8 Jenis Gangguan Parafilia, Kelainan Perilaku Seksual yang Berhasrat pada Hal Tidak Umum
Pernah mendengar tentang penyimpangan seksual, seperti pedofilia dan fetisisme? Hal tersebut adalah beberapa bentuk perilaku seksual dari parafilia.
Ini merupakan perilaku seksual yang menyimpang dan membutuhkan diagnosis dan perawatan lebih lanjut.
Bila terus terjadi dan tidak segera ditangani, maka dapat menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan juga orang lain.
Baca Juga: Mengenal 8 Jenis Penyimpangan Seksual
Apa Itu Parafilia?
Parafilia merupakan perilaku seksual yang melibatkan objek, aktivitas, atau bahkan situasi bersifat atipikal, yang terjadi terus-menerus dan berulang.
Parafilia dapat menjadi parafilia disorder ketika telah menyebabkan penderitaan atau telah menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Kondisi ini dapat berputar di sekitar objek tertentu, seperti anak-anak, hewan, pakaian dalam, atau pada perilaku tertentu, seperti tindakan yang menimbulkan rasa sakit, dan mengekspos diri sendiri.
Melansir dari Psycology Today, kondisi mental ini umumnya lebih banyak dialami oleh pria dibandingkan wanita.
Jenis-jenis Parafilia
Parafilia disorder terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan objek seksualnya. Dilansir dari StatPearls Publishing, sebanyak 8 jenis parafilia yang terdaftar dalam DSM V.
DSM V atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM 5), adalah alat taksonomik dan diagnostik yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA).
Ini dijadikan paduan utama untuk diagnosis-diagnosis terkait psikiatris.
Beberapa jenis parafilia yang terdaftar, termasuk pedofilia, eksibisionisme, voyeurisme, sadisme seksual, masokisme seksual, frotteurisme, fetisisme, dan gangguan transvestik.
1. Kelainan Seksual Pedofilia
Pedofilia mungkin sudah tidak asing di telinga ya, Moms.
Ini merupakan kelainan seksual, di mana seseorang memiliki fantasi, dorongan seksual, atau perilaku seksual yang berulang dan intens dengan melibatkan anak-anak praremaja atau anak-anak yang umumnya berusia 13 tahun atau bahkan lebih muda.
Seseorang dengan kelainan ini lebih sering dialami oleh laki-laki dan dapat tertarik pada salah satu atau kedua jenis kelamin.
Jenis tindakan dari seorang pedofilia dapat bervariasi, seperti melihat anak membuka baju atau menyentuh anak-anak.
Namun, tindakan yang paling sering terjadi, yaitu melibatkan seks oral atau membuat anak menyentuh alat kelaminnya atau alat kelamin pelaku.
Prevalensi orang-orang dengan gangguan pedofilia tidak diketahui, karena adanya stigma sosial, sehingga orang-orang dengan perilaku menyimpang ini sering kali tidak menampakkan diri.
Melansir dari Psychcentral, hidup dengan gangguan pedofilia bukanlah pilihan atau keinginan seseorang.
Sebab, gangguan ini bisa dsebabkan oleh buruknya perkembangan sosial seseorang, pernah mengalami pelecehan di masa lalu, atau terdapat kelainan pada otak.
Baca Juga: 23+ Manfaat Kencur untuk Kesehatan dan Seksualitas, Menakjubkan!
2. Kelainan Seksual Eksibisionisme
Eksibisionisme adalah kelainan seksual yang dilakukan dengan mengekspos alat kelamin pada orang lain.
Eksibisionisme dan eksibisionisme disorder memiliki perbedaan yang jelas.
Jika eksibisionisme adalah tindakan memperlihatkan alat kelamin, maka eksibisionisme disorder ketika seseorang berkeinginan yang kuat untuk diamati oleh orang lain selama melakukan aktivitas seksual.
Pengobatan untuk kelainan ini biasanya dilakukan dengan psikoterapi, membentuk grup yang saling mendukung, dan penggunaan antidepresan.
