Tahapan Panggih Pengantin, Prosesi Sakral Sebelum Resepsi
Panggih pengantin menjadi prosesi pernikahan adat Jawa yang kian populer, setelah pernikahan Kaesang dan Erina pada beberapa waktu lalu.
Panggih pengantin menjadi salah satu rangkaian pernikahan Adat Jawa Kaesang dan Erina lainnya, setelah sebelumnya digelar Midodareni dan Nyantrik.
Sebagai informasi, upacara atau prosesi panggih pengantin merupakan upacara pernikahan yang boleh dilakukan setelah selesainya ijab kabul.
Menjadi salah satu tradisi pernikahan Yogyakarta, membuat pengantin yang hendak melalui prosesi ini biasanya menggunakan busana pengantin kebesaran Paes Ageng Yogyakarta.
Ingin tahu infromasi lebih lanjut mengenai prosesi panggih pengantin? Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini Moms!
Baca Juga: 14 Prosesi Pernikahan Adat Batak Toba, Mulai dari Persiapan!
Asal Usul Tradisi Panggih Pengantin
Panggih pengantin adalah upacara adat Jawa yang memiliki sejarah yang kental dengan nilai-nilai kearifan lokal.
Upacara ini awalnya digelarh oleh Sunan Kalijaga, seorang tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa sebagai makna simbolis untuk menjalani hidup dengan bahagia dan sejahtera.
Panggih pengantin menjadi momen pertama kalinya bagi pengantin bertemu setelah sah menjadi pasangan suami istri, dan dilakukan sebelum resepsi pernikahan berlangsung.
Upacara panggih pengantin terdiri dari beberapa tahapan, seperti Sanggan Panebus Panggih, Kepyok Kembar Mayang, Balangan Gantal, Ranupada, Wiji Dadi, Ramupada, dan Sungkeman.
Masing-masing tahapan memiliki makna yang spesifik. Beberapa tahapannya mengandung makna yang meliputi:
- Melempar sirih sebagai lambang kesetaraan
- Membasuh kaki sebagai lambang kesediaan berbakti
- Menginjak telur sebagai lambang harapan supaya diberi keturunan
Dalam beberapa sumber, terdapat variasi dalam pelaksanaan upacara panggih pengantin di berbagai daerah di Jawa.
Panggih pengantin juga memiliki makna sebagai simbol monogami dan keabadian ikatan perkawinan.
Dalam upacara ini, pengantin dipanggil untuk mengusahakan kesatuan dan keabadian ikatan perkawinan, serta untuk menunjukkan nilai-nilai seperti kasih, kesetiaan, dan keabadian.
Upacara ini juga melambangkan ikatan cinta kasih antara pasangan suami istri, serta menjadi bagian yang penting dalam upacara perkawinan adat Jawa.
Dengan demikian, panggih pengantin menjadi bagian integral dari budaya Jawa yang menekankan kesetiaan dalam perkawinan dan menjalani hidup dengan bahagia dan sejahtera.
Baca Juga: 5 Contoh Surat Cuti Menikah yang Sesuai dengan Tempat Kerja
Apa Itu Panggih Pengantin?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, prosesi panggih pengantin merupakan sebuah tradisi pernikahan yang berasal dari Adat Jawa, khususnya Yogyakarta.
Tradisi panggih pengantin tidak hanya sekedar upacara, tetapi juga merupakan cerminan dari filosofi kehidupan masyarakat Jawa yang mendalam.
Dipercaya bahwa prosesi ini memiliki akar sejarah yang kental dengan nilai-nilai kearifan lokal, mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia.
Panggih diambil dari kata bahasa Jawa yang memiliki arti bertemu.
Melansir dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta, upacara panggih adalah prosesi bertemunya mempelai pria dan wanita yang telah sah menjadi sepasang suami istri.
Dengan begitu, acara ini hanya boleh dilakukan setelah pembacaan ijab kabul atau akad nikah.
