Mammografi Payudara: Biaya, Prosedur dan Risiko Efek Samping
Pemeriksaan mammografi adalah salah satu cara yang cukup efektif untuk mendeteksi kanker payudara.
Tidak seperti pemindaian pada umumnya, mammografi difokuskan untuk melihat jaringan sekitar payudara.
Apa saja persiapan yang perlu dilakukan untuk menjalani prosedur ini? Adakah efek sampingnya?
Yuk, cari tahu lebih lanjut lewat penjelasan di bawah ini, Moms!
Baca Juga: 5 Penyebab Kulit Payudara Gatal dan Mengelupas
Pengertian Mammografi
"Mammografi adalah pemeriksaan payudara dengan sinar rontgen, untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini," jelas dr. Cahyo Novianto, Sp.B.SubBOnk, Dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Onkologi, dari RS Pondok Indah – Puri Indah.
Mammografi atau biasa disebut dengan mammogram sangatlah penting untuk perempuan.
Hal ini diperlukan untuk memantau kesehatan pada payudara dan area sekitarnya.
Prosedur mammografi disarankan apabila terjadi kelainan, seperti kanker, tumor, kista payudara, atau penumpukan kalsium pada jaringan organ tersebut.
Metode pemeriksaan ini berfungsi seperti halnya foto toraks, supaya mendapat objek yang fokus.
Pengambilan gambar dilakukan dari arah atas, bawah, dan samping payudara, dengan menekan organ tersebut menggunakan plat.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi ada/tidaknya bercak, bintik, dan massa pada payudara yang klasifikasinya mengandung kalsium.
Biaya mammografi cukup bervariasi. Umumnya, pemeriksaan ini dikenakan harga mulai dari Rp300.000 hingga Rp1.000.000 lebih.
Banyaknya biaya yang dikeluarkan akan berbeda, tergantung rumah sakit atau klinik yang Moms kunjungi.
Baca Juga: 5 Penyebab Benjolan Kecil di Dinding Pipi Dalam, Jangan Diabaikan!
Prevalensi Kanker Payudara di Indonesia
Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan, kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara.
Dari data tersebut diketahui bahwa terdapat 58.256 atau 16,7% kasus kanker payudara dari total 348.809.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menyatakan, kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk.
Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk.
Kanker serviks (leher rahim) merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak terjadi di Indonesia, yakni sebanyak 32.469 atau 9,3% dari total kasus.
Angka kanker serviks di Indonesia mencapai 23,4 orang per 100 ribu penduduk.
Rata-rata kematian akibat kanker serviks mencapai 13,9 orang per 100 ribu penduduk.
Baca Juga: 10 Fakta Puting Payudara, dari Ukuran hingga Kesehatannya
Waktu Ideal Melakukan Mammografi
Pemeriksaan dengan mammografi dianjurkan untuk dilakukan secara berkala pada wanita usia 40-50 tahun.
Menurut dokter, sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 2 tahun sekali.
Jadi, apabila Moms menemukan benjolan atau massa kecil pada payudara, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan mammografi.
Pemeriksaan ini dapat membantu memastikan ada/tidaknya bercak mikrokalsifikasi, yang dicurigai sebagai keganasan atau kanker.
Nah, pada wanita berusia 50-60 tahun atau sudah pernah menyusui, pemeriksaan payudara melalui mammografi sebaiknya dilakukan setahun sekali.
Mammogram dapat digunakan untuk mendeteksi kanker payudara pada wanita, dengan atau tanpa gejala khas.
Intinya, mammografi atau mammogram adalah kunci dalam mendiagnosis kanker payudara sejak dini.
Baca Juga: Kekurangan Kalsium Saat Hamil, Waspada Risiko Osteoporosis!
Jenis-Jenis Mammografi
Menurut National Cancer Institute, Amerika Serikat, ada 2 jenis mammogram yang umum digunakan untuk mendiagnosis.
Berikut beberapa penjelasan dari setiap mammografi:
1. Skrining Mammografi
Skrining mammografi adalah pemeriksaan pada payudara dengan sinar-X yang digunakan untuk mendeteksi perubahan payudara.
Perubahan baik pada pada wanita yang tidak memiliki tanda atau gejala kanker payudara.
Pemeriksaan mammogram biasanya melibatkan 2 atau lebih gambar x-ray, atau gambar dari setiap payudara.
Gambar x-ray sering kali memungkinkan untuk mendeteksi tumor yang tidak dapat dirasakan.
Screening mammogram juga dapat menemukan mikrokalsifikasi (deposit kecil kalsium) yang terkadang menunjukkan adanya kanker payudara.
2. Diagnostic Mammografi
Diagnostic Mammografi adalah rontgen payudara yang digunakan untuk mendiagnosis perubahan payudara yang tidak biasa.
Gejala yang dimaksud seperti benjolan, nyeri, penebalan atau keluarnya puting, atau perubahan ukuran atau bentuk payudara.
