Gangguan Kesehatan Mental Remaja, Kenali Gejalanya dari Perubahan Emosi dan Perilaku Anak
Masa remaja bisa jadi fase kehidupan yang keras. Banyak hal yang harus disesuaikan oleh remaja baik secara fisik, maupun psikis yang bisa berdampak pada kesehatan mental remaja.
Buat seorang remaja, kesehatan mental tidak kalah penting dari kesehatan fisik.
Ya, kesehatan mental memegang peranan penting dalam diri remaja, di mana ini merupakan fase peralihan dari anak menuju dewasa sehingga terjadi banyak perubahan.
Mulai dari perubahan secara fisik, hormonal, kognitif atau kecerdasan, emosi dan perilaku.
Baca Juga: Review Serum Wardah White Secret Serum oleh Moms Orami, Bye Kulit Kusam!
Dalam proses transisi tersebut, remaja biasanya dinilai sebagai kelompok usia sehat. Hanya saja, tidak menutup kemungkinan mereka mengalami masalah mental.
“Jenis masalah kesehatan mental remaja yang umum terjadi adalah depresi dan kecemasan.
WHO menyatakan bahwa 75% gangguan mental emosional memang umum terjadi sebelum usia 24 tahun.
Dalam berbagai kasus, bunuh diri merupakan akibat dari permasalahan kesehatan remaja,” ungkap Dr. Carol Rockhill, seorang psikiater di Rumah Sakit Seattle dan Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Washington.
Menurut Dr. Rockhill, kesehatan mental remaja sangat penting. karena masa remaja adalah masa proses perkembangan menuju dewasa, di mana masih ada tahap dan tugas perkembangan yang perlu dilalui.
Di masa ini, kesehatan mental yang baik sangat berpengaruh dalam pemenuhan tugas selama masa perkembangan.
Baca Juga: Penting! Ketahui Tahap Perkembangan Emosi Anak dari Bayi hingga Remaja
Penyebab Gangguan Kesehatan Mental Remaja
Foto: anak remaja (Orami Photo Stock)
Berada dalam masa pancaroba, ternyata berat. Di masa-masa ini, ada beberapa gangguan mental yang rentan terjadi pada remaja.
Salah satunya adalah kecemasan berlebih. Tapi, kenapa ya hal ini bisa terjadi.
Lingkungan adalah penyebab paling kuat gangguan ini. Dan ini termasuk dengan bagaimana pesatnya pemberitaan di internet dan media massa.
Arus informasi yang mudah didapat kadang bisa membawa dampak negatif pada perkembangan mental seorang remaja.
“Sebagian remaja tidak kuat dengan perubahan yang terjadi; begitu cepatnya perkembangan dan perubahan di lingkungan sosialnya.
Jadi faktornya adalah ketidaksiapan atas perubahan yang ini didasari oleh internal remaja itu sendiri,” jelas Dr Rockhill.
Dr Rockhill juga mengatakan penderita depresi pada remaja lebih banyak perempuan di banding lelaki. Rasionya 3 banding 1, dan ternyata hal ini disebabkan masalah hormonal.
“Karena perempuan dari segi hormonnya lebih cepat mengalami pematangan ketimbang anak laki-laki.
Misalnya pada masa menstruasi yang mana perempuan lebih dulu mengalaminya ketimbang laki-laki ketika pertama kali bermimpi basah.
Kemudian karena perempuan terlebih dahulu mengalami fase-fase pematangan tersebut, sehingga anak perempuan pun lebih dulu terkena dampak perubahan-perubahan yang terjadi seperti pubertas, di mana banyak terjadi gejolak-gejolak emosional,” jelas Dr Rockwell.
Gejala Anak Remaja dengan Gangguan Kesehatan Mental
Foto: ilustrasi depresi (Orami Photo Stock)
Gejala gangguan kesehatan mental remaja termasuk seperti adanya perubahan dari sikap dan perilaku sebelumnya yang dapat menyebabkan kesulitan dan masalah di sekolah atau rumah, kegiatan sosial, atau di bidang kehidupan lainnya.
Melansir dari Mayo Clinic, gejala gangguan kesehatan mental, seperti depresi pada remaja dapat bervariasi. Ini terbagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Perubahan Emosional
Waspadai adanya perubahan emosional, seperti:
- Perasaan sedih, yang dapat berupa tangisan tanpa alasan yang jelas.
- Frustrasi atau perasaan marah, bahkan untuk hal-hal kecil.
- Merasa putus asa.
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam beberapa aktivitas.
- Kehilangan minat dengan keluarga dan teman.
- Tingkat percaya diri yang rendah.
- Perasaan tidak berharga atau bersalah.