Selayaknya upacara pernikahan adat lainnya, panggih juga memiliki makna sebagai doa dan harapan agar masa depan kedua mempelai bahagia dan diselimuti oleh kebaikan.
Pada upacara ini juga biasanya pengantin bertemu dengan menggunakan busana pengantin Paes Ageng Yogyakarta.
Baca Juga: Serba-serbi Pura Mangkunegaran, Lokasi Ngunduh Mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono!
Tahapan Upacara Panggih Pengantin
Selayaknya upacara adat pernikahan lainnya, panggih pengantin juga memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui oleh kedua mempelai pengantin.
Beberapa tahapan upacara panggih pengantin, di antara lain:
1. Sanggan Panebus Panggih
Tahapan upacara panggih pengantin yang pertama adalah sanggan panebus panggih atau upacara penyerahan pisang sanggan.
Dalam tahapan ini, mempelai wanita akan keluar dari kediaman atau suatu tempat menunggu kehadiran sang suami.
Kemudian, pengantin pria akan memasuki area panggih dengan diapit oleh sesepuh untuk penyerahan Sanggan.
Sanggan diberikan oleh pihak pengantin pria kepada orang tua mempelai wanita sebagai bentuk tebusan akan putrinya.
Tak hanya berisikan pisang, dalam gendongan paket sanggan juga berisikan sirih ayu, kembang telon, bunga mawar, melati dan kenanga, serta benang lawe.
2. Balangan Gantal
Tahapan upacara panggih pengantin selanjutnya adalah upacara Balangan Gantal atau lempar sirih.
Balangan Gantal dalam bahasa Jawa memiliki arti melempar daun sirih yang diisi dengan bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau yang diikat dengan menggunakan benang lawe.
Upacara ini dilakukan oleh kedua mempelai dari arah berlawanan yang berjarak hanya dua meter.
3. Ranupada dan Wiji Dadi
Tahapan upacara yang selanjutnya adalah Ranupada dan Wiji Dadi.
Wiji dadi adalah proses pemecahan telur yang telah diusapkan ke dahi kedua mempelai kemudian. Prosesi ini dianggap sebagai harapan diberi keturunan.
Ranupada merupakan prosesi pengantin wanita yang membasuh kaki pengantin pria. Prosesi ini mencerminkan wujud bakti istri kepada suami.
Baca Juga: Pernikahan Adat Sunda, dari Prosesi Hingga Baju Pengantin
4. Bergandungan Tangan Kanten Asto
Tahapan upacara panggih pengantin selanjutnya adalah bergandengan tangan Kanten Asto atau Aanthen asta.
Pada prosesi ini, kedua pengantin berdiri berdampingan dan bergandengan tangan, sambil mengaitkan jari kelingking dan berjalan bersama menuju pelaminan.
5. Tampa Kaya atau Kacar Kucur
Setelah Kanthen Asta, upacara panggih pengantin yang selanjutnya adalah tampa kaya atau kacar kucur.
Dalam prosesi ini melambangkan seorang suami yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istri.
Prosesi ini dilakukan dengan adanya sebuah kantong anyaman yang berisi beras kuning, kacang, kedelai, uang logam dan lainnya.
Setelah itu, satu kantong tersebut dituangkan oleh pengantin pria ke pangkuan wanita yang diterima dengan kain sindur.
6. Dahar Klimah
Tahapan upacara panggih pengantin yang selanjutnya adalah Dahar Klimah.
Prosesi ini melambangkan kerukunan dan keharmonisan antara suami istri dengan saling menyuapi nasi satu sama lain.
Biasanya, dalam upacara Dulangan atau Dahar Klimah ini pengantin pria akan menyuapi tiga kepalan nasi kuning yang akan disuapi kepada pengantin wanita.
Baca Juga: 7+ Potret Erina Gudono, Kekasih Kaesang Pangarep yang Cantik dan Anggun!
7. Ngunjuk Rujak Degan
Tahapan upacara panggih pengantin yang selanjutnya adalah Ngunjuk Rujak Degan atau meminum rujak degan.
