13 Juli 2019

Omesh Menderita Vocal Abuse Sampai Berobat ke Singapura, Apa Gejala dan Penyebabnya?

Ini penyebab sang presenter 'menghilang' dari dunia hiburan

Ananda Omesh, yang kerap tampil sebagai presenter di banyak acara, memutuskan untuk rehat dari industri hiburan, dikarenakan masalah yang sedang dialami, yaitu dinamakan vocal abuse.

Ananda Omesh divonis menderita vocal abuse pada pita suaranya. Diungkapnya, penyakit tersebut dapat terjadi kepada orang yang selalu menggunakan suara seperti penyanyi, presenter, hingga guru.

“Ini namanya vocal abuse. Jadi, disiksa suaranya. Kalau dalam istilah kedokteran elite vocal user. Itu adalah tingkatan tertinggi pengguna suara seperti host, artis, guru dan penyanyi. Pokoknya yang sering ngomong,” tutur Ananda Omesh saat diwawancara Andre Taulany pada kanal YouTube-nya.

Kejadian ini pun mengharuskan Omesh untuk melakukan perawatan dan terapi ke Singapura, dan juga harus beristirahat total untuk mendapatkan suaranya kembali. Omesh vakum selama kurang lebih tiga bulan.

"Saya break syuting kurang lebih hampir tiga bulan ya, jadi Desember, Januari, Februari saya totally off. Saya nggak syuting, saya nggak kerja sama sekali. Saya break dan pulang pergi kebetulan dokternya di Singapura jadi pulang pergi ke Singapura. Dan lebih banyak diam di rumah terutama di rumah ibu saya di Bandung, jadi rata-rata istirahat ngomong," jelasnya dikutip dari tayangan Entertainment News di kanal YouTube Net Entertainment News.

Karena masalah ini, ia sempat merasa down bahkan menangis dan merasa takut kembali ke dunia hiburan.

“Saya sampai nangis di kamar mandi lokasi syuting. Ya kaget dong suara gue kenapa. Sekarang saya mau syuting lagi jadi takut,” tutur Omesh.

Baca Juga: Makanan yang Harus Dihindari dan Disarankan Saat Puasa untuk Pengidap Diabetes

Faktor Penyebab Vocal Abuse

omesh12
Foto: omesh12

Foto: instagram.com/omeshomesh

Mengutip dari provoicecenter.com, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang menderita vocal abuse.

Vocal abuse sering diakibatkan oleh pelatihan teknik vokal yang buruk atau tidak efektif, termasuk melakukan pernapasan yang tidak memadai, ketegangan laring yang berlebihan selama fonasi (produksi atau ucapan bunyi ujaran), dan kegagalan mencapai fokus resonansi oral yang tepat.

Dari waktu ke waktu, efek dari melakukan vokal yang buruk ini, baik sadar atau tidak, adalah terjadinya cedera traumatis pada penutup pita suara, kadang-kadang terbentuk lesi (lesion) jinak.

Vocal abuse bisa terjadi pada kalangan usia, baik anak-anak maupun orang tua. Siapa pun yang menggunakan suaranya secara berlebihan dapat mengalami kelainan yang terkait dengan vocal abuse.

Pengacara, guru, pendeta, pemandu sorak, dan pengguna suara profesional seperti penyanyi dan aktor sering mengembangkan jenis gangguan suara ini. Banyak suara serak kronis yang dialami oleh anak-anak disebabkan oleh vocal abuse and misuse.

Vocal abuse terjadi karena penyalahgunaan suara. Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, pita suara dapat ditekankan dengan menggunakan terlalu banyak ketegangan saat berbicara. Ini dapat menyebabkan masalah pada otot-otot di tenggorokan, dan memengaruhi suara.

Penyalahgunaan vokal termasuk segala sesuatu yang melelahkan atau membahayakan pita suara. Contohnya terlalu banyak berbicara, berteriak, atau batuk.

Merokok, dan membersihkan tenggorokan (seperti mengeluarkan riak) dengan konstan juga merupakan penyalahgunaan vokal.

Ini dapat menyebabkan pita suara mengalami kapalan atau lepuh yang disebut node dan polip yang bisa mengubah bagaimana suara terdengar.

Baca Juga: Kenali 5 Kemungkinan Besar Penyebab Darah Haid Terlalu Banyak

Gejala Terjadinya Vocal Abuse

omesh1212
Foto: omesh1212

Foto: medicalnewstoday.com

Ada beberapa gejala jika seseorang mengalami vocal abuse, berikut ini dikutip dari Mayo Clinic dan Johns Hopkins Medicine:

  • Memiliki suara yang bergetar
  • Terdengar kasar atau suara serak
  • Terdengar tegang atau berombak
  • Nada yang berubah terlalu tinggi atau rendah
  • Napas yang bising
  • Hilangnya nada suara
  • Tersedak atau batuk sambil menelan makanan, minuman atau air liur
  • Sering bernapas saat berbicara
  • Ketidakmampuan untuk berbicara dengan keras
  • Hilangnya refleks muntah
  • Batuk tidak efektif

Seseorang mungkin memiliki ketegangan atau rasa sakit di tenggorokan saat berbicara, atau merasa seperti kotak suara lelah.

Gejala lain termasuk mungkin merasakan 'benjolan' di tenggorokan saat menelan, atau merasakan sakit saat menyentuh bagian luar tenggorokan.

Karenanya, jika merasa mengalami gejala di atas, ada baiknya untuk langsung berkonsultasi kepada dokter spesialis THT (telinga, hidung, tenggorokan) untuk bisa ditangani lebih lanjut. Semoga Omesh cepat sembuh dan kembali menghibur kita semua ya, Moms!

(AP/INT)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.