- Sensitivitas ekstrim terhadap penolakan atau kegagalan, dan kebutuhan akan kepastian yang berlebihan.
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, membuat keputusan dan mengingat sesuatu.
- Perasaan berkelanjutan bahwa hidup dan masa depan suram.
- Sering berpikir tentang kematian dan bunuh diri.
2. Perubahan Perilaku
Bebeapa perubahan perilaku yang terjadi pada anak dengan masalah kesehatan mental, meliputi:
- Kelelahan.
- Insomnia atau terlalu banyak tidur.
- Perubahan nafsu makan, mulai dari penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan, atau peningkatan nafsu makan dan penambahan berat badan.
- Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan.
- Merasa gelisah, misalnya sering mondar-mandir, meremas-remas tangan.
- Sering mengeluh nyeri pada tubuh dan sakit kepala.
- Mengisolasi diri.
- Kinerja sekolah yang buruk atau sering absen dari sekolah.
- Kurang memperhatikan kebersihan atau penampilan pribadi.
- Menyakiti diri sendiri.
- Membuat rencana bunuh diri atau percobaan bunuh diri.
Baca Juga: 5 Tahap Perkembangan Psikoseksual Anak: Oral, Anal, Phalik, Laten, dan Genital
Cara Menjaga Kesehatan Mental Remaja
Foto: konsultasi medis (Orami Photo Stock)
Orang tua sangat berperan terhadap anak dalam segala aspek, termasuk dalam menjaga kesehatan mental mereka.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para orang tua, yakni:
1. Membawa Anak Melakukan Konsultasi
Jika Moms memiliki kekhawatiran tentang kondisi mental anak, pastikan mereka untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Sering kali, perawatan jangka pendek dengan profesional kesehatan mental yang berkualitas dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas hidup anak remaja.
Bicaralah dengan dokter anak atau psikolog ahli jika Moms memiliki kekhawatiran.
Dengan begitu anak dapat dievaluasi dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
2. Memahami Anak
Jadilah orang tua yang bisa menjadi sandaran untuk anak. Buat mereka merasa nyaman untuk menceritakan segala yang mengganggu pikiran mereka.
Dengan begitu, Moms dapat memahami mereka dan membantu mereka mendapatkan penanganan yang tepat, tentunya dengan bantuan ahli kesehatan.
Baca Juga: Kandungan Fragrance pada Skincare, Berbahayakah?
Dampak Gangguan Kesehatan Mental Remaja
Foto: ilustrasi bunuh diri (Orami Photo Stock)
Terganggunya kesehatan mental remaja, tentunya akan berdampak pada anak secara langsung, apalagi jika tidak ditangani dengan cara yang tepat. Beberapa dampaknya, antara lain:
1. Putus Sekolah
Gangguan kesehatan mental remaja berpengaruh terhadap nilai akademis anak, sehingga jika tidak ditangani dengan baik, dapat membuat akademis anak terganggu, dan berakhir putus sekolah.
2. Bisa Berujung pada Bunuh Diri
Kadang remaja tak berpikir panjang. Saat mengalami gangguan mental yang berat, mereka mencari solusi yang menurut mereka paling tepat. Dan bunuh diri kerap dipilih sebagai solusi.
“Sebetulnya bunuh diri ini bisa dikatakan sebagai kondisi puncak dari depresi. Awalnya ia berasal dari gangguan kecemasan yang tidak teratasi, akhirnya berkembang menjadi depresi,” jelas Dr. Rockhill.
Sebenarnya, jika depresi sudah bisa ditangkap dari jauh-jauh hari, kondisi sampai berpikir bunuh diri tak akan terjadi.
Gangguan kecemasan yang biasanya diawali dengan mood swing, sebenarnya hal ini bisa dideteksi sejak awal oleh orang tua maupun kerabatnya.
“Mungkin, yang harus dilakukan oleh semua orang tua adalah membiasakan diri untuk lebih terbuka.Terutama pada keluarga.
Dengan begitu, mereka akan dengan santai menceritakan hal-hal apapun tentang dirinya kepada orang terdekat. Dalam hal ini keluarga,” tandas Dr. Rockhill.
Baca Juga: Mengenal Teori Piaget, 4 Tahapan Perkembangan Kognitif dan Kecerdasan Anak
Itulah penyebab dan bahaya gangguan kesehatan mental remaja yang tidak ditangani, Moms. Selalu perhatikan buah hati dan remaja di sekitar kita agar terhindar dari keadaan ini.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/teen-depression/symptoms-causes/syc-20350985
- https://www.verywellfamily.com/teen-mental-health-what-parents-need-to-know-2611247#toc-dangers-of-untreated-mental-illness
- https://www.tpoftampa.com/increase-in-adolescent-mental-health-issues/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.