Overthinking: Ciri, Penyebab, Bahaya, dan Cara Mengatasinya
Sering merasa overthinking? Hati-hati, Moms, ini bisa mengganggu kualitas hidup jika tidak segera ditangani.
Memikirkan banyak hal memang wajar, tapi ketika terlalu banyak hingga sulit menentukan pilihan, itu tanda overthinking.
Mari pahami lebih lanjut tentang overthinking dan insecure yang sering dialami banyak orang.
Baca Juga: Penyebab Mental Breakdown, Bisa Karena Tekanan Pekerjaan!
Pengertian Overthinking
Overthinking adalah kondisi di mana seseorang terus-menerus memikirkan atau mengkhawatirkan hal yang sama.
Ini bisa disebabkan oleh depresi, kecemasan, atau gangguan mental lainnya.
Overthinking juga sering dikaitkan dengan perasaan insecure, meskipun keduanya adalah hal yang berbeda berbeda.
Overthinking berarti berpikir berlebihan, sementara insecure adalah perasaan tidak percaya diri yang berasal dari pengalaman masa lalu.
Baca Juga: Mengenal Mental Illness, dari Gejala hingga Pengobatannya
Ciri-Ciri Overthinking
Orang yang overthinking sering terlalu memikirkan masa lalu dan cemas tentang masa depan.
Berbeda dengan refleksi diri yang memiliki tujuan jelas, overthinking tidak menghasilkan solusi dan bisa membuat frustrasi.
Berikut ini beberapa tanda overthinking yang perlu diwaspadai:
- Sulit berhenti merasa khawatir
- Sering cemas tentang hal-hal yang di luar kendali
- Terus mengingat kesalahan atau momen memalukan
- Sering berandai-andai tentang kejadian yang tidak pernah terjadi
- Kesulitan tidur setiap hari
- Tidak bisa berhenti memikirkan perkataan orang lain
- Menghabiskan banyak waktu memikirkan makna tersembunyi di balik perkataan atau peristiwa
- Tidak suka jika orang lain bertindak atau berkata dengan cara yang tidak disukai
- Menghabiskan banyak waktu memikirkan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan
Baca Juga: 4 Penyebab Mental Breakdown dan Cara Mengatasinya, Banyak Dialami Karena Tekanan Pekerjaan!
Penyebab Overthinking
Overthinking dapat terjadi karena beberapa alasan. Berikut beberapa penyebabnya:
1. Tidak Fokus pada Solusi
Melansir laman Verywell Mind, overthinking terjadi ketika seseorang hanya berkutat pada masalah tanpa mencari solusinya.
Misalnya, daripada melakukan tindakan yang bermanfaat, seperti mempersiapkan diri menghadapi masalah, orang yang overthinking hanya memikirkan hal-hal buruk yang bisa terjadi.
2. Pikiran yang Berulang
Pikiran yang berulang atau yang sering disebut sebagai "rumination" adalah salah satu penyebab utama overthinking.
Ini terjadi ketika seseorang terus-menerus memikirkan atau mengulang-ulang situasi, masalah, atau percakapan di kepala mereka.
Misalnya, terus-menerus mengulang kejadian yang membuat diri sendiri merasa malu atau menyesal, membayangkan berbagai skenario yang bisa terjadi, atau berpikir berulang kali tentang apa yang seharusnya dilakukan.
Pikiran seperti ini tidak produktif dan hanya meningkatkan kecemasan serta stres.
Baca Juga: 16 Ciri-ciri Orang Depresi yang Harus Diwaspadai, Perhatikan
3. Otak yang Tidak Bisa Berhenti Berpikir
Ketika overthinking, otak seolah-olah "berlari" tanpa henti, memutar ulang kejadian, membayangkan skenario buruk, atau menganalisis berbagai kemungkinan secara berlebihan.
