Pahami 5 Hal Ini Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter di Media Sosial
Zaman semakin canggih. Konsultasi dengan dokter tak hanya bisa dilakukan di rumah sakit atau ruang praktek, tapi juga lewat SMS, BBM, bahkan media sosial. Fenomena ini banyak terjadi di kalangan dokter anak.
Ya, kita para Moms memang paling sering khawatir soal kesehatan Si Kecil, sehingga tak heran kalau kita jadi suka bertanya pada dokter soal apapun tentang kondisinya.
Belakangan, beberapa dokter anak favorit sampai memiliki jumlah follower hingga puluhan ribu. Tidak berbeda dengan selebritas, timeline mereka pun tak pernah sepi dari mention dan pertanyaan para Moms seputar kesehatan anaknya.
Mudah dan murah. Tinggal ketik di ponsel, dan kirim.
Meski begitu, bukan berarti bertanya di media sosial tak pakai aturan, ya.
Setidaknya, ada etika tak tertulis yang wajib Anda tahu ketika bertanya kepada dokter di luar ruang prakteknya. Ini dia:
-
Bersifat Umum
Ajukan pertanyaan yang sifatnya common problems. Hindari pertanyaan yang bersifat konsultasi medis dan membutuhkan tanya jawab intensif serta pemeriksaan fisik. Konsultasi di media sosial (berlaku juga untuk konsultasi via SMS atau BBM) sebaiknya hanya sebagai referensi untuk pertolongan pertama.
Jika kondisi kesehatan memburuk, atau jawaban dokter tak memuaskan Anda, segeralah berkunjung untuk berkonsultasi langsung agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih detil.
-
Tidak Sebut Merek
Hindari menanyakan merek obat tertentu. Jika pertanyaan bersifat tertutup, misal via SMS, BBM, atau privat message, sah-sah saja Anda bertanya soal obat.
Tapi, di media sosial yang terbuka dan dilihat banyak orang, hal ini sebaiknya dihindari. Dokter tentu tak mau dianggap jika ia mempromosikan obat tertentu.
-
Pertanyaan Cerdas
Bertanya juga harus cerdas, lo. Pertanyaan seperti berat badan anak normal, imunisasi lanjutan dan sejenisnya, sebenarnya bisa dengan mudah Moms cari jawabannya sendiri di era internet seperti sekarang ini.
Jadi, jangan ajukan pertanyaan yang tak berisi, ya, Moms!
Jika memang ada hal yang Moms tak mengerti, ajukan pertanyaan kritis seperti, “Saya baca di sumber A katanya begini, tapi kenapa sumber B bilang begitu, ya?”
Baca Juga: Si Kecil Mau Disuntik Vaksin? Cek Dulu 5 Tips Berikut Ini!
-
Bersabar
Sabar! Ingat, dokter mungkin menerima ratusan pertanyaan via SMS, BBM, dan media sosialnya per hari. Jadi, bila dokter belum menjawab pertanyaan Moms setelah sekian jam bertanya, tak perlu marah-marah, apalagi memperlihatkannya secara terbuka di media sosial.
Lagipula, dokter, kan, tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan lewat messenger atau media sosial. Lain halnya, kalau Moms datang berkonsultasi langsung di ruang praktek atau polikliniknya, ya.
Sampaikan pertanyaan dalam kalimat yang singkat, padat, namun jelas. Hindari pertanyaan yang membutuhkan rangkaian tanya jawab yang panjang.
Jangan lupa, sertakan juga data-data penting seperti nama, usia, berat badan, dan permasalahan yang dihadapi, agar dokter bisa mendiagnosa dengan lebih akurat. Jika tak mengenal secara pribadi, jangan harap dokter akan mengingat semua detail tentang penyakit Moms atau si kecil.
Baca Juga: Cara Agar Anak Tak Takut ke Dokter Gigi
-
Hindari Risiko
Jangan terpaku pada jawaban dokter di media sosial.
Kenapa? Karena dokter tidak melihat langsung kondisi Si Kecil, dan bisa saja terjadi perbedaan persepsi antara dokter dan Moms mengenai gejala penyakit.
Bisa saja kondisi kesehatan Si Kecil yang sebenarnya sudah gawat, tapi karena deskripsi yang Moms berikan tidak lengkap, dokter pun tidak mempunyai informasi yang akurat.
(VAN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.