3. Voyeurisme
Voyeurisme adalah kelainan di mana seseorang terangsang secara seksual hanya dengan melihat atau mengintip orang buka baju, telanjang, atau tengah melakukan aktivitas seksual.
Voyeurisme dapat menjadi gangguan ketika penderitanya sangat tertekan ketika tidak dapat melakukan aksi atau tindakan buruknya tersebut.
4. Gangguan Sadisme Seksual
Sadisme secara seksual merupakan suatu bentuk gangguan mental yang membuat penderitanya mendapat kepuasan saat bisa menyakiti pihak lain.
Tindakan sadis yang dilakukan seperti, mengikat, merantai, memborgol, menggigit, memukul, dan mencambuk.
Berdasarkan penelitian di Emotion Review, sadisme dicirikan memiliki sikap tidak berperasaan, penuh kemarahan, dan empati yang rendah.
Perilaku sadisme seksual yang ekstrem dapat menyebabkan bahaya serius hingga bahkan menjadi penyebab kematian orang lain.
5. Gangguan Masokisme Seksual
Masokisme berkebalikan dengan sadisme. Seseorang yang menderita gangguan ini merasa terangsang secara seksual jika dipukuli, diikat, dipermalukan, atau dibuat menderita.
Seseorang dengan masokisme disorder, jika tidak dapat memenuhi kepuasan seksualnya, akan merasakan kecemasan yang parah, rasa bersalah, rasa malu, dan pikiran obsesif yang ingin terlibat dalam tindakan masokisme seksual.
6. Fetisisme
Fetisisme adalah ketertarikan seksual yang intens terhadap benda mati atau pada bagian tubuh yang secara umum tidak dipandang dapat menimbulkan hasrat seksual.
Beberapa contoh gangguan ini, seperti merasa bergairah saat melihat orang lain dibungkus kain, bergairah terhadap foto kaki, memakai atau menyentuh pakaian dalam wanita, dan lain sebagainya.
7. Gangguan Frotteuristik
Gangguan frotteuristik adalah kelainan seksual yang mendorong seseorang untuk menyentuh atau menggosokkan alat kelaminnya terhadap orang lain tanpa persetujuan untuk mendapatkan kenikmatan seksual.
8. Gangguan Transvestik
Gangguan seksual yang terakhir yaitu gangguan transvestik.
Jenis gangguan ini terjadi ketika seseorang merasa bergairah ketika melakukan cross-dressing atau berpakaian seperti lawan jenis.
Seorang individu dengan gangguan transvestik berisiko mengalami depresi, rasa bersalah, atau malu karena dorongan mereka untuk melakukan cross-dress.
Perasaan tersebut sering kali merupakan akibat dari ketidaksetujuan dari pasangan mereka atau kekhawatiran mereka sendiri tentang konsekuensi sosial yang negatif.
Baca Juga: Mengenal Demiseksual, Ketertarikan Seksual Berdasarkan Kedekatan Emosi
Bagaimana Cara Mengatasi Parafilia?
Sebagian besar kasus parafilia dapat diobati dengan melakukan konseling dan terapi untuk membantu orang tersebut mengubah perilaku mereka menjadi normal.
Melansir dari WebMD, penggunaan obat-obatan juga dapat membantu mengurangi fantasi dan perilaku seksual yang menyimpang.
Dalam beberapa kasus, pasien dapat diresepkan obat dengan kandungan hormon untuk yang sering mengalami perilaku seksual abnormal dan cenderung berbahaya.
Pemberian obat tersebut bertujuan untuk mengurangi dorongan seksual pada penderitanya.
Itu dia ulasan mengenai parafilia, sebuah kondisi mental yang dapat sangat berbahay bila tidak ditangani dengan tepat.
Bila merasa mengalami salah satu jenisnya di atas, segera lakukan konseling dengan ahlinya ya.
- https://psychcentral.com/disorders/pedophilic-disorder-symptoms#what-is-it
- https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/pedophilia
- https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/paraphilias
- https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/exhibitionism
- https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/voyeuristic-disorder
- https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/transvestic-disorder
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554425/
- https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/frotteuristic-disorder
- https://www.webmd.com/sexual-conditions/guide/paraphilias-overview
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4041740/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.