Misalnya, saat seseorang mencoba tidur, mereka mungkin malah terus memikirkan masalah yang belum selesai, memikirkan apa yang bisa terjadi esok hari, atau meragukan keputusan yang telah diambil.
Ini tidak hanya membuat sulit untuk tidur, tetapi juga mengurangi kualitas tidur karena otak tidak pernah benar-benar rileks.
4. Sulit Membuat Keputusan
Sulit membuat keputusan adalah salah satu penyebab overthinking yang sering dialami oleh banyak orang.
Kondisi ini terjadi ketika seseorang terlalu banyak menganalisis setiap pilihan atau skenario yang mungkin terjadi, sehingga mereka terjebak dalam proses berpikir yang panjang dan rumit.
Alih-alih segera mengambil keputusan, mereka terus mempertimbangkan berbagai kemungkinan, yang pada akhirnya membuat mereka semakin ragu dan bingung.
5. Meragukan Keputusan yang Sudah Diambil
Meragukan keputusan yang sudah diambil juga bisa menjadi penyebab overthinking.
Kondisi ini terjadi ketika seseorang terus-menerus mempertanyakan dan menilai ulang keputusan yang telah mereka buat.
Alih-alih merasa puas dan melanjutkan dengan hidup, mereka terjebak dalam pikiran tentang apa yang seharusnya dilakukan berbeda atau bagaimana keputusan lain mungkin menghasilkan hasil yang lebih baik.
Baca Juga: 11 Bentuk Kekerasan Verbal dalam Rumah Tangga, Termasuk Manipulatif dan Pengabaian
Bahaya Overthinking
Overthinking bukanlah penyakit mental, tetapi overthinking dapat berperan dalam perkembangan beberapa kondisi kesehatan mental, seperti:
- Depresi
- Gangguan kecemasan umum (GAD)
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
- Gangguan panik
- Gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
- Gangguan kecemasan sosial (SAD)
Overthinking juga dapat merusak hubungan.
Misalnya asumsi buruk atau salah memahami tindakan dan kata-kata orang lain bisa memicu konflik.
Adanya obsesi terhadap hal-hal kecil, terus mencari kepastian, atau mencoba mengendalikan orang lain, juga bisa menimbulkan kecemasan dan merusak hubungan dengan orang lain.
Cara Mengatasi Overthinking
Overthinking yang tidak ditangani dengan baik bisa mengganggu produktivitas dan kualitas hidup Moms.
Ada baiknya, Moms mengetahui cara mengatasi overthinking dengan baik.
1. Memahami Hal yang Menjadi Pemicu
Langkah pertama adalah mengenali apa yang memicu overthinking.
Ketika Moms sudah mengetahui pemicunya, akan lebih mudah untuk mengatasinya.
Kesadaran ini adalah langkah awal untuk menghentikan pemikiran berlebihan.
2. Fokus pada Solusi
Setelah mengetahui pemicunya, alihkan fokus pada solusi, bukan pada masalah itu sendiri.
Sebab, memikirkan masalah terus-menerus tidak akan membantu Moms terbebas dari overthinking.
Oleh karenanya, mencari solusi sangat penting untuk mengatasi overthinking.
3. Istirahatkan Pikiran
Agar bisa berpikir jernih, pastikan tubuh dan pikiran benar-benar rileks.
Jangan memaksakan diri untuk segera menyelesaikan masalah.
Ambil waktu untuk istirahat dan, jika perlu, diskusikan dengan orang terdekat.
4. Gunakan Teknik Relaksasi
Menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan yang memicu overthinking.
Teknik-teknik ini membuat tubuh dan pikiran lebih rileks, sehingga bisa mengalihkan fokus dari pikiran yang berlebihan dan memberi ketenangan.
Jadi, cobalah untuk meluangkan waktu setiap hari untuk relaksasi agar kebiasaan overthinking berkurang dan kesejahteraan mental meningkat.