Jenis ini juga digunakan untuk mengevaluasi kelainan yang terdeteksi pada screening mammografi.
Diagnostik adalah alat medis dasar dan sesuai untuk pemeriksaan perubahan payudara, tanpa memandang usia perempuan.
Namun, beberapa tanda ini mungkin juga merupakan tanda dari benjolan yang sifatnya jinak.
Diagnostic mammogram membutuhkan waktu lebih lama daripada skrining mammogram.
Dosis total radiasi akan lebih tinggi karena lebih banyak gambar x-ray diperlukan untuk mendapatkan pandangan payudara dari beberapa sudut.
Baca Juga: Ciri-Ciri Benjolan Berbahaya di Leher dan Payudara
Lokasi Pemeriksaan dan Biaya Mammografi
Disinggung sebelumnya, biaya mammografi akan berbeda dari setiap klinik dan rumah sakit yang menyediakan.
Secara umum, berikut beberapa rentang biaya rumah sakit kanker dari pemeriksaan mammogram:
- Rumah Sakit Dharmais
Pada Rumah Sakit Dharmis, terdapat 4 paket deteksi dini kanker payudara yang bisa Moms pilih.
Paket-paket ini harganya berkisar dari Rp480.000 hingga Rp4,5 juta.
Semakin mahal paket yang kita pilih, pemeriksaanya pun semakin kompleks dan detail.
- Mayapada Hospital Jakarta
Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS) juga menyediakan Paket Skrining Kanker Payudara.
Terdiri dari USG Mammae, yakni Rp880.000 yang berlaku di berbagai cabang rumah sakit.
Sementara itu, paket USG Affinity Breast sekitar Rp1.250.000.
Baca Juga: 7 Pilihan Asuransi Kanker untuk Proteksi Diri dan Keluarga
Kapan Harus Waspada dan Melakukan Mammografi?
Setiap perempuan mulai waspada dan menjadwalkan mammogram ke dokter adalah dengan melihat siklus menstruasi yang Moms miliki.
Seminggu setelah menstruasi Moms berakhir, cenderung menjadi waktu yang ideal untuk mendapatkan mammogram.
Mammografi disarankan untuk dilakukan oleh perempuan yang berusia 40 tahun ke atas.
Bukan hanya soal usia, tapi pemeriksaan ini bisa perlu dilakukan ketika muncul beberapa kondisi pada payudara seperti:
- Nyeri pada payudara
- Adanya benjolan di payudara
- Terdapat penebalan di puting
- Perubahan pada kulit payudara
- Keluar cairan di puting
Pemeriksaan ini pun perlu dilakukan setidaknya setahun sekali khususnya untuk yang memiliki risiko terkena kanker payudara.
Bagi perempuan yang punya risiko tinggi terkena kanker jenis ini, mammografi skrining bisa dilakukan sebelum menginjak usia 40 tahun.
Baca Juga: 12 Manfaat Kunyit untuk Kesehatan, Salah Satunya Optimalkan Kesehatan Jantung
Persiapan Melakukan Mammografi
Dilansir dari John Hopkins Medicine, ini beberapa persiapan untuk melakukan mammografi.
Persiapan ini perlu diterapkan agar prosedur berjalan dengan lancar.
1. Penjadwalan yang Tepat
Payudara bisa lunak seminggu sebelum dan selama menstruasi.
Jadi cobalah jadwalkan mammogram Moms selama satu hingga dua minggu setelah menstruasi dimulai.
Jika Moms memiliki implan payudara, harap beri tahu tenaga medis saat Moms menjadwalkan untuk mammogram.
2. Hindari dalam Keadaan Hamil dan Menyusui
Jika Moms hamil atau berpikir mungkin hamil, silakan periksa dengan dokter dulu ya Moms sebelum menjadwalkan mammogram.
Pilihan lain akan didiskusikan dengan Moms dan dokter.
Ketika Moms sedang dalam masa menyusui, jangan lupa untuk memberi tahu dokter mengenai ini, ya.
3. Jaga Kebersihan Tubuh
Jangan gunakan deodoran, bedak, lotion, atau parfum pada hari pemeriksaan ya, Moms.
Moms harus melepas pakaian dari pinggang ke atas dan berganti menjadi baju pasien.
Loker akan disediakan untuk mengamankan barang-barang pribadi yang Moms punya.
4. Jangan Memakai Perhiasan di Tubuh
Harap lepaskan semua tindikan dan tinggalkan semua perhiasan dan barang berharga di rumah.
Pasien pun tidak diperkenankan untuk memakai perhiasan dan bahan logam yang dipakai dari pinggang ke atas.
Berdasarkan pada kondisi medis Moms saat melakukannya, penyedia layanan kesehatan Moms bisa meminta persiapan khusus lainnya.
Jika Moms sudah pernah melakukan tindakan pemindaian mammografi sebelumnya, disarankan untuk membawa hasilnya ya Moms.
