16 Juli 2020

Ketahui Pengertian Penularan Penyakit Secara Airborne, Droplet, dan Aerosol

Istilah ini mungkin cukup membingungkan bagi Moms

Setiap harinya peneliti dan ilmuwan terus memperbarui penemuan dan penelitian terkait COVID-19 sebagai cara untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Pada awal Juli 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa COVID-19 tak hanya menyebar melalui droplet atau tetesan air liur, tetapi juga melalui udara atau airborne. Selain itu, WHO juga memberitahukan bahwa virus SARS-CoV-2 mampu bertahan di udara atau airborne aerosol.

Dengan banyaknya istilah yang disebutkan di atas, sebenarnya apa pengertian dari droplet, airborne, dan aerosol? Cari tahu jawabannya berikut ini, Moms.

Baca Juga: Begini Cara Membuat Hand Sanitizer Menurut Panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Perbedaan Airborne, Droplet, dan Aerosol

Meskipun WHO dan pemerintah selalu memberitakan perkembangan penemuan dan istilah baru terkait COVID-19, tetapi masih banyak masyarakat yang masih belum paham apa perbedaan penularan COVID-19 melalui airborne, droplet, dan aerosol.

Agar lebih jelas dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran COVID-19, berikut ini perbedaan dari ketiga istilah di atas.

1. Penularan Airborne

beda penularan penyakit secara airborne, droplet, dan aerosol
Foto: beda penularan penyakit secara airborne, droplet, dan aerosol

Foto: Orami Photo Stock

Penularan patogen transmisi airborne ialah penularan virus melalui udara dari waktu ke waktu oleh partikel kecil, atau dengan kata lain, airborne adalah penularan melalui aerosol dalam jarak jauh.

Mengutip American Animal Hospital Association, misalnya orang yang terinfeksi atau sakit sedang berbicara, batuk, bernyanyi, dan bersin, sehingga mengeluarkan partikel virus meskipun dalam jarak yang tidak terlalu dekat tapi masih dalam satu ruangan.

Jika partikel ini menempel pada hidung, mata, atau mulut, maka bisa ditularkan kepada orang lain.

Pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyebaran COVID-19 melalui airborne sangat mungkin terjadi terlebih di tempat-tempat tertutup seperti gym, studio paduan suara, hingga restoran.

Selain itu, berada di sebuah ruangan tanpa ventilasi bersama banyak orang dalam waktu tertentu juga bisa menularkan COVID-19.

Sehingga, penting untuk selalu membuka jendela agar sirkulasi udara lebih baik dan terhindar dari penyebaran virus lewat udara atau airborne. Berolahraga secara teratur di luar ruangan juga bisa jadi alternatif untuk terhindar dari penularan virus melalui airborne.

Baca Juga: Berkerumun di Ruangan ber-AC, Dapat Meningkatkan Risiko Penularan Covid-19? Cek Faktanya!

2. Penularan Droplet

beda penularan penyakit secara airborne, droplet, dan aerosol
Foto: beda penularan penyakit secara airborne, droplet, dan aerosol (Pixabay.com)

Foto: Orami Photo Stock

Penularan droplet terjadi karena adanya percikan air liur yakni percikan saat bersin, batuk, menguap, hingga berbicara yang mendarat dan mengenai orang lain. Itulah sebabnya, masyarakat diminta menjaga jarak dengan orang lain agar tidak terkena percikan dari orang yang terinfeksi COVID-19.

Pengertian dari droplet atau tetesan air ini berukuran 10 mikrometer sehingga sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Terlebih tetesan tersebut membawa partikel virus yang berbahaya bagi tubuh.

Namun, Moms bisa melakukan pencegahan dengan memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, dan mengganti baju usai bepergian karena tak jarang tetesan tersebut juga mengenai benda-benda lain seperti baju dan tas.

Baca Juga: Kegiatan New Normal dengan Risiko Penularan COVID-19 Paling Rendah ke Paling Tinggi

3. Aerosol

beda penularan penyakit secara airborne, droplet, dan aerosol
Foto: beda penularan penyakit secara airborne, droplet, dan aerosol

Foto: Orami Photo Stock

Menurut First10EM, aerosol merupakan partikel cairan yang menguap di udara. Aerosol berbentuk seperti kabut, atau embun namun susah untuk dilihat dengan kasat mata karena ia juga menyerupai debu dan serbuk sari.

Berbeda dengan droplet yang bentuknya lebih besar dan bisa mendarat di tanah atau permukaan benda lainnya, aerosol berukuran lebih kecil sehingga ia lebih banyak bertahan atau melayang-layang di udara dalam waktu yang cukup lama.

Penularan COVID-19 melalui aerosol biasanya terjadi di ruangan yang pernah disinggahi oleh orang yang terinfeksi COVID-19 sesaat setelahnya.

Menurut jurnal Environmental Research, penyebaran COVID-19 paling banyak ditularkan dari orang yang menguap. Sebab, virus dan bakteri akan lebih cepat berlama-lama dan melayang di udara, sehingga jika tidak menggunakan masker atau menjaga jarak, maka kemungkinannya tinggi untuk tertular dan menularkan COVID-19 pada orang di sekitar.

Itulah pengertian dan perbedaan airborne, aerosol, dan droplet. Kini, Moms harus lebih waspada ketika berpergian atau berada di ruang tertutup. Pastikan selalu melakukan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak agar terhindar dari penyebaran COVID-19.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.