5. Fokus pada Kegiatan yang Membahagiakan
Ketika Moms terlibat dalam aktivitas yang kamu nikmati, otak akan lebih fokus pada hal-hal positif, sehingga dapat membantu menghentikan pola pikir berlebihan yang tidak produktif.
Misalnya, jika Moms suka berkebun, memasak, atau berolahraga, meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan ini bisa memberikan rasa kepuasan dan kebahagiaan.
Kegiatan-kegiatan ini juga dapat membuat pikiranmu lebih rileks dan memberikan jeda dari kekhawatiran yang berlebihan.
Baca Juga: Sering Merasa Insecure? Kenali Penyebab dan Mengatasinya
Tanda Harus Mengunjungi Psikolog
Apabila tidak kunjung menemui solusi, Moms harus menemui psikolog untuk mendapatkan saran yang lebih tepat.
Ada beberapa tanda bahwa Moms harus segera ke psikolog untuk meminta bantuan, yaitu:
1. Emosi yang Dirasakan Semakin Intens dan Tidak Dapat Dikendalikan
Emosi ini bisa berupa rasa marah atau sedih yang begitu meluap-luap setiap mengalami masalah.
Hal ini akan berujung pada rasa lelah, baik fisik maupun psikis.
2. Sering Menarik Diri Apabila Diajak untuk Terlibat dalam Kehidupan Sosial
Padahal sebelumnya, Moms senang untuk bertemu atau berkumpul dengan teman serta kerabat lainnya.
3. Mengalami Sakit Fisik yang Tidak Jelas Penyebabnya
Dalam sebuah studi di Malaysian Journal of Medical Sciences disebutkan, faktor genetik dan psikologis seseorang, pengalaman, dan faktor lingkungan, semuanya berkontribusi pada respons terhadap rasa sakit.
Oleh sebab itu, segera konsultasikan ke ahli atau psikiater untuk menentukan pengobatan yang tepat.
4. Kehilangan Semangat dan Energi Positif untuk Melakukan Hal-hal yang Sebelumnya Disukai
Beberapa hobi atau kegiatan yang menarik sebelumnya dapat menjadi hambar ketika dilakukan kembali.
5. Produktivitas Kerja Menurun
Akibat produktivitas kerja menurun, seseorang dapat mengalami begitu banyak kritik yang terkait dengan pekerjaan.
6. Penambahan atau Penurunan Berat Badan yang Terjadi Tiba-tiba
Kondisi ini dapat terjadi tanpa diketahui penyebab utamanya.
Jika Moms mengalami tanda-tanda tersebut, jangan pernah merasa malu atau ragu untuk pergi meminta bantuan yang tepat ke psikolog.
Sama halnya dengan kesehatan fisik, tentunya kesehatan mental juga harus dijaga dengan baik.
Baca Juga: 10+ Tes Kesehatan Mental untuk Mendeteksi Masalah Kejiwaan
Itulah penjelasan tentang overthinking, penyebab, dan cara mengatasinya.
Tenang saja Moms, mengalami overthinking bukan hal yang harus ditakuti, sebab setiap orang dapat mengalaminya.
Hal yang harus Moms lakukan, yaitu mencari cara yang tepat untuk mengatasinya dengan baik.
Selain itu, pahami cara mengelola stres dengan baik agar terhindar dari overthinking. Semoga bermanfaat, ya, Moms!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4795524/
- https://psychcentral.com/lib/12-ways-to-shut-off-your-brain-before-bedtime
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/open-gently/201812/the-three-types-stress
- https://www.psychologytoday.com/us/blog/what-mentally-strong-people-dont-do/201602/6-tips-stop-overthinking
- https://www.forbes.com/sites/amymorin/2020/04/20/10-signs-youre-overthinking-and-what-to-do-about-it/?sh=3b1aee6e2bb8
- https://mango.bz/news/bustle-10-signs-you-overthink-things-too-much-its-holding-you-back-261
- https://umma.id/article/share/en/1017/568988
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.