8 Jenis Obat Telat Datang Bulan, Wajib Konsultasi Dokter Ya!
Mengalami keterlambatan menstruasi bisa membuat cemas. Moms mungkin bisa cek beberapa obat telat datang bulan berikut ini.
Penyebab siklus menstruasi tidak teratur bisa beragam. Mulai dari stres, perubahan pola makan, hingga kondisi medis tertentu.
Setiap wanita memang memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, ada yang lancar, ada yang tidak.
Namun jika periode menstruasi Moms sudah lebih dari 38 hari, dan kondisi ini cukup meresahkan ya Moms.
Telat datang bulan merupakan masalah kewanitaan yang tidak bisa disepelekan.
Karena bisa saja ini adalah gejala dari penyakit yang lebih membahayakan dan perlu perawatan.
Baca Juga: Penyebab Darah Haid Sedikit dan Cara Mengatasinya!
Obat Telat Datang Bulan di Apotek yang Umum Diresepkan Dokter
Untuk mengatasi masalah siklus menstruasi yang tidak teratur atau telat mens, tersedia berbagai jenis obat yang dapat membantu melancarkan haid.
Obat-obatan ini bekerja dengan cara yang berbeda, ada yang menyeimbangkan hormon, ada juga yang merangsang menstruasi.
Namun, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat tersebut, penting untuk memahami penyebab keterlambatan menstruasi.
Berkonsultasilah dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.
Apalagi jika keterlambatan menstrusi telah berlangsung beberapa bulan.
Setelah Moms sudah tahu pasti penyebab menstruasi tidak lancar, barulah dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa pilihan obat telat datang bulan berikut ini.
1. Clomid atau Serophene
Mengutip WebMD, Clomiphene citrate (Clomid) telah digunakan selama lebih dari 40 tahun
Biasanya dokter meresepkannya jika Moms tidak berovulasi secara normal.
Clomid dan Serophene adalah nama merek clomiphene, yang dikenal sebagai obat penghambat estrogen.
Mereka menyebabkan hipotalamus dan kelenjar pituitari, yang terletak di otak, melepaskan hormon yang disebut GnRH (hormon pelepas gonadotropin), FSH (hormon perangsang folikel) dan LH (hormon luteinizing).
Hormon-hormon ini memicu ovarium untuk membuat telur.
Sekitar 60 hingga 80 persen wanita yang menggunakan clomiphene akan berovulasi.
Saat ovulasi mulai teratur, siklus menstruasi pun akan lebih lancar dan peluang kehamilan pun meningkat.
Namun obat telat datang bulan ini juga memiliki efek samping, yang biasanya cukup ringan.
Moms bisa merasakan efek samping seperti, penglihatan kabur, mual, kembung, dan sakit kepala.
Oleh karena itu, ikuti petunjuk dokter mengenai dosisnya.
Baca Juga: PCOS: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya agar Bisa Hamil
2. Pil KB
Tak hanya digunakan untuk mencegah kehamilan, ternyata pil KB juga bisa mampu dijadikan obat telat datang bulan.
Mengutip Health Direct selaku laman milik Kementerian Kesehatan Australia, menstruasi bisa kembali lancar jika Moms selama 6 bulan minum pil KB secara teratur dan tepat.
Dengan begini, Moms jadi bisa lebih akurat memprediksi jadwal haid berikutnya.
Pil KB akan bekerja dengan cara meningkatkan produksi protein globulin yang akan mengikat hormon seks.
Protein ini kemudian akan mengikat hormon androgen utama yakni testosteron di dalam darah.
Dari berbagai kemungkinan penyebab menstruasi yang tidak teratur, salah satu faktornya adalah kelebihan hormon androgen.
Alhasil, dengan mengurangi aktivitas testosteron, otomatis haid yang tidak teratur bisa mulai lancar kembali.
Tak hanya itu, Moms atau siapa pun juga bisa memanfaatkan pil KB untuk mengurangi nyeri PMS yang meliputi:
- Kram perut
- Jerawat
- Pertumbuhan rambut halus berlebih di wajah.
Namun ingat, Moms juga tak boleh mengabaikan efek sampingnya seperti misalnya:
- Perubahan suasana hati.
