08 April 2024

Penyebab Tingginya Kadar Monosit dan Cara Mengatasinya

Wajib dijaga kesehatannya, ya!

Apa itu monosit? Melansir dari National Cancer Institute, monosit adalah jenis sel darah putih dan fagosit.

Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma.

Sel darah putih hanya membentuk sekitar 1% dari total darah keseluruhan, tetapi memiliki fungsi yang penting.

Sel darah putih adalah bagian dari sistem kekebalan, yang melindungi tubuh dari serangan penyakit.

Ada lima jenis sel darah putih, dan masing-masing memiliki fungsinya sendiri.

Baca Juga: Moms, Cari Tahu Nilai Normal MCV dalam Darah

Apa Itu Monosit?

Sel Darah
Foto: Sel Darah (Medicalnewstoday.com)

Monosit adalah salah satu jenis sel darah putih yang diproduksi di sumsum tulang dan memasuki aliran darah.

Sel darah ini bertugas melawan infeksi dan membantu jenis sel darah putih lainnya untuk menghilangkan sel yang rusak dan melawan sel kanker.

Beberapa jam setelah diproduksi, sel darah putih ini berpindah dari darah ke jaringan, seperti paru-paru, hati, atau limpa.

Di dalam jaringan tersebut, ia akan berubah menjadi makrofag yang mampu menunjang kesehatan organ.

Monosit termasuk ke dalam salah satu dari lima jenis sel darah putih.

Berikut ini beberapa jenis lainnya:

  1. Limfosit, yang bertugas membuat antibodi untuk melawan virus dan bakteri.
  2. Basofil, yang bertugas mengeluarkan bahan kimia seperti histamin untuk membantu respons kekebalan tubuh.
  3. Neutrofil, garis pertahanan pertama tubuh dan jenis sel darah putih yang paling banyak. Tugasnya membunuh bakteri dan jamur.
  4. Eosinofil, yang membantu respons alergi tubuh dan membunuh sel kanker juga parasit.

Bagaimana Monosit Membantu Melawan Infeksi

Seperti pada penjelasan sebelumnya, monosit berubah menjadi makrofag di jaringan.

Fungsinya adalah membunuh bakteri, virus, dan sel apa pun yang telah terinfeksi, sakit, atau mati.

Dibandingkan dengan jenis sel darah putih lainnya, makrofag bekerja lebih cepat dalam mengenali dan menyerang ancaman yang datang.

Mereka bekerja dengan bermigrasi ke tempat peradangan untuk melawan infeksi.

Monosit lain berubah menjadi sel dendritik di jaringan, di mana mereka bekerja dengan limfosit T.

Makrofag juga menyajikan antigen ke sel-T, tetapi sel dendritik secara tradisional dianggap sebagai spesialis dalam melakukan tugas tersebut.

Tugasnya mengumpulkan sisa-sisa dari pemecahan bakteri, virus, dan bahan asing lainnya dan menyajikannya ke sel-T, sehingga membentuk respons imun terhadap penyerang.

Baca Juga: Cara Mendiagnosis Leukemia pada Balita

Apa Arti Hitung Monosit Tinggi?

Jumlah monosit yang tinggi disebut monositosis.

Kondisi ini sering dikaitkan dengan infeksi kronis.

Kondisi tersebut juga bisa dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, terutama leukemia.

Jumlah yang tinggi dapat terjadi ketika seseorang pulih dari infeksi akut.

Berikut ini beberapa kondisi yang dapat menyebabkan monositosis:

  • Endokarditis, yaitu infeksi katup jantung.
  • Tuberkulosis, yaitu infeksi paru-paru.
  • Sifilis, yaitu salah satu jenis penyakit menular seksual.
  • Gangguan pembuluh darah kolagen atau peradangan pada kolagen dan sendi.
  • Sarkoidosis, yaitu peradangan pada sel-sel tubuh yang tengah mengalami pertumbuhan.
  • Infeksi protozoa atau riketsia.
  • Pemulihan sumsum tulang.
  • Gangguan hematologi yang memengaruhi darah.

Baca juga: 15 Makanan Penurun Gula Darah dan Paling Ampuh Cegah Diabetes

Apa itu Jumlah Monosit Normal?

Monosit biasanya membentuk antara 2% dan 8% dari total sel darah putih dalam tubuh.