Hasil mammogram sebelumnya bisa dipakai untuk perbandingan dengan hasil yang baru.
Baca Juga: Ibu yang Mengidap Kanker Payudara Ini Tetap Menyusui Anaknya, Ini Kisahnya!
Tahapan Prosedur Mammografi
Ketika Moms melakukan tahapan mammografi skrining ataupun diagnostik, umumnya pasien akan melakukan beberapa tahapan.
Berikut tahapan prosedur alat skrining mammografi:
1. Pengambilan Gambar Payudara
Payudara akan ditempatkan dalam alat rontgen yang disertai kompresor untuk menekan payudara dan mendatarkan jaringan di dalamnya.
Tes mammogram ini pun bisa dilakukan dalam posisi duduk dan juga berdiri, Moms.
Biasanya dokter akan meminta Moms untuk menahan napas ketika payudara ditekan.
Hal tersebut dimaksudkan agar dokter bisa mendapatkan hasil gambar yang lebih jelas serta mengurangi tingkat paparan radiasi.
2. Pemeriksaan Detail Jaringan Payudara
Ketika melakukan mammografi mungkin Moms akan merasa tidak nyaman karena terasa nyeri untuk beberapa saat.
Jika pemindaian memiliki hasil tidak jelas atau ditemukan kelainan, biasanya dokter akan mengulang tes tersebut.
Tak perlu khawatir karena hal ini umum dilakukan dalam tes mammografi.
Pemeriksaan ulang sendiri tidak selalu dilakukan secara langsung setelah hasil rontgen keluar.
Pemeriksaan ulang bisa dilakukan beberapa hari setelahnya.
3. Pasien Tidak Memerlukan Rawat Inap
Pada umumnya, pemeriksaan mammografi sendiri memerlukan waktu sekitar 30 menit.
Namun jika ada prosedur tambahan, biasanya akan memakan waktu lebih lama.
Moms tidak perlu takut mengenai aktivitas yang tertunda.
Secara umum, pasien sudah bisa diperbolehkan untuk pulang dan beraktivitas normal setelah melakukan pemindaian ini.
Namun ketika pasien diberikan suntikan penenang, dokter biasanya tidak memperbolehkan pasien untuk mengendarai kendaraan.
Jadi sangat disarankan untuk datang bersama kerabat atau keluarga untuk menemani dan mengantarkan pulang ya, Moms!
Baca Juga: Kenali Kondisi Mastitis, Payudara Bengkak dan Sakit pada Ibu Menyusui
Efek Samping Mammografi
Kebanyakan wanita merasa tidak nyaman selama proses rontgen yang sebenarnya.
Tekanan pada payudara Moms dari peralatan pengujian dapat menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman, dan itu normal.
Mammogram juga seharusnya tidak menyebabkan efek samping yang mengkhawatirkan atau efek jangka panjang pada jaringan payudara Moms.
Walau begitu, masih ada kekhawatiran soal paparan radiasi yang diakibatkan dari mammogram.
Moms bisa bertanya kepada penyedia layanan kesehatan tentang jumlah radiasi yang digunakan selama prosedur dan risiko yang ditimbulkan.
Sebaiknya catat riwayat paparan radiasi Moms di masa lalu, seperti pemindaian sebelumnya dan jenis sinar-X lainnya.
Baca Juga: Ketahui Mengenai Kehamilan Geriatri, Kehamilan di Usia Lanjut
Paparan radiasi selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir.
Jika Moms perlu melakukan mammogram, tindakan pencegahan khusus akan dilakukan untuk meminimalkan paparan radiasi pada janin.
Begitu juga dengan Moms yang memiliki implan payudara. Implan payudara dapat mencegah visualisasi payudara secara lengkap.
Beritahu dokter kondisi tersebut karena implan payudara dapat menyembunyikan beberapa jaringan payudara.
Mungkin ada risiko lain tergantung pada kondisi medis spesifik Moms.
Pastikan untuk mendiskusikan masalah apa pun dengan dokter sebelum prosedur mammogram dijalankan.
Baca Juga: Payudara Sakit Saat Hamil Berapa Minggu? Simak Jawabannya Berikut Ini!
Demikian penjelasan mengenai mammografi dan persiapan sebelum melakukan pemeriksaan tersebut.
Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan ini secara berkala, guna memastikan kesehatan payudara Moms.
Dengan demikian, apabila nantinya terdapat hal-hal yang berkaitan dengan kanker payudara, Moms bisa segera mendapatkan penanganan sebelum penyakit masuk ke stadium berikutnya.
Jaga selalu kondisi tubuh dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat, ya, Moms!
- https://www.radiologyinfo.org/en/info/mammo
- https://www.cdc.gov/cancer/breast/basic_info/mammograms.htm
- https://www.healthline.com/health/mammography
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/mammogram-procedure
- https://www.cancer.gov/types/breast/mammograms-fact-sheet
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.