- Kenaikan atau penurunan berat badan yang cukup banyak.
- Perut kembung.
- Nyeri pada payudara.
- Perdarahan tidak teratur.
3. Gonadotropin
Moms juga bisa diresepkan obat telat datang bulan yang berupa hormon gonadotropin sintetis untuk disuntikkan ke dalam tubuh.
Jenis obat telat datang bulan yang paling sering digunakan yaitu:
- Human chorionic gonadotropin (hCG)
- Follicle-stimulating hormone (FSH)
- Gonadotropin-releasing hormone agonist (GnRH agonist).
Ketiga hormon ini sebenarnya mampu diproduksi alami oleh tubuh, tetapi jumlahnya tidak mencukupi sehingga tubuh butuh asupan tambahan.
Mengutip studi di Journal of Frontiers in Endocrinology, hormon-hormon ini akan bekerja dengan cara merangsang indung telur supaya lebih aktif dalam memproduksi dan melepaskan sel telur dengan tujuan menstruasi tidak terlambat lagi.
Selain itu, hormon hCG misalnya berguna untuk mematangkan telur dan memicu pelepasannya saat ovulasi.
Namun obat ini bukan tanpa efek samping ya Moms, biasanya setelah disuntikkan, Moms akan merasakan bengkak dan memar kemerahan di sekitar kulit yang disuntik.
Tak hanya itu saja, obat telat datang bulan ini juga bisa menyebabkan rahim jadi lebih lunak karena penumpukan cairan.
4. Metformin
Untuk mereka yang mengidap diabetes pasti tak asing dengan obat metformin.
Ya, obat ini sebenarnya ditujukan untuk merangsang sensitivitas insulin dan mengendalikan diabetes.
Namun, mengutip penelitian di jurnal Annals of Translational Medicine, obat ini ternyata juga mampu menyeimbangkan hormon estrogen dan androgen pada wanita yang mengidap PCOS atau sindrom polikistik ovarium.
PCOS adalah salah satu penyebab yang membuat menstruasi seorang wanita jadi tidak teratur.
PCOS adalah kondisi saat kadar hormon androgen di dalam tubuh terlalu tinggi sehingga kinerja hormon lainnya jadi kacau.
Tak hanya itu, wanita dengan PCOS terutama yang memiliki indeks massa tubuh di atas 35 atau tergolong obesitas sangat mungkin mengalami resistensi insulin.
Resistensi inilah yang kemudian akan menambah masalah pada proses ovulasi dan menyebabkan datang bulan jadi tidak teratur.
Metformin akan bekerja melawan resistensi insulin.
Ketika mereka yang mengidap PCOS menjalani pengobatan, maka keseimbangan hormon di dalam tubuh akan kembali.
Kemudian tubuhnya mampu berovulasi dengan teratur sehingga haid kembali lancar.
5. Bromocriptine (Parlodel)
Obat telat datang bulan di apotek yang juga bisa diresepkan dokter adalah bromocriptine.
Mengutip studi di British Journal of Obstetrics and Gynaecology, secara umum bromokriptin adalah obat untuk mengobati gangguan akibat kelebihan prolaktin.
Gejala-gejala kelebihan prolaktin adalah haid yang tidak lancar, keluarnya cairan dari puting susu, turunnya gairah seks, dan kesulitan untuk hamil.
Oleh karenanya obat ini juga bisa digunakan sebagai pelancar haid.
Moms bisa mendapatkan bromocriptine dalam bentuk kapsul dan tablet.
Untuk dosisnya, dokter akan menyesuaikannya dengan kebutuhan Moms dan biasanya dosis akan diberikan secara bertahap.
Moms disarankan untuk minum obat telat datang bulan ini di waktu yang sama setiap hari agar obat bisa bekerja maksimal dan tidak boleh menghentikan pengobatan jika belum ada instruksi dari dokter.
Moms juga perlu mewaspadai beberapa efek samping, seperti mual dan muntah, mulas, diare, sembelit, kram perut, hilangnya selera makan, sakit kepala, pusing, dan lemas.
Untuk itu, perhatikan baik-baik petunjuk dokter supaya terhindar dari efek samping ini.
