Berbohong Jadi Kebiasaan? Cari Tahu Soal Mythomania!
Apakah Moms pernah memiliki teman atau kerabat yang senang sekali berbohong tanpa alasan yang jelas? Bisa saja mereka mengalami gangguan mythomania.
Mythomania juga dikenal sebagai pathological lying.
Dilansir melalui Healthline, kondisi ini merupakan perlikau berbohong yang kronis dan kompuslif, sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
Beberapa mythomania dapat disebabkan oleh kondisi mental.
Seperti gangguan kepribadian antisosial (kadang disebut sosiopati), sementara yang lain tampaknya tidak memiliki alasan medis untuk perilaku tersebut.
Jadi, jangan salah, teman atau kerabat Moms bisa saja bukan sengaja berbohong dengan maksud atau tujuan tertentu, tetapi memang karena mereka memiliki keinginan untuk berbohong.
Lantas, mengapa seseorang bisa mengalami mythomania dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, Moms simak informasi berikut ini!
Baca Juga: Kalau Balita Berbohong, Lakukan 3 Hal Ini dengan Kasih Sayang
Apa Saja Tanda-Tanda Mythomania?
Foto: shuttertock.com
Melansir the Prisma UK, istilah mythomania pertama kali di gunakan pada tahun 1905 oleh seorang dokter psikiatri bermana Ferdinand Dupre.
Ia menjelaskan mythomania merupakan penyakit psikologis yang dimana penderita menjadi suka untuk berbohong yang tujuanya bukan untuk menipu tapi untuk mendapat pujian.
Dikutip dari WebMD, para peneliti telah menemukan bahwa penderita mythomania berbohong tanpa alasan yang baik dan tanpa mengkhawatirkan konsekuensinya.
Mereka biasanya tidak berencana untuk berbohong. Mereka juga mengarang cerita yang rumit tentang diri mereka sendiri.
Ini adalah perilaku seumur hidup, dan mereka tidak bisa mengendalikan keinginan untuk berbohong.
Ada 4 perilaku utama ketika mencoba untuk mencari tahu apakah seseorang adalah mythomania, yaitu:
1. Berbohong Berlebihan
Penderita mythomania berbohong lebih sering dari kebanyakan orang. Mereka mungkin mengarang cerita yang terdengar cukup nyata sehingga orang lain mempercayainya.
Mereka kemudian harus menambahkan lebih banyak kebohongan untuk mendukung kebohongan aslinya.
Kebohongan yang mereka katakan juga bisa aneh dan mudah dibantah.
Mereka mungkin salah mengklaim telah menerima penghargaan atau mengatakan bahwa anggota keluarga yang masih hidup meninggal.
2. Berbohong Tanpa Alasan yang Jelas
Kebohongan yang dikatakan para mythomania berbeda dari kebohongan kebanyakan orang, karena tidak ada alasan mendasar yang jelas untuk kebohongan itu.
Kebanyakan orang akan berbohong kecil untuk menghindari konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Seperti bagaimana Moms beralasan terlambat karena lalu lintas, daripada mengakui bahwa ketiduran.
Nah,bedanya mythomania tidak memiliki motif yang jelas.
Mereka menceritakan kisah yang tidak menguntungkan mereka dan mungkin benar-benar menyakiti mereka ketika kebenaran terungkap.
Baca Juga: Dampak Buruk Psikologis Anak Akibat Pertengkaran Orangtua
3. Masalah Jangka Panjang
Kondisi mythomania dapat terjadi selama bertahun-tahun. Biasanya dimulai ketika seseorang masih muda dan berlanjut tanpa batas dan di semua bidang kehidupan.
Ketidakjujuran mereka mungkin adalah hal yang paling diingat orang tentang mereka.
4. Tidak Ada Penyakit Mental Lainnya
Mythomania mungkin bisa memiliki kondisi mental lain seperti depresi atau kecemasan. Tapi itu bukan alasan utama dan penyebab kebohongan mereka.
Ini karena mythomania adalah suatu kondisi, bukan gejala dari sesuatu penyakit yang lain.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Anak Kecil Mulai Suka Berbohong
5. Menggambarkan Diri Mereka sebagai Pahlawan atau Korban
Selain dijadikan pahlawan atau korban dalam cerita mereka, penderita mythomania cenderung berbohong yang tampaknya ditujukan untuk mendapatkan:
- Kekaguman
- Simpati
- Penerimaan oleh orang lain
Mythomania juga sangat mudah membuat alur cerita. Mereka fasih dan tahu bagaimana berinteraksi dengan orang lain saat berbicara.
Mereka kreatif dan orisinal, dan pemikir cepat yang biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda kebohongan yang umum, seperti jeda yang lama atau menghindari kontak mata.
6. Mereka kadang-kadang percaya kebohongan yang mereka katakan
Mythomania dapat menceritakan kebohongan dan cerita yang berada di antara kebohongan sadar dan delusi.
Bahkan, mereka terkadang mempercayai kebohongan mereka sendiri.
Sulit untuk mengetahui bagaimana menghadapi seorang mythomania, yang mungkin tidak selalu sadar akan kebohongan mereka.