Rangkaian lengkap sel darah putih normal meliputi:

  1. Neutrofil sebanyak 2500 hingga 8000 per mm3, antara 55% dan 70% dari total sel darah putih
  2. Limfosit sebanyak 1000 hingga 4000 per mm3, antara 20% dan 40% dari total sel darah putih
  3. Monosit sebanyak 100 hingga 700 per mm3, antara 2% dan 8% dari total sel darah putih
  4. Eosinofil sebanyak 50 hingga 500 per mm3, antara 1% dan 4% dari total sel darah putih
  5. Basofil sebanyak 25 hingga 100 per mm3, antara 0,5% dan 1% dari total sel darah putih

Pemeriksaan untuk Mengetahui Kesehatan Monosit

Ilustrasi Pemeriksaan untuk Mengetahui Kesehatan Monosit (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Pemeriksaan untuk Mengetahui Kesehatan Monosit (Orami Photo Stock)

Jika memiliki jumlah monosit yang terlalu rendah atau tinggi, kemungkinan besar penderita tidak mengalami gejala.

Gejala yang dirasakan adalah efek samping dari kelainan yang menyebabkan jumlah sel darah penderita menjadi tidak normal.

Gejala umum yang dialami, meliputi sakit perut dan pembengkakan akibat peradangan.

Melansir dari Cleveland Clinic, terdapat dua pemeriksaan khusus mengidentifikasi jumlah sel darah putih dalam tubuh.

Berikut ini penjelasan keduanya:

1. Pemeriksaan Hitung Darah Lengkap

Penyedia layanan kesehatan akan mengambil sampel darah untuk mendiagnosis dan menyaring sampel tersebut.

Untuk mengetahui gangguan kesehatan yang dialami, hal tersebut dilakukan dengan menghitung sel darah tersebut.

Karena monosit adalah jenis sel darah putih, penyedia layanan kesehatan meminta hitung darah lengkap (CBC) dengan diferensial.

Tes ini menghitung lima jenis sel darah putih dalam sampel darah untuk memverifikasi apakah jumlah sel normal, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.


2. Menghitung Jumlah Monosit Absolut

Jumlah monosit absolut mengidentifikasi berapa banyak monosit yang ada dalam sampel darah.

Perhitungan untuk jumlah monosit absolut mengalikan persentase monosit dari hitung darah lengkap dengan jumlah total sel darah putih dari jumlah yang sama.

Hasil dari tes ini mengidentifikasi apakah jumlah monosit normal, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.

Baca Juga: Kanker Payudara pada Pria, Ini Penjelasannya

3. Tes Fungsi Imun

Tes fungsi imun adalah serangkaian tes laboratorium yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa baik sistem kekebalan tubuh seseorang berfungsi.

Ini termasuk berbagai parameter yang mengukur berbagai aspek respons imun, termasuk peran monosit.

Tes ini bisa membantu dokter dalam diagnosis penyakit yang terkait dengan gangguan fungsi imun, seperti infeksi bakteri, virus, atau gangguan autoimun.

Untuk mengetahui kesehatan monosit, tes fungsi imun dapat memberikan informasi tentang seberapa baik monosit dan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan dalam menanggapi infeksi dan peradangan.

Bagaimana Mengobati Jumlah Monosit yang Tinggi?

Perawatan untuk monositosis akan tergantung pada penyebabnya.

Pasalnya, monosis hanya merupakan gejala dan tidak memerlukan pengobatan khusus.

Jumlah monosit yang tinggi dapat memiliki berbagai penyebab.

Jika diagnosis masih meragukan, dokter melakukan tes tambahan untuk membantu menentukan penyebab monositosis.

Setelah penyebabnya ditentukan, penderita diberikan rencana perawatan yang tepat jika diperlukan.

Perawatan untuk mengurangi jumlah monosit yang tinggi, meliputi:

  • Hindari makanan yang menyebabkan peradangan, seperti daging merah, karbohidrat olahan, dan makanan yang digoreng
  • Berolahraga secara teratur
  • Membatasi konsumsi alkohol
  • Mengelola kondisi medis yang saat ini dialami
  • Mengobati infeksi dengan obat-obatan yang disarankan oleh dokter

Sedangkan untuk menjaga sel monosit tetap sehat, hal tersebut dapat dilakukan dengan:

Baca Juga: Kurang Darah Bikin Lemas dan Pusing, Cari Tahu Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya!

Seseorang mudah menjaga kesehatan monosit dengan mengambil langkah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selain beberapa hal yang telah disebutkan, Moms perlu mencukupi kebutuhan tidur dan istirahat, serta menerapkan praktik kebersihan guna mencegah infeksi.

  • https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/monocyte
  • https://my.clevelandclinic.org/health/body/22110-monocytes
  • https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-to-know-about-high-monocyte-count

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.