Baca Juga: 10 Makanan Cepat Hamil, Cocok untuk Program Hamil, Catat Moms!
6. Progestin
Progestin juga bisa sebagai obat telat datang bulan. Sebab, progestin berfungsi yang sama dengan hormon progesteron.
Salah satu fungsi obatnya adalah menyeimbangkan kadar estrogen dalam mengatur siklus menstruasi.
Progestin juga hadir dalam bentuk suntik KB dan KB spiral atau IUD Mirena, lho Moms.
Obat ini juga mampu mengendalikan hasrat seks.
7. Norethisterone
Obat telat datang bulan lain yang dapat diandalkan adalah noresterone.
Moms dapat mengandalkan obat ini ketika mengalami haid yang tidak teratur.
Noresterone termasuk dalam kelas progestin yang dapat menghentikan pertumbuhan rahim dan merangsang produksi hormon tertentu.
Selain melancarkan haid, obat ini juga dapat mengatasi endometriosis yang menjadi penyebab utama nyeri haid.
8. Medroxyprogesterone Acetate
Medroxyprogesterone Acetate merupakan obat dari kelas progestine yang juga dapat mengatasi telat datang bulan.
Obat ini dapat mengatasi haid yang tidak normal atau perdarahan di vagina yang tidak teratur.
Selain itu, obat ini juga bekerja dengan cara mengembalikan siklus menstruasi pada wanita yang belum haid selama 6 bulan dan tidak hamil atau sedang mengalami menopause.
Penggunaan obat ini juga dapat menurunkan risiko kanker rahim yang menggunakan terapi hormon estrogen.
Baca Juga: Batas Telat Haid pada Remaja, Kapan Moms Perlu Waspada?
Kondisi yang Dapat Memerlukan Konsumsi Obat Telat Datang Bulan
Siklus menstuasi yang tidak teratur masih menjadi masalah penting untuk para Moms.
Salah satu cara mengatasinya adalah mengkonsumsi obat telat datang bulan.
Namun, sebelum mengkonsumsi obat-obatan tersebut, sebaiknya Moms melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dengan dokter.
Hal ini penting agar Moms dapat mengetahui penyebab dan jenis obat apa yang tepat untuk dikonsumsi.
Jika menstruasi disebabkan oleh stress atau pola hidup tidak sehat, dokter tidak akan menyarankan untuk mengkonsumsi obat.
Namun, dokter akan menyarankan untuk mengkonsumsi obat telat datang bulan jika Moms mengalami kondisi berikut.
1. Penyakit Tiroid
Dokter akan menyarankan untuk konsumsi obat telat datang bulan, ketika Moms terkena penyakit tiroid.
Kondisi ini terjadi ketika hormon tiroid yang dihasilkan dari kelenjar di leher mengalami gangguan.
Seperti yang diketahui, hormon tiroid mengontrol pertumbuhan metabolisme tubuh serta memngaruhi kerja estrogen, salah satu hormon seksual.
Jika terjadi gangguan pada kelenjar dan hormon ini dapat mempengaruhi siklus menstruasi.
2. Sindrom Ovarium Polikistik
Telat datang bulan juga dapat terjadi karena sindrom ovarium polikistik.
Kondisi ini dapat menyebabkan tingginya tingkat hormon androgen, sehingga terjadi gangguan siklus menstruasi.
3. Menopause Dini
Terlambat datang bulan atau tidak mens sama sekali juga dapat menjadi gejala menopause dini.
Jika hal ini terjadi, dokter akan menyarankan untuk melalukan terapi hormon dengan konsumsi obat-obatan tertentu.
Baca juga: Bolehkah Keramas saat Haid? Ketahui Penjelasan Faktanya!
Itulah beberapa jenis obat telat datang bulan di apotek yang bisa Moms pilih.
Namun pastikan semua obat ini sudah disetujui oleh dokter saat Moms hendak mengonsumsinya, ya!
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/6422976/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4200666/#:~:text=Metformin%20is%20an%20effective%20ovulation,is%20an%20effective%20next%20step
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6616070/
- https://www.healthdirect.gov.au/hormonal-medicines-and-periods
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.