Beberapa melakukannya begitu sering sehingga para ahli percaya bahwa mereka mungkin tidak mengetahui perbedaan antara fakta dan delusi.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Penyebab dan 5 Jenis Halusinasi yang Bisa Jadi Tanda Penyakit Mental
Suka Berbohong vs Mythomania
Foto: shutterstock.com
Mengutip Antisocial Personality Disorder in Forensic Medicine Journal, kebiasaan suka berbohong belum tentu termasuk dalam mythomania.
Ini disebabkan mythomania dianggap paling ekstrem karena penderitanya kerap menggabungkan fakta dan fantasi.
Mereka yang mengalami mythomania kerap kali akan melakukan kebohongan dan merasa mendapatkan kesenangan dari sikapnya tersebut.
Sedangkan orang yang suka berbohong, kebohongan yang diberikan bisa saja mengandung motif tertentu, seperti ingin terlihat keren, dan sebagainya.
Ciri khas dari penderita mythomania adalah tidak adanya motivasi atau tujuan dalam melakukan perilaku berbohongnya.
Kebohongan yang diungkapkan penderita mythomania mudah untuk dibantahkan karena kebohongannya mudah untuk dibuktikan dan terkadang memiliki detail yang berlebih.
Penderita mythomania juga terkadang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda orang berbohong, seperti jeda antar kalimat atau menghindari kontak mata dengan orang lain.
Ini karena mereka dapat berbohong secara alami dan memiliki pemikiran yang cepat.
Baca Juga: Anak Suka Ambil Barang Orang Lain, Ketahui Cara Membedakan Pencuri dan Kleptomania
Cara Berkomunikasi dengan Pengidap Mythomania
Foto: shutterstock.com
Berhadapan dengan seorang mythomania bisa membuat frustrasi, karena kebohongan itu tampaknya tidak ada gunanya.
Kondisi tersebut juga dapat menguji kepercayaan dalam hubungan dan mempersulit bahkan untuk melakukan percakapan sederhana dengan orang tersebut.
Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu Moms menangani percakapan dengan mythomania:
1. Jangan Kehilangan Kesabaran
Meski membuat frustrasi, penting untuk tidak membiarkan kemarahan menguasai diri Moms saat menghadapi seorang mythomania. Jadilah suportif, baik hati, tetapi tegas.
2. Jadilah Suportif
Saat berbicara dengan seorang mythomania tentang kebohongannya, ingatkan dia bahwa dia tidak perlu mencoba membuat Moms terkesan.
Biarkan mereka tahu bahwa Moms menghargai mereka apa adanya.
3. Jangan Biarkan Mereka Lebih Jauh
Ketika melihat orang mythomania berbohong, jangan biarkan mereka.
Moms dapat mempertanyakan apa yang mereka katakan, yang dapat mendorong mereka untuk menghentikan kebohongan pada saat itu.
Moms juga dapat memberi tahu mereka bahwa tidak ingin melanjutkan percakapan saat mereka tidak jujur.
4. Sarankan Bantuan Medis
Tanpa menghakimi atau mempermalukan, sarankan agar mereka mempertimbangkan bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Selain itu, beri tahu mereka bahwa saran Moms berasal dari kepedulian yang tulus untuk kebaikan mereka.
Baca Juga: Kelainan Mental yang Umum Terjadi pada Anak
Cara Mengatasi Mythomania
Foto: shutterstock.com
Penderita mythomania umumnya memerlukan pengobatan dengan pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Seorang terapis, seperti psikolog atau psikiater, dapat membantu penderita kondisi ini karena terbiasa memahami mereka.
Melalui terapis pun, seseorang yang sering berbohong akan diidentifikasi apakah ia memiliki gangguan mental tertentu yang mendasarinya.
Jika ya, terapis akan berupaya untuk mengatasi seluruh masalah kesehatan mental yang dimilikinya.
Meski demikian, melakukan perawatan melalui psikoterapi pun bisa sangat sulit dilakukan. Pasalnya, penderita mythomania bisa saja berkata tidak jujur selama perawatan berlangsung
Oleh karena itu, jenis perawatan ini akan berjalan dengan efektif jika penderitanya sadar akan kondisinya dan mau menghentikan kebiasaan bohong yang dilakukannya.
Jika dipaksa, penderita kondisi ini mungkin tidak akan bekerja sama.
MelansirInternational Neurpsychiatric Disease Journal, metode psikoterapi yang dapat dilakukan bisa bermacam-macam.
Penderita mythomania mungkin akan melakukan konseling secara individual atau dilakukan dalam berkelompok.
Penderita mythomania pun mungkin saja perlu mendapatkan terapi tambahan, seperti konseling pernikahan, jika kebohongan yang dilakukan telah mengganggu hubungannya dengan pasangan.
Baca Juga: Hydrotherapy atau Terapi Air, Manfaatnya Banyak untuk Perkembangan Bayi!
Itu dia Moms informasi seputar mythomania, kondisi yang menyebabkan seseorang suka berbohong tanpa alasan.
- https://www.healthline.com/health/pathological-liar#summary
- https://psychology.wikia.org/wiki/Mythomania
- https://www.webmd.com/mental-health/what-to-know-pathological-liars
- https://www.researchgate.net/publication/323683318_Pathological_lyar_Syndrome_-_Mythomania
- https://www.unboundmedicine.com/medline/research/mythomania
- https://www.journalindj.com/index.php/INDJ/article/view/13744
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.