Minuman ini terbuat dari serutan kelapa yang dicampur dengan gula merah.
Pada prosesi ini, kedua mempelai dan orang tua mempelai wanita akan mencicipi rujak degan bersamaan.
Prosesi ini dilambangkan sebagai kerukunan dan kebersamaan sebagai anggota keluarga besar.
8. Mapag Besan
Tahapan upacara panggih pengantin yang selanjutnya adalah Mapag Besan, yakni kehadiran kedua orang tua dari pengantin pria di pelaminan.
Adanya penjemputan besan ini dalam panggih dikarenakan orang tua pengantin pria tidak diperkenankan ikut bersama selama prosesi sebelumnya.
Jadi, pada tahapan Mapag Besan inilah mereka akan diundang untuk bertemu dengan pengantin.
9. Pangabekten
Tahapan upacara panggih pengantin yang terakhir adalah pangabekten atau sungkeman.
Prosesi aungkeman dilakukan sebagai wujud terima kasih dan berjanji untuk patuh serta berbakti pada orang tua.
Umumnya, dalam prosesi sungkeman kedua mempelai akan bersembah sujud di depan orang tua dengan memhohon restu dan maaf atas segala kesalahan atau khilaf yang pernah dilakukan.
Baca Juga: Contoh Teks Sungkeman Pernikahan, Intim dan Mengharukan!
Prosesi Panggih Pengantin Kaesang dan Erina
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang berasal dari tanah Jawa, membuat mereka memutuskan untuk menggelar prosesi pernikahan adat Jawa, yaitu Panggih Pengantin.
Prosesi ini dimulai ketika Erina hadir bersama keluarganya menggunakan balutan kebaya modern warna emas yang elngkap dengan hiasan kepala Paes Ageng Yogyakarta.
Setelah itu, Kaesang Pangarep menghampiri Erina menggunakan kereta kencana dengan balutan beskap Jawa warna emas lengkap dengan blangkon.
Kemudian Kaesang menghampiri istrinya dengan iring-iringan ibu-ibu yang membawa gendongan pisang sanggan.
Selain sanggan panebus panggih, beberapa tahapan panggih pengantin yang dilalui oleh Erina dan Kaesang adalah:
- Balangan gantal
- Ranupada
- Bergandungan tangan Kanten Asto
- Tampa kaya
- Dahar Klimah
- Ngunjuk rujak degan
Setelah melewati beberapa tahapan upacara panggih pengantin di atas, Kaesang dan Erina menyambut kehadiran Jokowi dan Iriana untuk bersama di pelaminan.
Setelah menelusuri beragam informasi terkait prosesi upacara ini, dapat disimpulkan bahwa acara ini memiliki nilai dan makna yang mendalam dalam budaya dan tradisi Indonesia.
Baca Juga: Pentingnya Cek Kesehatan Pra Nikah untuk Calon Pengantin!
Dari urutan langkah-langkah hingga simbolisme yang terkandung di dalamnya, panggih pengantin tidak hanya sekadar ritual pernikahan.
Tetapi juga merupakan perwujudan dari kebersamaan, kesatuan, dan komitmen antara kedua belah pihak serta keluarga mereka.
Yuk, lestarikan tradisi panggih pengantin dengan menerapkannya pada rencana acara pernikahan kamu nantinya!
- https://disbud.kulonprogokab.go.id/detil/511/upacara-panggih-pengantin-dalam-rangka-gsby-tahun-2022#:~:text=Upacara%20panggih%20Pengantin%20disebut%20juga,yang%20penuh%20kehormatan%20dan%20kemeriahan.
- https://siapnikah.org/11-langkah-prosesi-panggih-dalam-pernikahan-jawa-yang-kental-dengan-doa-dan-makna-terbaik/
- https://www.weddingku.com/blog/urutan-prosesi-panggih-dalam-pernikahan-adat-jawa
- https://kapulagaplanner.com/2023/05/24/panggih-adat-yogyakarta-dan-perbedaannya-dengan-lingkungan-kraton/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.