil.

Seperti yang dibahas, hormon serotonin pun akhirnya tercipta dan membuat Si Kecil merasa senang dan juga nyaman. Nah, jika pencernaan dan otak Si Kecil sehat, ia akan memiliki kecerdasan inteluaktual serta emosional yang baik.

Jadi, makanan yang dikonsumsi Si Kecil tidak hanya memperkuat tubuh dan menjadikan anak sehat secara jasmani saja, Moms! Memberikan makanan yang sehat juga bisa membantu perkembangan dan menyehatkan otak hingga kebesaran hatinya.

Lengkapi Nutrisi Anak dengan Bebelac

Untuk memenuhi nutrisi Si Kecil dengan sempurna, Moms bisa memilih Bebelac 3 untuk usia anak 1 sampai 3 tahun dan Bebelac 4untuk usia anak prasekolah.

Bebelac 3 dan Bebelac 4 mengandung Fos:Gos 1:9 yang bisa mendukung pencernaan Si Kecil dengan baik dengan memberikan nutrisi tepat dan konsumsi serat yang cukup agar terhindar dari masalah saluran pencernaan.

Minyak ikan Omega 3 dan Omega 6 pun hadir untuk memenuhi kebutuhan otak dan membuatnya menjadi cerdas dan membantunya berkembang dengan sempurna.

Tak hanya itu, Bebelac 3 juga mengandung 13 vitamin dan 9 mineral yakni zat besi, zinc, lodium, vitamin A dan kalsium tinggi yang mendukung tumbuh kembang Si Kecil yang berusia 1 - 3 tahun dengan baik.

Sementara untuk Si Kecil yang berusia prasekolah, Bebelac 4 memiliki kandungan nutrisi yang tepat dengan 11 vitamin dan 4 mineral yang bisa memenuhi kebutuhan gizi hariannya!

Nggak perlu khawatir dengan masalah saluran pencernaan Si Kecil yang bisa memengaruhi perkembangan otaknya.

Lengkapi nutrisi Si Kecil dengan Bebelac 3 dan 4 sekarang juga yuk, Moms! Karena Bebelac akan berikan nutrisi yang tepat agar Si Kecil bisa tumbuh dengan hebat!

(ADV)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.