Ditaruh di Bawah Lidah, Begini Cara Kerja Obat Sublingual
Ada banyak cara untuk minum obat. Salah satu mekanisme obat yang mungkin masih asing di telinga adalah sublingual. Meski sama-sama lewat mulut, cara penggunaan obat jenis ini berbeda dengan obat oral pada umumnya.
Obat sublingual adalah obat digunakan dengan cara ditempatkan di bawah lidah, untuk larut dan menyerap ke dalam darah melalui jaringan di sana. Obat jenis ini biasanya tersedia dalam bentuk tablet, film, atau semprotan.
Ingin tahu lebih lanjut tentang obat sublingual? Yuk simak pembahasan berikut ini, Moms!
Baca juga: Memahami Manfaat Nasal Spray, Cari Tahu Juga Risiko dan Efek Sampingnya
Mekanisme dan Cara Kerja Obat Sublingual
Foto: Orami Photo Stock
Melansir ulasan pada 2017 di International Journal of Pharmaceutical Research, secara medis, pemberian obat sublingual diterapkan di bidang obat kardiovaskular, steroid, beberapa barbiturat dan enzim.
Lapisan mukosa terdiri dari tiga lapisan yang berbeda. Lapisan terluar adalah membran epitel, yang terdiri dari sel-sel epitel skuamosa berlapis dan memiliki fungsi penghalang pelindung.
Lapisan terdalam dari membran epitel disebut membran basal yang mengisi kembali epitel. Di bawah epitel terletak lamina propria diikuti oleh submukosa. Lamina propria adalah lapisan jaringan ikat yang terhidrasi dan kurang padat yang mengandung kolagen dan serat elastis. Submukosa oral juga kaya akan pembuluh darah.
Dalam penyerapan melalui selaput lendir di daerah sublingual, obat langsung masuk ke dalam pembuluh darah vena. Pembuluh darah vena dari daerah sublingual rongga mulut mengalir ke dalam trunkus umum, yang kemudian mengalir melalui vena jugularis interna, vena subklavia, dan vena brakiosefalika langsung ke vena kava superior.
Dengan demikian, aliran balik vena dari daerah ini memasuki sirkulasi sistemik, melewati eliminasi obat pra-sistemik, tidak seperti pada obat oral atau yang diminum. Ini membuat kerja obat jadi lebih cepat.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyerapan Obat Sublingual
Foto: Orami Photo Stock
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi efektivitas penyerapan obat sublingual, yaitu:
1. Ketebalan Epitel Mulut
Penyerapan obat bisa lebih cepat jika epitel mulut lebih tipis dan juga perendaman obat dalam volume air liur yang lebih kecil.
2. Lipofilisitas Obat
Agar obat dapat diserap sepenuhnya melalui rute sublingual, obat harus memiliki kelarutan lipid yang sedikit lebih tinggi.
3. pH dan pKa Saliva
Karena pH rata-rata saliva adalah 6,0, ini mendukung penyerapan obat yang tetap tidak terionisasi. Selain itu, penyerapan obat melalui mukosa mulut terjadi jika pKa lebih besar dari 2 untuk asam dan kurang dari 10 untuk basa.
4. Koefisien Partisi Minyak ke Air
Senyawa obat dengan koefisien partisi minyak ke air yang baik mudah diserap melalui mukosa mulut. Kisaran koefisien partisi minyak-air 40-2000 dianggap optimal untuk obat yang diserap secara sublingual.
Baca juga: Mengenal Jenis hingga Dosis Analgetik untuk Meredakan Nyeri
5. Kelarutan dalam Sekresi Saliva
Selain kelarutan lipid yang tinggi, obat harus larut dalam cairan bukal berair, yaitu kelarutan yang diperlukan untuk penyerapan.
Kapan Obat Sublingual Diperlukan?
Foto: Orami Photo Stock
Dokter mungkin meresepkan obat sublingual dalam kondisi berikut:
- Obat perlu masuk ke sistem tubuh dengan cepat.
- Pasien mengalami kesulitan menelan obat.
- Obat tidak menyerap dengan baik di perut.
- Efek obat akan berkurang jika melalui sistem pencernaan.
Area di bawah lidah memiliki banyak kapiler, atau pembuluh darah kecil. Di sana, obat dapat langsung diserap ke dalam aliran darah tanpa melalui sistem pencernaan.
Dengan diberikan secara sublingual, obat bisa terhindar dari lambung dan hati. Artinya, kinerja obat bisa langsung terasa. Menurut studi pada 2012 di International Journal of Drug Delivery, Ini bisa menguntungkan bagi beberapa kelompok orang.
Terutama bagi penderita masalah gastrointestinal seperti maag, usus hiperaktif, penyakit Celiac, orang yang pencernaannya terganggu, dan lansia.
Contoh obat yang diberikan melalui rute ini termasuk antiangina seperti nitrit dan nitrat, antihipertensi seperti nifedipin, analgesik seperti morfin dan bronkodilator seperti fenoterol. Steroid tertentu seperti estradiol dan peptida seperti oksitosin juga dapat diberikan misalnya fentanil sitrat, apomorfin, proklorperazin dimaleat, dan hidrazin HCl.
Kelebihan dan Kekurangan Obat Sublingual
Foto: Orami Photo Stock
Bentuk obat sublingual memiliki kelebihan. Karena obat menyerap dengan cepat, jenis obat ini dapat menjadi penting selama keadaan darurat ketika membutuhkan obat untuk segera bekerja, seperti selama serangan jantung.
Selain itu, obat jenis ini juga tidak melalui sistem pencernaan, sehingga tidak dimetabolisme melalui hati. Ini berarti Moms mungkin dapat mengambil dosis yang lebih rendah dan tetap mendapatkan hasil yang sama.
Keuntungan lainnya adalah Moms tidak perlu menelan obat. Obat yang terserap di bawah lidah bisa lebih mudah dikonsumsi bagi orang yang memiliki masalah menelan pil.
Di sisi lain, obat sublingual juga memiliki beberapa kelemahan. Makan, minum, atau merokok, dapat memengaruhi bagaimana obat diserap dan seberapa baik kerjanya.
Selain itu, obat jenis ini juga tidak berfungsi untuk obat yang perlu diproses secara perlahan oleh sistem tubuh. Misalnya seperti formulasi pelepasan yang diperpanjang atau obat lepas tunda. Setiap luka terbuka di mulut juga bisa teriritasi oleh obat.
Baca juga: Dextromethorphan untuk Flu dan Batuk: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Itulah pembahasan mengenai obat sublingual, mekanisme, hingga kelebihan dan kekurangannya. Beri tahu dokter jika Moms merokok atau memiliki luka terbuka di mulut, jika mereka meresepkan obat sublingual.
Selain itu, tanyakan juga berapa lama harus menunggu sebelum dapat minum dan makan setelah minum obat. Untuk beberapa obat, Moms mungkin tidak diperbolehkan minum, menelan, makan, atau merokok selama beberapa waktu.
Terkadang, beberapa obat juga dapat mengiritasi mulut. Jadi, segera beri tahu dokter jika mengalami keluhan ini setelah mengonsumsi obat sublingual yang diresepkan.
- https://innovareacademics.in/journals/index.php/ijcpr/article/view/23436/13233
- https://www.arjournals.org/index.php/ijdd/article/view/945
- https://www.pharmtech.com/view/considerations-developing-sublingual-tablets-overview
- https://www.healthline.com/health/sublingual-and-buccal-medication-administration
- https://www.msdmanuals.com/home/drugs/administration-and-kinetics-of-drugs/drug-administration
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.